01. Sister Complex

147 10 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Sejin menyendok cake didepannya dengan garpu lalu memandang wajah ketiga sahabatnya dengan tatapan malas.

"Gausah di main mainin gitu cream nya, kalo nggak mau sini biar gua makan" kata Sejin yang sudah muak melihat cake Ryujin yang tak kunjung dimakan.

Sementara Ryujin hanya tersenyum tanpa dosa lalu memakannya.

"Lo kok sekarang jarang sama Felix sih? Biasanya berdua berlarian ke sana kemari dan tertawa sampe ga inget waktu." kata Yeji sambil menyedot jus jambu.

Sejin memalingkan wajahnya menghadap ke arah lain. "ha? K-kata siapa jarang?"

Yuna memegang pundak Sejin. "Putus ya?" Ucapnya to the point.


Gadis itu agak tersentak lalu menoleh kearah Yuna. "Ihh! E-engga-"

"Iyakan?" Satu kata dari Yuna sukses membuat Sejin malas berbohong, karena nada bicara Yuna yang kurang ramah ditelinganya.

"Iya."

Yeji menyemburkan minumannya kearah Ryujin yang tepat duduk didepannya.

"Ih jorok bangsat." umpat Ryujin. Yeji menghiraukannya, lalu menatap wajah Sejin dengan serius.

"Beneran putus? Astaga udah yang keberapa coba!" Cerocos Yeji yang terkejut.

Sejin tersenyum kecut. "Mau gimana lagi, dia nggak kuat sama kelakuan kakak gua."

"Lagi lagi kakak lo?" Tanya Ryujin, Sejin mengangguk.

"Abang lo kek apa sih? kayak nggak niat banget jadi abang." Yeji kini agak kesal.

"Ya kaya gitulah, gabisa diskripsi in kaya gimana, tapi dia tinggi banget kek tiang."

"Ini udah yang kelima kalinya, lo nggak aneh gitu sama kakak lo?" Tanya Yuna.

"Aneh gimana?"

"Ya aneh aja kan, setiap lo pacaran dia kaya nggak suka terus ngancurin percintaan lo." kata Yuna.


Ryujin tertawa terbahak-bahak lalu memukul lengan Yuna pelan. "Nggak usah berbelit-belit gitu dong."

Sejin menaikkan alisnya. "Berbelit-belit gimana?" tanya nya tak paham.

"Intinya abang lo siscon."

"Apaan tuh siscon?"

"Sister complex."

⋆.ೃ࿔*:・

Sejin mencium bau baju Soobin karena ada aroma mencurigakan.

"Kamu ngerokok lagi?" Tanya Sejin yang sedang memasukan baju kotor ke mesin cuci lalu menatap Soobin yang melepaskan baju disampingnya.

"Ha? Enggak tuh." kata Soobin.

"Nggak usah bohong, cium nih." Sejin menempelkan baju berwarna putih itu ke hidung Soobin.

"Gua kira baunya dah hilang." Gumannya.

"Mau dikasih parfum berapa botol juga masih kuat bau rokoknya kalau nggak dicuci" ujar Sejin lalu meletakkan bajunya kedalam mesin cuci.

Sejin menghela nafas kemudian memasukkan deterjen. "Jangan ngerokok kak, bisa ketergantungan terus makin sulit berhenti ngerokok." ucapnya.

"Iya iya, maaf" Soobin menepuk kepala Sejin.

"Nggak usah pegang pegang." Tangan Soobin ditangkis oleh Sejin, sementara Soobin hanya tersenyum gemas.

"Jin, nanti malem ikut gua."

"Kemana?"

"Ke club."

"Bukannya kamu nggak pernah ngebolehin aku pergi ketempat gituan ya?"

Soobin menggaruk tengkuknya yang tak gatal kemudian menatal Sejin. "Pengen nunjukin club itu kaya apa."

"Ngapain kesana?"

"Minta sumbangan. Ya main lah pake nanya!"

"Kalo bisa pergi sendiri kenapa ngajakin aku?" Tanya Sejin lalu berjalan kearah dapur.

Soobin mengikutinya. "Ayolah gua perlu bantuan, nanti gua traktir ke toko kue deh!"

"Hmm, okelah aku juga penasaran. Banyak temenku yang udah dateng ketempat gituan." Sejin mengangguk setuju.

"Jam berapa?" Lanjutnya.

"Nanti jam tujuh, jangan pake pakaian terbuka lho."

"Kakak juga jangan pakaian terbuka" kata Sejin sambil menunjuk Soobin. Lelaki itu lupa memakai pakaiannya.


"Oh iya, Kitty kemana ya kok dari kemarin nggak ada? Padahal dia nggak pernah keluar dari rumah."

Kitty itu kucing berwarna putih-orange peliharaannya yang tidak kelihatan selama dua hari ini.

Soobin nampak kaget lalu berusaha mengontrol wajahnya. "Nggak tahu, main kali ke tetangga."

Sejin mengangguk paham. "Semoga aja nggak hilang." Gumannya.

❥•°❀°•༢

To back continue...

𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 | Choi Soobin ① ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang