Karena ini double update, pastiin kalian udah baca chapter sebelum ini ya...
Anw, don't forget to hit the star button and leave some comments. Ok?
Enjoy!
---
Sudah 3 hari sejak hari Hyunjin dan Jisung mendiskusikan lagu yang akan mereka bawakan di ruang musik. Dan hari ini, mereka sudah membuat janji untuk melihat sejauh mana perkembangan satu sama lain. Di tempat yang sama dengan yang dulu mereka seharusnya bertemu. Café DREAM.
Lonceng di atas pintu masuk café itu berbunyi ketika Jisung mendorong pintu. Ia memasuki café dengan perasaan khawatir. Khawatir jika Hyunjin tidak datang lagi seperti waktu itu. Tapi kekhawatirannya sirna ketika melihat laki-laki kelebihan kalsium itu sedang duduk di salah satu kursi dengan pakaian serba hitam.
Jisung menarik kursi yang berada di seberang kursi Hyunjin. Dan Hyunjin praktis mengalihkan pandangannya dari ponselnya, menjadi ke arah Jisung.
"Udah dari tadi?" Tanya Jisung basa-basi.
Hyunjin mematikan ponselnya lalu mengantonginya. "Nggak. Gue juga baru nyampe,".
Jisung mengangguk.
Hyunjin melirik ke arah lantai. Lebih tepatnya, ke arah case gitar di samping kaki kursi tempat Jisung duduk. "Lo bawa gitar?".
"Iya," Jawab Jisung. "Kan kita mau latihan. Ya gue bawa gitar, lah,".
"Oh. Padahal disini juga ada gitar. Lo bisa minjem punya café,".
Jisung berusaha keras menahan rasa ingin mengomeli Hyunjin. Kenapa tidak bilang dari tadi siang coba? Kalau tau begitu kan, Jisung tidak perlu repot-repot memboyong gitarnya ke café.
"Mau ke lantai atas? Kalau disini takutnya ada pelanggan lain terus lo jadi bahan tontonan," Tawar Hyunjin. Lantai atas memang biasanya kosong kalau siang.
Jisung mengiyakan tanpa banyak berkomentar.
Tanpa ia duga, Hyunjin bangkit lebih dulu dari dirinya lalu membawakan gitarnya Jisung. "Biar gue yang bawain," Kata Hyunjin ketika Jisung meminta agar dirinya saja yang membawa gitarnya ke lantai atas.
Hyunjin membaca lirik lagunya sekali lagi dalam hati. Memastikan tidak ada yang salah dari yang sudah ia hafalkan semalam.
"Siap?" Tanya Jisung ketika Hyunjin meletakkan ponselnya di atas meja. "Kalo lo belum hafal liriknya liat HP aja,".
"Gue udah hafal,".
Jisung mengangkat alisnya. Sepertinya ia harus membiasakan diri dengan Hyunjin yang tidak banyak bicara. Padahal biasanya Jisung lumayan pandai mencari bahan pembicaraan. Tapi dengan Hyunjin... Eumm... Sedikit susah mengingat Hyunjin yang hanya merespon seadanya.
Karena tidak tau harus mengatakan apa lagi, Jisung pun memilih untuk memberikan instruksi. "Setelah hitungan ketiga, kita mulai. Oke?".
Setelah hitungan ketiga, Jisung mulai memetik senar gitarnya. Dan Hyunjin mulai bernyanyi beberapa saat setelahnya.
YOU ARE READING
Tentang Dia [HyunSung]
Fanfiction[END] Tentang Agio Hyunjin Pratama, si pembolos sekolah nomor 1 sekaligus pembalap malam tersohor, yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Arkananta Jisung Mentari, ketua kelas yang membenci pembolos. "Lo kalo ngeliat Gio nggak bakal nyangk...