16. END

73 7 0
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Orang yang mengetuk pintu tadi mendobrak pintunya hingga Soobin terjatuh.

"B-berani ya kamu!" Seru Soobin pada Sejin yang tengah duduk lemas jauh darinya, akhirnya cewek itu bebas.

"Jangan bergerak!" Ucapnya sambil menodongkan pistol kearah Soobin.

Sekitar 5 polisi yang bersembunyi kemudian keluar dan menodongkan pistol kearah Soobin.

"M-makasih ya pak." Kata Sejin lalu berjalan kebelakang para polisi.

Tidak panik. Justru Soobin tertawa kencang. "Haduh amatiran." Ucapnya lalu menghajar polisi polisi itu dengan tangan kosong.

Dor! Dor! Dor!

Sayang sekali, satu peluru pun tidak ada yang bisa mengenai badan Soobin.

"Haha! Kalian pikir kalian siapa bisa ngelawan gua?!" Ujar Soobin menggila dengan meninju wajah polisi satu persatu hingga membuat luka parah diwajahnya.

Polisi yang mengetuk pintu tadi diam tak percaya dengan kekuatan Soobin yang bisa menghancurkan wajah dengan tangan kosong. "Ini bohong kan!" Teriaknya lalu berlari keluar rumah.

Tapi Soobin tidak membiarkannya, ia mengejar polisi itu lalu mengambil pistol yang ada ditangannya.

Tangannya sibuk memukul wajah hingga perut korban, dan sentuhan terakhir ia satu persatu menembaki jantung polisi polisi yang bergeletakan dilantai.

Sejin terjatuh lemas, tidak ada cara lain selain mati atau dia akan merasakan neraka setiap harinya.

Soobin terlihat menghela nafas panjang lalu menghampiri Sejin dengan tersenyum. "Tuhkan, bahkan polisi aja nggak mampu ngelawan gua, tapi hebat ya kamu bisa ngehibur gua."

"Bunuh aku sekarang." Sejin berjalan menatap tembok lalu membentur benturkan kepala hingga berdarah.

"Sejin kamu ngapain!" Teriak Soobin lalu berusaha menghentikan Sejin.

"Kenapa? Kamu suka kan kalo aku mati? Bunuh aja sini, aku nggak kuat."

Bukannya berhenti Sejin malah memperkencang benturannya, kepalanya sudah mulai sakit sekarang.

Soobin meletakan telapak tangannya melindungi kepala Sejin dari tembok lalu menariknya. "Nggak, kamu nggak boleh mati sekarang." Ujarnya lalu memeluk gadis itu.

Tanpa sadar Sejin mengambil pistol disaku celana belakang Soobin kemudian menembakkan nya ke arah jantungnya.

"SEJIN! KAMU GILA YA!?" Soobin berteriak teriak kencang.

Namun Sejin malah tersenyum puas. "Aku pergi ya, lupain aku." Ucapnya lemas.

"Nggak kamu nggak boleh mati! Kematian mu harusnya nggak segampang ini! Ayo bangun lagi! Kamu juga udah janji kan nggak bakal ninggalin aku?!"

Perlahan mata Sejin mulai menutup, badannya juga mulai dingin dan pucat.

"Pasti ada cara biar kamu hidup lagi!" Soobin masih tak terima Sejin bunuh diri begitu saja.

Dia ingin mendengar suara jeritan putus asa dari Sejin, bukan seperti ini.


⋆.ೃ࿔*:・

Sudah seminggu sejak kematian Sejin, kini Soobin tengah meminum teh sambil menikmati matahari terbenam dengan seseorang yang ada disampingnya.

"Kamu suka kan sama matahari terbenam? Oh iya, tadi gua bawain puding kesukaan kamu." Ujarnya sambil menatap orang yang ada disamping nya.

Soobin tertawa kecil kemudian menggenggam tangan gadis itu lalu memeluknya. "Kamu nggak akan ninggalin aku lagi kan?..."

"...Sejin..."

Soobin mengawetkan tubuh Sejin kemudian selalu mengajaknya ke tempat yang sepi agar mereka tidak diganggu.

Wajah Sejin pucat pasi, bibirnya putih dan matanya terbuka menatap kosong kearah depan.

Soobin menjadi necrophillia.

Soobin menjadi necrophillia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❥•°❀°•༢

Maaf guys end nya kaya gini, aku nggak bisa buat ending yang seru atau gimana gimana maafin ya😭

Tapi tenang, cerita ini ada part 2 nya, tapi untuk part 2 cuma berkaitan dengan masa lalu Yeonjun, yaitu Nara.

Makasih yang udah baca sampai selesai dan aku berharap kalian enjoy sama ceritanya, walau ceritanya agak cringe atau apa huhu makasih pokoknya.

Love u sekebon guys😘😍🥰❤️❤️❤️❤️❤️

End.

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 | Choi Soobin ① ✔️ 🎉
𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 | Choi Soobin ① ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang