-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
Sudah sore, Sejin berjalan keluar dari gerbang sekolah dengan wajah kusut. Dia baru saja kena razia karena membawa makeup ke sekolah dan dihukum untuk membersihkan toilet.
"Jin, ditungguin cowok di depan tuh! Keren banget, gila!" Ryujin berlari menghampiri Sejin dengan wajah penuh semangat.
"Ha? Masa sih?" tanya Sejin setengah tidak percaya, merasa ada yang aneh.
Ryujin mengangguk mantap. "Tadi dia nanya ke gue, 'Kenal Sejin nggak?'
"Nggak mungkin Soobin kan?" pikir Sejin dalam hati, tapi entah kenapa dia merasa ada yang berbeda.
Saat mereka sampai di depan sekolah, Sejin langsung melihat Soobin yang sedang duduk santai di depan motornya sambil main handphone.
"Itu cowoknya!" Ryujin menunjuk ke arah Soobin dengan senyum nakal.
Sejin hanya bisa tersenyum canggung. "Oalah."
"Cowok lo?" tanya Ryujin sambil menahan tawa.
"Bu... iya! Iya, cowok gue!" sahut Sejin dengan sedikit terburu-buru, lalu tersenyum malu.
Ryujin tertawa kecil. "Ea, yaudah sana pulang! Hati-hati kalo ketahuan kakak lo. Gue masih ada ekskul."
Sejin mengangguk canggung, matanya masih tertuju pada Soobin yang sedang menunggu.
Sejin segera mendekati Soobin. "Ngapain kesini?" tanya Sejin, matanya penuh tanya.
Soobin melirik adiknya sejenak, lalu memasukkan handphone ke saku celananya. "Njemput kamu."
"T-tumben?" Sejin masih merasa heran.
Soobin mengangkat bahu santai. "Pengen aja." Soobin lalu memakai helmnya dan menaiki motornya. Mesin motor pun menyala.
Sejin melangkah menuju jok belakang motor. "Emm... pudingnya mana?" tanya Sejin sambil duduk di belakang.
"Oh iya, lupa!" Soobin mengangkat alis. "Tapi bohong, ada di rumah, udah gue taruh di kulkas."
Sejin langsung memukul punggung Soobin dengan geli. "Bikin kaget aja, dih!"
Soobin hanya tertawa, sambil menyalakan motor dan melaju pelan.
Sejin teriak agak keras karena takut Soobin nggak denger. "Kak, lain kali nggak usah jemput nggak apa-apa!"
Soobin menoleh sedikit. "Enggak kok, tadi kamu cepet keluar."
Sejin bingung. "Ha? Apanya yang keluar?"
"Iya Jin," jawab Soobin sambil tertawa.
Sejin langsung memukul punggung Soobin untuk kedua kalinya. "NGGAK JELAS BANGET!"
Soobin hanya tertawa geli. Padahal dia memang tidak mendengar dengan jelas apa yang Sejin katakan.
"Mampir supermarket bentar, mau beli bahan buat makan nanti." Soobin berteriak dengan suara yang sedikit lebih keras.
"Okee," jawab Sejin dengan antusias, tapi sedikit bingung.
⋆.ೃ࿔*:・
Soobin mengambil troli belanja lalu mulai berjalan menyusuri lorong supermarket, sementara Sejin mengekor di belakangnya dengan langkah santai.
"Kalau mau jajan, ngambil aja," ujar Soobin tanpa menoleh, matanya tetap tertuju pada rak sayuran.
"Beliin kue ya nanti," pinta Sejin dengan suara ceria, berharap Soobin mengabulkan permintaannya.
Soobin mengangguk tanpa melihat ke arah Sejin. "Iya, iya."
![](https://img.wattpad.com/cover/262652689-288-k661996.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 | Choi Soobin ① ✔️
RomansaSoobin, cowok dengan banyak rahasia yang orang orang terdekatnya tidak tahu. "Soobin itu bener bener nggak waras." "Dia lebih gila daripada gua, jadi hati hati." enjoy with the story!!🫶🏻