11. Yeonjun

48 7 0
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Pagi pagi Sejin sudah kehilangan semangatnya ketika memasuki kelas, melihat cowok gabut yang duduk sembari bermain kartu dengan teman temannya.

"Oh? Pagi Naraa, pagi pagi gini nggak baik lho kalo cemberut gitu. Senyum dong." Ucap cowok itu ketika melihat Sejin yang berada diambang pintu lalu tersenyum kecil.

Saat dipanggil dengan sebutan 'Nara' Sejin bergidik ngeri, karena tidak ada yang memanggilnya seperti itu. Bahkan namanya saja tidak terselip kata 'Nara' didalamnya.

Sebagai jawaban Sejin hanya berdehem malas, ia bingung bagaimana dia bisa meletakan tasnya jika cowok itu berada dibangkunya.

"Sejin sini!" Panggil Yeji yang duduk dipojokan.

Sejin segera menghampirinya. "Dia kok udah masuk! Kenapa lo nggak ngasih tau gua!?" Serunya kesal.

Yeji menggaruk kepalanya. "M-maaf Jin, dia bilang nggak boleh ngasih yau siapa siapa kalo dia udah masuk sekolah."

Sejin menghela nafas panjang kemudian duduk disamping Yeji. "Jadi neraka kehidupan sekolah gua." Gumannya pasrah.

Cowok itu preman sekolah yang diskors dari sekolah karena berkelahi dengan kelas sebelah sampai patah tulang.

Tak lama Ryujin datang dengan senyuman bersinar sambil memakan permen. "Pagi!" Teriaknya semangat.

"Wih, Ryujin dah lama nggak ketemu." Kata cowok itu.

"Yeonjun? Udah selesai waktu skors lo?" Tanya Ryujin semangat.

Yeonjun hanya tersenyum sebagai jawaban kemudian melanjutkan kegiatannya.

"ANJING GUA KALAH LAGI!"

Terlihat senyum puas diwajah Yeonjun. "Beliin coca cola cepet." Perintahnya pada temannya yang bermain kartu dengannya.


⋆.ೃ࿔*:・

"Wajahnya jangan cemberut terus dong." Yeonjun merangkul pundak Sejin sambil berjalan menuju ruang guru karena Yeonjun memintanya untuk mengumpulkan tugas sekolah.

Sejin tersenyum singkat lalu mempercepat langkahnya, Sejin heran cowok ini meminta mengumpulkan tugasnya tapi dia juga ikut mengantar.

Setelah ia sudah sampai ruang guru, Sejin masuk dan Yeonjun menunggunya di luar.

"Permisi, Pak mengumpulkan tugasnya Yeonjun."

Guru itu mengangguk lalu meletakan buku Yeonjun di mejanya. Kemudian Sejin berjalan keluar.

"Udahkan? Ayo ikut gua ke kantin."

Mau tidak mau Sejin mengikuti perintah Yeonjun dengan terpaksa. Sejak naik kelas 12 Yeonjun sukses membuatnya menjadi babu permanen karena Yeonjun pernah memergokinya mengikuti kakak kelasnya dulu, padahal Sejin berniat menyerahkan surat dari temannya untuk kakak kelas itu dan Yeonjun salah paham jadi Sejin tidak ingin Yeonjun menyebarkan kesalah pahaman itu.

"Pesenin makan Ra, ramen dua mangkuk sama bobanya dua." Yeonjun duduk di bangku kantin dan menyuruh Sejin memesankan makanan untuknya.

"Dikira gua pelayan restoran apa!?" Gumannya lalu berjalan memesan makanan.

Setelah beberapa menit Sejin membawakan pesanan Yeonjun ke bangkunya. "Nih." Ucapnya lalu hendak berjalan pergi.

𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 | Choi Soobin ① ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang