-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
Baru saja Sejin membuka pintu rumahnya Soobin sudah berdiri didepan pintu sambil bersedekap dada menunggunya.
"Kamu tau ini jam berapa hm?"
Sejin panik sebelumnya dia tidak pernah pulang larut malam seperti sekarang.
Gadis itu mencari alasan yang tepat. Mana mungkin dia menjawab jujur kalau dia habis dari rumah Yuna untuk merawat Yuna?
Yuna juga bilang itu rahasia mereka berdua."Da-dari rumah neneknya Yeji, tadi dia ngajakin pas pulang sekolah."
Gawat dia asal bicara karena teringat ajakan Somi tadi.
"Di telfon nggak aktif, hp kamu kemana?"
Sejin segera mengeluarkan handphone nya dari dalam tas, "hp nya mati, nge drop." Jawab Sejin seadanya.
"Oh? Tapi nggak biasanya kamu main pake seragam gitu?"
"Tadi.. gara gara Yeji pengen cepet cepet ketemu neneknya."
Soobin hanya mengangguk. "Masuk."
Sejin masuk kedalam rumah lalu mengganti pakaiannya, setelah mengganti pakaian dia pergi kedapur untuk mencari makan.
"Kak nggak ada makanan? Hari ini kan giliran Kakak yang masak."
Soobin menggeleng. "Nggak ada makanan, tapi ada ini." Soobin menunjukan kue coklat yang ukurannya lumayan besar.
"Wah, tumben banget mbeliin?" Tanya Sejin semangat lalu berjalan kearah kue nya.
Tapi Soobin tidak membiarkan adiknya semudah itu, dia menarik tangan Sejin lalu menjatuhkannya dilantai dan menindihnya.
"Lagi!?" Gumannya terkejut.
Soobin mencium bibirnya lalu memeluk badan kecil Sejin. "Emh"
"Engh.. ja-jangan di leher! Yeji udah liat bekasnya!" Sejin mendorong kepala Soobin yang hendak meninggalkan bekas dilehernya.
"Kenapa? Ini hukuman, ini juga tanda kalau kamu udah jadi milik Aku. Lagian kita pacaran."
"Kak! kita itu saudara! Inget itu, jangan kayak gini. Ini nggak bagus."
Sejin juga menyadarkan dirinya sendiri, dia tahu ini sangat salah.
Soobin langsung menghentikan aktivitas nya lalu memandang wajah Sejin. "Mama sama Papa kita udah nggak ada Jin, apa salahnya sih?"
"T-tapi itu bukan berarti kita boleh kaya gini! Sewajarnya aja dong." Kata Sejin yang merasa tak nyaman jika ia diserang secara tiba tiba seperti ini.
"Mama papa kita udah cerai sebelum kecelakaan itu." Soobin tak mau kalah.
"Gitu ya? Jadi selama ini aku udah lupa ya? Oh enggak, aku yang berusaha buat ngelupain."
Sejin hanya diam tak membalas apa yang dikatakan Soobin. "Kita boleh kok kaya gini, aku sayang banget sama kamu. Kita juga pacaran kan?" Lanjut Soobin.
Sejin memalingkan wajahnya lalu menutup setengah wajahnya dengan salah satu tangannya. "Kamu nggak pernah n-nembak aku."
Seketika Soobin tersenyum. "Kamu mau jadi pacarku?"
⋆.ೃ࿔*:・
Sejin berdiri didepan apartemen Yuna, menunggu tuan rumah membukakan pintu. Sejin membawa beberapa paper bag ditangannya.Tak lama Yuna membukakan pintu lalu memandang wajah Sejin. "Masuk Jin." Suruhnya.
Kondisi Yuna sudah tidak seperti sebelumnya, gadis itu mau sudah mau bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 | Choi Soobin ① ✔️
Lãng mạnSoobin, cowok dengan banyak rahasia yang orang orang terdekatnya tidak tahu. "Soobin itu bener bener nggak waras." "Dia lebih gila daripada gua, jadi hati hati." enjoy with the story!!🫶🏻