Menurut Dia Gue Aneh

625 132 25
                                    

Don't forget to hit the star button and leave some comments. Ok?


---


Jisung menumpukan dagunya diatas tangan. Bosan mendengar obrolan Felix dan Seungmin tentang pacar mereka. Apalah daya dirinya yang jomblo...

Mungkin karena dirinya yang merasa bosan sampai tidak memperhatikan topik pembicaraan, ternyata mereka berdua sekarang mulai membicarakan dirinya.

Felix menyenggol tubuh Jisung. "Ka! Inget nggak cewek yang waktu itu nempelin Post-It di buku lo?".

Jisung mengerutkan keningnya bingung. Cewek? Sejak kapan ada perempuan yang menempelkan Post-It untuk dirinya?

"Itu loh... Yang nulis 'Hai Arka'," Kata Seungmin sambil menaik turunkan alisnya.

"Oh, yang itu. Itu cowok, bukan cewek," Jawab Jisung santai.

"COWOK!?".

Jisung refleks menutup dua telinganya dengan tangan. Dua manusia ini memang tidak baik untuk kesehatan telinga.

"Iya. Cowok,".

"Lo udah tau siapa orangnya?" Tanya Felix dengan semangat. Ia selalu senang mendengarkan 'kisah cinta' Jisung. Maklumlah, bocah siluman tupai yang merangkup menjadi sahabatnya itu jarang berkecimpung di dunia asmara. Wajar kalau teman-temannya excited.

Jisung menggeleng singkat. "Belum,".

"Terus lo tau dari mana?".

"Gue merhatiin surat-surat yang dia kasih. Dan kayaknya dari gaya tulisan sama pemilihan kata, dia itu cowok,".

"Wait! Surat-surat!?".

"Iya... Dia udah ngasih gue surat beberapa kali...". Jisung tersenyum tipis setelah mengatakan itu. Surat-surat itu seperti punya tempat khusus di hatinya. Semacam soft spot, mungkin...?

"Lo sadar nggak sih kalau dia itu jadul banget? Maksud gue, ini udah tahun berapa coba? Dan dia masih pake surat? Orang yang pdkt sama gue aja lewat secreto kalau nggak mau ketahuan," Kata Seungmin panjang lebar. Mengeluarkan semua pikiran yang ada di otaknya.

Berbeda dengan Seungmin yang menganggap itu jadul, Felix malah tampak lebih antusias. "Itu sweet tau, Dit! Rasanya kayak nostalgia zaman gue SMP di Aussie,".

"Gue juga dikasih cheese cake minggu lalu sama orang itu,".

"APA!?".



Dan disinilah Jisung sekarang. Berjalan menuju lokernya bersama Seungmin dan Felix setelah mereka berdua memaksa untuk mengecek loker. 'Siapa tau ada suratnya lagi,' kata mereka.

Sebenarnya, itu sama sekali bukan kebiasaan Jisung. Selama ini ia menemukan surat-surat itu tanpa sengaja, bukan karena dicari-cari. Lagian, Jisung juga tidak pernah menanti-nanti surat dari 'orang itu'.


Didekat lokernya, Jisung menghentikan langkahnya. Jisung menatap salah satu pembuat onar di sekolah itu dan bertanya dengan dingin, "Lo ngapain di loker gue?".



---



Di depan loker Jisung yang sudah ia buka, Hyunjin menimbang-nimbang apakah ia harus memberikan 'sesuatu' kepada Jisung minggu ini, atau tidak.

Ia tidak peduli dengan tatapan beberapa murid yang melewatinya. Paling-paling juga mereka mengira Hyunjin hendak menghancurkan loker Jisung. Sama seperti yang ia biasa lakukan kepada loker beberapa murid sekolah ini yang berani cari perkara dengannya.


"Lo ngapain di loker orang?".


Nada bertanya itu terkesan dingin. Jauh berbeda dengan nada sehari-harinya yang terkesan riang. Tapi Hyunjin tau itu siapa.

Dengan memasang wajah minim ekspresi demi menghindari pertanyaan-pertanyaan lanjutan, Hyunjin menjawab, "Nggak ngapa-ngapain,".

Tapi bukan Jaemin namanya kalau berhenti bertanya tanpa mendapatkan penjelasan apapun. Ia pun kembali menghujani Hyunjin dengan pertanyaan. Namun kali ini dengan nada riang seperti biasanya.

Mendapat ribuan, bahkan jutaan pertanyaan dalam waktu satu menit akhirnya membuat Hyunjin jengah juga. "Stop, Lan. Iya, gue emang mau ngasih Arka," Jelas Hyunjin setengah hati. Separuh dari dirinya tidak rela kalau teman-temannya harus tau hal itu.

Jaemin tampak shock dan terluka untuk sesaat, kemudian tertawa. "Wah, berarti bener firasat gue! Lo emang naksir si Arka," Kata Jaemin dengan suara lantang.

Refleks Hyunjin membekap mulut Jaemin. "Lo kalo ngomong toa-nya ditinggal di rumah aja bisa nggak?".

Jaemin melepaskan diri dari bekapan Hyunjin dan kembali tertawa.

"Terus gimana pdkt lo? Lancar? Udah jalan bareng belum? Soalnya kayaknya lo udah naksir dia dari hari pertama masukan sekolah. Iya, nggak? Pas gue ngasih tau lo yang mana Arka,".

Hyunjin tampak terkejut sesaat, namun dengan cepat mampu mengembalikan ekspresinya menjadi lebih 'Hyunjin'. "Ekhem. Lo... Sadar?".

"Sadar, lah," Kata Jaemin sambil bersandar disalah satu loker. "Gue itu peka,".

"Jadi gimana hubungan lo sama dia? Jangan bilang nggak ada kemajuan?" Tanya Jaemin.

Hyunjin mengendikkan bahu. "Selama ini gue cuma ngirim surat sama barang kecil. Anggep aja nggak ada kemajuan,".

"Surat!?". Jaemin menatap Hyunjin dengan horor. "Itu aneh tau, nggak?! Harusnya lo minta nomernya sama gue. Gimana kalo dia mikir lo itu freak!?".


Iya juga...


---


Setelah berhasil menyingkirkan adik kelasnya yang katanya seorang secret admirer dirinya, Jisung membuka lokernya. Felix dan Seungmin sudah pergi karena, sialnya, Felix mendapat panggilan alam.

Ia sebenarnya tau kalau kemungkinan besar tidak ada surat dari 'orang itu', tapi tidak ada salahnya mengecek, bukan?

Saat ia buka, ada kotak hadiah yang langsung ia singkirkan. Itu pasti dari adik kelas yang tadi.

Dan disana, di pojok lokernya, ada kertas putih yang terlipat.


'Gue aneh, ya?'.


Ia diam, berusaha mencerna pertanyaan itu sebelum akhirnya tertawa kecil alih-alih mengerutkan kening karena bingung.

"Iya. Lo aneh. Tapi anehnya, gue nyaman," Gumam Jisung.



Disana, dua langkah di belakang Jisung, ada Hyunjin yang berpura-pura mengikat tali sepatu hanya demi melihat respon Jisung.


---



Yang kangen Hyunjin mana suaranya...? Serius aku kangen banget 😭😭

Oh ya, aku bakal hiatus dulu buat publish Tentang Dia sepanjang Ramadhan. Jadi... See u after Ramadhan, maybe? :D

Anw, thanks for reading...

With Luv,

Felly

[12042021-14:30]

Tentang Dia [HyunSung]Where stories live. Discover now