Don't forget to hit the star button and leave some comments. Ok?
Enjoy!
---
Hyunjin memacu motornya dengan kecepatan yang tergolong lambat. Hanya 40 km/jam. Tujuannya sekarang adalah arena. Ada beberapa geng yang akan turun di arena Chenle. Dan salah satu diantaranya akan turun melawan Hyunjin.
Arena Chenle memang terbuka untuk umum. Siapa saja bisa memakainya, asalkan sudah reservasi sejak 1 hari sebelumnya. Jadi tidak mesti yang turun di arena akan melawan gengnya Hyunjin.
Sambil mengendarai motor hitamnya, ia melirik sekilas ke arah jam tangannya. Pukul 20:15. Sebenarnya masih terlalu dini untuk ke arena. Tadi setelah makan malam, ia langsung pamit kepada Seulgi, ibunya, untuk pergi balapan tanpa melihat jam terlebih dahulu.
Iya. Hyunjin selalu pamit kepada ibunya sebelum pergi balapan. Aneh, kan? Teman-temannya selalu mengatakan kalau ia terlalu 'nekat'. Tapi toh, ibunya mengizinkan saja. Kata Seulgi, asalkan Hyunjin bisa berjanji pulang dalam keadaan hidup dan utuh, ia boleh saja balapan. Terdengar mudah, bukan? Padahal sebenarnya itu lumayan sulit. Harus cepat, tapi aman. Harus menang, tapi harus tidak membuat lawan marah agar tidak terjadi baku hantam.
Beruntung sampai detik ini dia berhasil menepati janji itu.
Membicarakan janji, Hyunjin baru ingat kalau secara tidak langsung ia pernah berjanji untuk membuatkan Jisung cheese cake saat ulang tahunnya nanti. Tau bagian bodohnya? Bagaimana Hyunjin bisa tau Jisung suka cheese cake-nya atau tidak kalau selama ini Jisung saja tidak tau kalau yang mengiriminya surat-surat konyol itu Hyunjin?
Hyunjin tersadar dari lamunannya. Dimana dia sekarang?! Lingkungan sekitarnya sekarang terasa asing, walaupun Hyunjin tau ia masih di kota yang sama.
Dan Hyunjin akhirnya sadar ia ada dimana sekarang. Ia berada di jantung kota. Taman kota, lebih tepatnya.
"Sialan! Pasti gue lurus terus tadi. Harusnya belok kanan di lampu merah kedua," Gumamnya. Ia sendiri kurang yakin apakah tadi dia menerobos lampu merah atau tidak.
Terlanjur berkendara sampai taman kota, Hyunjin pun memilih untuk memarkirkan motornya disana. Mungkin merenggangkan kaki sebentar di taman tidak buruk.
Taman ramai. Walaupun tidak seramai malam Minggu, tentunya. Tetap ada pasangan-pasangan yang mengumbar kemesraan, keluarga-keluarga yang semacam sedang 'berpiknik', dan mungkin semacam turis dalam negeri? Mengingat kotanya memang lumayan sering dijadikan destinasi wisata.
Tungkai Hyunjin melangkah tanpa tujuan. Hanya mengikuti alur jalan setapak jni. Sepertinya hanya dia satu-satunya pengunjung taman yang datang sendiri dan tidak memiliki tujuan.
Langkahnya akhirnya membawa Hyunjin ke semacam live stage kecil di tengah taman. Biasanya ada remaja-remaja yang melakukan pertunjukan kecil-kecilan disana. Seperti sekarang, contohnya.
Hyunjin duduk di salah satu bangku di dekat stage. Mungkin mendengarkan beberapa lagu sebelum ke arena? Masih pukul 20:49. Arena masih belum buka karena café nya Chenle masih buka. 'Kasian pengunjung café kalau sepanjang makan ada suara mesin mobil sama motor,' Kata Chenle saat ditanya kenapa arena baru dibuka pukul 22.
Hyunjin mengeluarkan ponselnya dan mulai mengecek akun-akun media sosialnya.
Atensi Hyunjin teralihkan ketika mendengar lagu Wonder dibawakan di panggung sana.
Hyunjin mengernyit. Yang di panggung sana, yang sedang menyanyi sambil memainkan gitar itu... Bukannya Jisung?
"Suaranya Arka enak banget, ya... Sayang dia cuma nampil malem Selasa," Kata seorang remaja perempuan yang duduk tidak jauh dari Hyunjin. Perempuan itu bukan sedang mengobrol dengan Hyunjin, tentu saja. Ia sedang mengobrol dengan temannya.
"Ya kan Kak arka pasti punya kegiatan, lah. Makanya nggak nampil tiap malem," Timpal temannya.
"Oh... Jadi dia rutin nampil disini, ya?" Gumam Hyuniin.
---
"Lo ngartis aja sana, Ka! Ato bikin channel Youtube, kek! Paling bentar juga channel lo banyak subscriber-nya. Orang suara lo bagus gitu,".
Jisung hanya menanggapinya dengan senyum seadanya. Ini bukan pertama kalinya ia mendengar kalimat sejenis itu. Dan sampai detik ini, dia belum punya rencana untuk melakukan hal-hal seperti itu dalam waktu dekat. Tujuannya sekarang hanya bersekolah dengan benar, mendapat nilai-nilai yang bagus, dan diterima di universitas yang bagus. Kalau bisa mendapatkan beasiswa.
Ia mendudukkan dirinya di salah satu bangku taman. Jisung berencana mendengarkan satu atau dua lagu sebelum pulang.
TUK!
Sebuah pesawat-pesawatan kertas menabrak kepala Jisung. Jisung langsung menoleh kearah pesawat-pesawatan itu datang.
Disana, ada seorang laki-laki berjaket hitam dengan logo dua huruf 'C' di pojok kanannya. Laki-laki itu sudah berbalik dan berjalan pergi sehingga Jisung tidak bisa melihat wajahnya.
Jisung mengerutkan keningnya bingung. Siapa coba laki-laki bertubuh tinggi yang memakai jaket merk 'Chanel' itu?
Jisung membuka telapak tangannya yang sedari tadi menggenggam pesawat-pesawatan kertas itu. Pesawat-pesawatan itu terbuat dari struk belanja. Tanpa berpikir lama, Jisung membongkar pesawat-pesawatan itu.
'Jangan pulang kemaleman. Besok sekolah. Sampai ketemu besok di sekolah,'.
"Lo lagi...," Gumam Jisung. "Udah lama lo nggak ngirim surat-surat. Eh, sekarang tiba-tiba ngirim surat pake struk bekas beli teh botol,".
(Tolong abaikan tanganku yang horror... Sama gambarnya itu udah aku usahaiin biar g miring, tapi tetep aja kebalik kek gitu... WP kamu menghianatiku :') -Felly)
---
Maaf ya... Jadi aku udah berusaha upload foto pesawat-pesawatan kertas dari Gio. Tapi g tau kenapa WP ku error dan fotonya g mau ke upload. Nanti klo udah berhasil bakal kumasukin deh... Hehe...
[EDIT: Udah berhasil muncul hyunk gambarnya hehe...]
With Luv,
Felly, yang lagi berjuang menghadapi pilek dan g enak badan
[05052021-16:40]
YOU ARE READING
Tentang Dia [HyunSung]
Hayran Kurgu[END] Tentang Agio Hyunjin Pratama, si pembolos sekolah nomor 1 sekaligus pembalap malam tersohor, yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Arkananta Jisung Mentari, ketua kelas yang membenci pembolos. "Lo kalo ngeliat Gio nggak bakal nyangk...