Don't forget to hit the star button and leave some comments. Ok?
Enjoy...
---
Hyunjin mengemudikan mobilnya dengan santai, bahkan cenderung lambat. Hari ini ayahnya sedang ada di rumah. Dan fakta kalau ibunya sedang konser di luar kota membuatnya semakin malas pulang dan berbagi atap dengan ayahnya itu. Toh kalaupun dia pulang ayahnya tetap sibuk sendiri. Sibuk dengan perempuan-perempuan yang menelponnya dengan nada manja yang menyebalkan.
Hyunjin mendecih secara tidak sadar. Selalu menyebalkan kalau mengingat-ingat semua itu. Ayahnya cerdas. Buktinya ayahnya bisa menjalankan dan memimpin perusahaan yang diwariskan kakeknya dengan sangat baik. Mampu membuat perusahaan itu menjadi raksasa. Tapi anehnya, ayahnya tidak cukup pintar untuk menyadari kalau perempuan-perempuan itu hanya mengincar uang ayahnya dan perlahan-lahan menghancurkan ayahnya. Hyunjin bahkan kadang takut jika tiba-tiba ayahnya dibunuh oleh salah satu perempuan-perempuan itu demi uang.
Ia menggelengkan kepalanya, berusaha menyingkirkan semua pikirannya. Harusnya ia tidak perlu peduli. Harusnya ia fokus untuk menjaga dan membahagiakan ibunya. Juga mungkin... Jisung? Fokus untuk mendekati Jisung, mungkin?
Mobil Hyunjin berhenti di lampu merah. Mata Hyunjin langsung memerhatikan sekelilingnya. Berusaha membunuh rasa bosan menunggu lampu merah yang berdurasi 160 detik.
Kebetulan macam apa lagi ini? Persis di sebelah mobilnya, Jisung berjalan di tempat pejalan kaki. Berjalan dengan santai lalu memasuki sebuah toko yang terletak tidak jauh setelah lampu merah.
---
KLING!
Lonceng diatas pintu itu berbunyi ketika Jisung mendorong pintunya. Indra penglihatannya langsung disambut dengan bunga yang berwarna-warni. Iya, Jisung sekarang sedang berada di toko bunga.
"Mentari?". Wanita itu tampak terkejut sesaat, namun segera tersenyum lebar. "Sudah lama kamu nggak kesini... Gimana kabarmu, Nak?".
Jisung memeluk balik wanita yang hampir menyentuh usia paruh baya itu. "Mentari baik, Tan. Tante Gisel gimana kabarnya?".
"Tante juga baik,". Tante Gisel tersenyum. "Kamu mau beli bunga?".
Jisung mengangguk.
"Mau beli bunga apa?" Tanya Tante Gisel, selaku pemilik toko bunga.
"Bucket bunga kayak biasa aja buat Ayah," Jawab Jisung.
Setelah mengiyakan dan meminta Jisung untuk menunggu sebentar, wanita itupun pergi untuk merangkai bunga pesanan Jisung.
"Arka?".
Merasa namanya disebut, Jisung menolah. Disana, sekitar 2 meter di belakangnya, ada Hyunjin yang tersenyum menatapnya. Jisung membalas senyum tipis Hyunjin dengan senyum yang lebar. "Hai, Gio! Lo kok ada disini juga?" Sapa Jisung sambil berjalan mendekati Hyunjin.
YOU ARE READING
Tentang Dia [HyunSung]
Fanfiction[END] Tentang Agio Hyunjin Pratama, si pembolos sekolah nomor 1 sekaligus pembalap malam tersohor, yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Arkananta Jisung Mentari, ketua kelas yang membenci pembolos. "Lo kalo ngeliat Gio nggak bakal nyangk...