Aku update lagi hehe... Tumben, kan?
Anw, don't forget to hit the star button and leave some comments. Ok?
Enjoy~
---
Hyunjin mengetuk pintu berwarna cokelat di depannya. Ini masih pukul 06.15. Masih terlalu pagi sebenarnya untuk bertamu, tapi menuruti permintaan Jisung semalam, ia akan sarapan di rumah Jisung pagi ini.
"Besok sarapan, ya? Di rumah gue. Ya, ya, ya?".
Itu adalah perkataan Jisung semalam di telpon ketika Hyunjin mengatakan kalau ia tidak biasa sarapan. Dan bagaimana Hyunjin bisa menolak, apalagi dengan 'ya,ya,ya?' yang terdengar sangat menggemaskan?
Penasaran bagaimana mereka bisa mengobrol di telpon semalam? Sederhana saja. Hyunjin yang sering melamun ketika pelajaran tidak mendengar halaman berapa PR yang diberikan. Bertanya kepada Jeno dan Chenle tidak ada manfaatnya karena 2 bocah itu sangat tidak bisa diandalkan dalam masalah seperti ini. Jaemin ponselnya tidak aktif. Maka tidak ada pilihan yang tersisa selain Jisung. Well, mungkin ada. Tapi Hyunjin jelas lebih memilih menelpon Jisung.
Percakapannya sederhana saja. Hyunjin bertanya tentang PR, Jisung menjawab. Hyunjin menawarkan untuk berangkat bersama lagi, Jisung awalnya menolak karena takut merepotkan namun akhirnya mengiyakan karena Hyunjin bilang tidak merepotkan. Lalu entah kenapa, Jisung bertanya tentang sarapan, dan berakhirlah dengan Hyunjin yang menerima tawaran itu.
Pintu di depan Hyunjin terbuka. Menampilkan seorang laki-laki dalam balutan kemeja putih dan celana bahan hitam yang menatapnya tanpa ekspresi.
"Siapa lo?" Tanya laki-laki itu dengan dingin.
"Saya Gio, temennya Arka. Arka nya ada?" Kata Hyunjin berusaha sesopan mungkin. Ia tidak tau siapa laki-laki itu, tapi melihat beberapa kemiripan laki-laki di depannya dengan Jisung, Hyunjin menyimpulkan kalau laki-laki itu adalah kakaknya Jisung.
Apalagi dengan Jisung yang datang dan langsung mendorong laki-laki itu sambil mengomel. Hyunjin semakin yakin itu adalah kakaknya Jisung.
"Pagi-pagi nggak usah rese', ya, Kak," Kata Jisung dengan nada kesal ke laki-laki itu.
"Masuk, Gi. Sorry lo malah lama berdiri di luar," Kata Jisung diakhiri dengan senyum menyesal.
Hyunjin mengulas senyum tipis. "Santai aja,".
"Dek, kok bau gosong?". Perkataan laki-laki di belakang Jisung membubarkan pecakapan Jisung dengan Hyunjin.
"Oh iya! Pancake-nya! Kak Findra, sih!". Dan tanpa ba-bi-bu lagi, Jisung langsung berlari ke dapur. Meninggalkan Hyunjin yang sekarang sudah duduk di sofa ruang tamu. Duduk berseberangan dengan laki-laki tadi.
"Lo siapanya Arka?" Nada bertanya laki-laki itu masih dingin.
"Temennya," Jawab Hyunjin mantap. Tidak mungkin ia akan menjawab 'calon pacarnya', kan?
"Yakin lo cuma temennya?".
Kali ini Hyunjin tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya membalas tatapan laki-laki itu dengan tatapan 'lo kalo nggak percaya tanya Arka aja sana!'.
Tiba-tiba semua tatapan dingin itu mencair. Terganti dengan tawa konyol. Hyunjin sampai mengerutkan kening karenanya.
"Nggak usah kaku kayak gitu, deh! Geli sendiri gue jadinya," Kata laki-laki itu. Lebih seperti untuk dirinya sendiri, sih. "Gue Findra, kakak satu-satunya Arka,".
YOU ARE READING
Tentang Dia [HyunSung]
Fanfiction[END] Tentang Agio Hyunjin Pratama, si pembolos sekolah nomor 1 sekaligus pembalap malam tersohor, yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Arkananta Jisung Mentari, ketua kelas yang membenci pembolos. "Lo kalo ngeliat Gio nggak bakal nyangk...