He Is My Sunshine

501 100 37
                                    


Don’t forget to hit the star button and leave some comments. Ok?

Enjoy~


---


Pintu rooftop Hyunjin tutup. Rooftop sepi, tentu saja. Tidak banyak orang yang tertarik menghabiskan waktu di rooftop bangunan 3 lantai ini. Pemandangannya hanya area sekolah yang cukup luas dan bangunan-bangunan lain di sekitar sekolah. Sama sekali tidak menarik.

Menyadari kalau tangannya masih bertaut dengan tangan Jisung, Hyunjin melepaskan genggamannya dengan lembut.

Setelah genggaman tangan mereka terlepas, Jisung berjalan ke pinggir pembatas rooftop. Ia menghembuskan nafas lega. Separuh lega karena bisa terhindar dari Minho, dan separuh lagi karena jantungnya sudah kembali berdetak dengan irama normal lagi. Jisung sendiri sebenarnya cukup terkejut karena ia tidak menyangka kalau menggenggam tangan Hyunjin akan memberikan efek ‘aneh’ ke detak jantungnya.

“Makasih udah ngebawa gue kabur,” Kata Jisung, akhirnya buka suara setelah hening beberapa menit.

“Cowok tadi, siapa?”. Pertanyaan itu keluar dari mulut Hyunjin tanpa bisa ia cegah.

“Mantan gue,”. Ada jeda sejenak sebelum Jisung melanjutkan kembali ucapannya. “Namanya Nathan. Anak sekolah penerbangan. Calon pilot,”.

“Kita pacaran waktu gue masih SMA kelas 1. Umur kita beda 2 tahun. Awalnya gue pikir hubungan kita bakal bertahan lama. Nyatanya nggak. Kak Nathan terlalu possessive, terlalu protective, terlalu temperamental. Akhirnya jadi toxic relationship,”.

Jisung menghela nafas. “Padahal gue kira dia udah cukup dewasa buat sebuah hubungan. Tapi ternyata dia tetep bisa nyakitin gue kalau marah atau cemburu. Ngejambak gue, contohnya,”.

Hyunjin ingin sekali mendatangi si Nathan sialan itu lalu menghancurkan wajahnya. Mantan terindah apanya!? Jelas-jelas Jisung tersakiti seperti itu. Harusnya ia mengenal Jisung lebih awal. Harusnya ia jatuh cinta kepada Jisung lebih awal sehingga Jisung tidak perlu melalui semua itu.

“Lo ngundang dia hari ini?” Tanya Hyunjin. Ia penasaran bagaimana Minho bisa tiba-tiba muncul di kelasnya.

Jisung menggeleng. “Gue udah lost contact sama dia semenjak dia nerusin sekolah di Amerika. Kayaknya Adel yang ngundang. Adel sepupunya Kak Nathan,”.

Adelia Ryujin Arta Wijaya adalah teman sekelas mereka sekaligus sepupu Minho. Jadi kecurigaan Jisung langsung jatuh pada gadis tomboy itu. Bukan salah Ryujin sebenarnya. Ryujin memang tidak tau alasan dirinya dan Minho putus.

Hyunjin mengangguk-angguk tanda mengerti. Tidak berkomentar apa-apa karena dirinya tidak tau harus berkomentar apa. Cerita Jisung tadi sudah cukup jelas.

Hening lagi.

“Sorry tadi gue ngaku-ngaku jadi masa depan lo,”. Malu sebenarnya, tapi Hyunjin tidak seharusnya melakukan hal seperti tadi seenak jidatnya, kan?

Jisung tertawa. “Gapapa, kok. Santai aja,” Kata Jisung dengan senyum manisnya. “Justru harusnya gue yang bilang makasih. Kalau lo nggak dateng terus ngomong kayak gitu, mungkin gue udah nangis karena nggak bisa kabur dari Kak Nathan,”.

Hyunjin tampak ragu sesaat, namun akhirnya mengulurkan salah satu paper bag yang ia pegang sedari tadi. “Happy birthday, Arka. Ini ada sedikit hadiah dari gue,”.

Jantung Jisung rasanya sudah merosot ke bawah. Hyunjin ini… Bukan orang yang selama ini memberikannya hadiah-hadiah kecil dan Post-it, kan?

Namun Jisung berhasil menghembuskan nafas lega saat melihat paper bag-nya yang ternyata berisikan set pensil warna dan buku. Ia bahkan tidak sempat untuk terkejut melihat set pensil warna denga 300 warna dan sketch book tebal yang tampak mahal. Yang ada di pikirannya hanyalah hadiah cheese cake itu.

“Makasih banyak, Gi. Lo harusnya nggak perlu repot-repot ngasih hadiah,”.

“Kalau yang ini sesuai request-an lo. Semoga rasanya nggak beda sama yang waktu itu,”.

Kamera dimana kamera? Jisung tidak kuat! Dia mau melambaikan tangan saja tanda sudah menyerah. Lihatlah, di dalam paper bag yang baru saja Hyunjin berikan, ada sebuah cheese cake di dalam kotak bening yang diberi pita di atasnya.

“L-lo… Si cowok Post-it?”.

Hyunjin mendengus geli. Kenapa semua orang memberikan dirinya julukan-julukan yang aneh coba? Sebelumnya Paper Boy, sekarang Si Cowok Post-It. “Iya. Halo, Arka. Akhirnya kita ketemu langsung, kan?”.

Wajah terkejut Arka tidak bertahan lama. Hanya butuh waktu sebentar untuk wajah shock Jisung berubah menjadi bersemu merah. “Jadi selama ini gue baper sama satu orang yang sama?”.

Jisung mengucapkan itu dengan lirih, tentu saja. Tapi berhubung disini sangat sepi, Hyunjin bisa mendengar itu dengan jelas.

Tanpa merasa perlu untuk berpikir dua kali, Hyunjin langsung mengusak surai Jisung dengan gemas. “Lucu. Gue suka,”.

Seseorang tolong selamatkan Jisung!

Hyunjin memasukkan tangannya kembali ke dalam saku celananya setelah mengusak rambut Jisung, lalu berdeham ringan. Cukup untuk mengembalikan atensi Jisung kepada dirinya.

“Gue nggak tau cara nyampein ini pake cara yang romantis itu kayak gimana, jadi gue langsung aja. Gue suka sama lo, dari Post-it pertama yang lo terima,”.

“Gue pengen ngejalin hubungan yang lebih serius sama lo. Gue nggak bisa janji banyak hal, tapi gue bakal berusaha buat selalu ngejagain lo dan bahagiain lo, apapun yang terjadi,”.

Hyunjin confess ke dirinya tidak pernah ada dalam skenario otaknya. Jisung blank. Ia mungkin akan terus terdiam kalau saja sinar matahari yang bersinar dengan terik di atas mereka tidak menusuk kulitnya.

Jisung menggigit bibirnya gugup. “Mmm… Bukannya gue mau nolak lo. Gue sendiri juga yakin kalau gue…”. Jisung memberikan  jeda sejenak.

“Suka sama lo,” Cicit Jisung.

Hyunjin tersenyum mendengarnya, walaupun sebenarnya di dalam kepalanya sudah mulai siaga satu. Dia memiliki kemungkinan ditolak sekarang.

“Tapi rasanya terlalu cepet kalau kita masuk ke dalam hubungan yang lebih serius buat sekarang. Gue tau lo baik banget. Gue juga yakin lo nggak mungkin nyakitin gue. Tapi…”.

“Lo belum kenal gue?” Tebak Hyunjin.

Jisung mengangguk. “Maaf,”.

Hyunjin tersenyum lalu menepuk pucuk kepala Jisung dengan lembut. “It’s okay, Sunshine,”.

“Kalo gitu, gue izin buat ngedeketin lo, ya? Izin buat ngenal diri lo lebih jauh lagi. Biar lo juga bisa kenal gue lebih jauh lagi,”.

Jisung tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memeluk Hyunjin. Ia benar-benar memeluk Hyunjin dan menyembunyikan wajahnya di dada Hyunjin. Menyembunyikan wajahnya yang memerah dan matanya yang berkaca-kaca. “Gue tiba-tiba ngerasa jadi orang yang paling beruntung karena ketemu orang kayak lo,”.

Hyunjin membalas pelukan Jisung. Tangan kirinya melingkari pinggang Jisung, sedangkan tangan kanannya mengelus surai hitam Jisung dengan lembut. “I’m the one who’s lucky, Sunshine. Meeting a gorgeous and sweet hearted angel like you,”.


---


1000-an words lagi…

Hwehwehwe… Cringe, g sih? Aku takut ini cringe T-T

Maaf ya… Hyunsung-nya masih belum official. Soalnya menurutku, terlalu cepet kalau official sekarang. Mereka kan baru-baru aja deketnya :(

Tapi tenang aja, chapter-chapter berikutnya bakal aku usahain yang manis-manis terus walaupun belum official. Kan lagi proses pendekatan hehe…

Aku pengen tau pendapat kalian, dari skala 1 sampai 10, berapa kadar manisnya chapter ini?

Anw, thanks for reading~

With Luv,
Felly
[19082021-09:39]

Tentang Dia [HyunSung]Where stories live. Discover now