-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
Sejin mendapati dirinya dengan keadaan diikat dikursi lalu menatap sekelilingnya. Ia berada diruangan yang cukup gelap.
"Akhirnya bangun juga, Udah tiga hari kamu nggak sadar."
Cewek itu menoleh kesumber suara, melihat Soobin yang duduk disofa sambil menopang dagu.
"N-ngapain lo bawa gua ke sini!?" Teriak Sejin meronta-ronta, ia mengingat apa yang dikatakan Beomgyu tadi malam yang membuatnya sangat ketakutan sekarang.
"kok kasar sih? Biasanya manggilnya aku-kamu an." Soobin tersenyum kecil lalu berdiri dan mengusap wajah Sejin kemudian menamparnya hingga pipinya berdarah.
"Kayaknya kamu udah tau banyak ya?"
Sejin melotot, wajahnya perih sekarang. "S-sakit."rintihnya.
"Udah sejauh mana yang kamu ketahui?" Tanya Soobin.
Tapi Sejin tetap saja tidak mau menjawab pertanyaan nya.
"Bukannya kamu sendiri yang bilang kalo orang nanya itu dijawab, nggak sopan bang-NGET!" Soobin memukul wajah Sejin hingga cewek itu terjatuh dengan keadaan yang masih diikat.
Ia kesulitan membalikan posisi badannya, tangan dan kakinya diikat kencang hingga membuatnya tak bisa bergerak. "Sakit.." rintih Sejin.
Soobin tertawa kecil kemudian mengembalikan posisi Sejin dengan semula. "Kamu tenang aja Jin, gua gak akan mbunuh lo kok. Karena gua sayang banget sama lo."
Hening. Tidak ada sahutan dari Sejin karena gadis itu melamun sambil memandang kosong kearah depan.
"Kita bakal selalu bersama kok Jin, aku udah nyingkirin Arin. Aku udah bedah tubuh Arin tapi nggak ada janin diperutnya." Soobin mengambil tubuh perempuan yang tergeletak disamping sofa lalu menjatuhkannya didepan Sejin.
"Tuh kan nggak ada, dia bohong. Aku nggak ngehamilin dia kok."
Sejin menatap mayat Arin yang mengenaskan, perutnya dibedah hingga isi perutnya kosong. Sejin mulai berpikir, jika Arin disiksa seperti ini bagaimana dengannya nanti?
"Kamu kangen nggak sama mama dan papa?" Tanya Soobin lalu memutar kursi Sejin menjadi menghadap ke belakang.
"Itu mama sama papa, udah aku bawa kesini jadi kamu nggak perlu sedih lagi." Soobin mencekam wajah Sejin memaksanya untuk melihat karya nya.
Banyak sekali mayat yang dipaku di dinding dengan tubuh yang tidak lengkap. Kebanyakan isi perut mereka tidak ada, tak hanya orang tuanya, bahkan mantan mantannya dulu juga berada disini.
"Eh kamu ngeliatin mantan kamu? Jangan gitu aku bisa cemburu."
Gila. Soobin memang benar benar gila. Dia bahkan menjadikan mereka sebagai pajangan.
"P-psikopat gila!" Ujar Sejin, air matanya mengalir deras saking takutnya dengan Soobin.
Mendengar itu Soobin malah tertawa terbahak-bahak. "Iya gua emang gila, dan ini karena kamu."
"Makasih ya Jin, dulu kamu baik banget sama gua. Sebelum itu gua pikir dulu gua harus bunuh diri karena nggak kuat, papa gua juga jarang pulang dan nggak tahu apa yang dilakuin sama istrinya ke gua."
"Tapi berkat kamu gua nggak jadi bunuh diri. Kata papa, kamu yang bikin dia jatuh hati sama mama mu."
Sejin membulat kan matanya sempurna, andai saja waktu bisa ia ulang, dia tidak akan berbaik hati pada Soobin sedikitpun dan akan membiarkannya mati bunuh diri.
"... Jadi b-buat apa k-kamu mbunuh papa sama mama?"
"Buat apa lagi kalau bukan buat kamu. Waktu itu gua bilang kalo gua suka sama lo, dan Mereka nggak izinin kalo gua suka sama lo, kalo enggak papa bakal bawa gua jauh dari lo, jadi karena kesel aku bunuh mereka terus malsuin kematian mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 | Choi Soobin ① ✔️
RomanceSoobin, cowok dengan banyak rahasia yang orang orang terdekatnya tidak tahu. "Soobin itu bener bener nggak waras." "Dia lebih gila daripada gua, jadi hati hati." enjoy with the story!!🫶🏻