08. Pregnant?

73 8 0
                                        

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-


Sejin membuang kotak susu yang baru saja ia habiskan ke tempat sampah, lalu kembali duduk di samping Yeji yang sedang asyik mengunyah kue kering yang ia beli di kantin tadi.

Yeji melirik Sejin sekilas. "Pacar lo mana? Kok nggak jemput?" tanyanya sambil terus mengunyah.

Sejin menghela napas pelan. "Lagi sibuk, jadi nggak bisa jemput," jawabnya seadanya.

Yeji mengangguk paham, lalu tiba-tiba matanya menangkap sesuatu di leher Sejin. Ia menyipitkan mata, memperhatikan lebih jelas. "Eh, Jin… itu apaan di leher lo? Kok kayak ada bekas gitu?" tanyanya sambil menunjuk leher Sejin.

Sejin spontan menegakkan tubuhnya, lalu buru-buru menutupi lehernya dengan rambut. Jantungnya berdebar. Ia tahu persis apa yang dimaksud Yeji.

Akhir-akhir ini, entah kenapa, Soobin sering menciuminya, terutama di bagian leher, sampai meninggalkan bekas. Sejak malam sepulang dari bioskop itu, cowok itu jadi jauh lebih agresif dari biasanya.

Sejin berdeham, mencoba terlihat santai. "A-anu… digigit nyamuk, hehe," katanya canggung.

Yeji mengernyit. "Tapi kok kayak bekas ci—"

"Dibilang digigit nyamuk!" potong Sejin cepat, suaranya sedikit meninggi.

Yeji langsung terdiam. Matanya membesar melihat perubahan ekspresi Sejin. "O-oh, nyamuk ya… Iya, iya… nyamuk…" katanya buru-buru, memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut karena nada suara Sejin barusan terdengar… agak menyeramkan.

Demi mengalihkan suasana, Yeji langsung mengganti topik. "Btw, gimana hubungan lo sama pacar lo? Terus si mantannya itu masih ngeganggu?"

Sejin menghela napas. "Kemarin gue sempet marah sama dia. Terus dia janji nggak bakal ngulangin lagi."

Yeji menatap Sejin dengan tatapan skeptis. "Jangan gampang percaya, Jin. Semua cowok tuh sama aja. Mentang-mentang ganteng, lo kira dia setia? Walaupun itu mantan, kalau lo nggak tahu, pasti dia selingkuh juga!"

Sejin menaikkan satu alis. "Emang iya?"

"Iya! Percaya deh, gue udah pengalaman!" kata Yeji penuh keyakinan.

Sejin melipat tangan di dada, menatap sahabatnya dengan ekspresi malas. "Pengalaman dari mana? Lo aja jomblo terus."

Yeji mendengus. "Eh, nggak usah nyinggung masa lalu!"

Sejin terkekeh, namun detik berikutnya Yeji menatapnya serius. "Oh iya… abis sekolah nanti lo ada acara nggak?" tanyanya.

Sejin mengangguk. "Ada."

"Yah, kemana? Padahal gue mau ngajak lo sama Ryujin ke rumah nenek gue," kata Yeji dengan nada kecewa.

"Gue mau ke rumah Yuna. Udah seminggu dia nggak masuk, gue takut ada apa-apa. Sekalian mau minta maaf soal pacarnya."

Yeji mengernyit. "Pacarnya? Kenapa lagi?"

Sejin menghela napas. "Ya gitu, cowoknya aneh. Terus Yuna malah mikir gue mau ngerebut pacarnya."

"Hah?! Emangnya lo sebegitu desperate-nya?" Yeji melotot kaget.

"Nah, kan! Itu juga yang gue pikirin! Tapi Yuna nggak percaya."

𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 | Choi Soobin ① ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang