Step O5

2.6K 341 4
                                    

Ashel sedang mengganti bajunya bersama tim cheers di toilet sekolah. Temannya masih berada di dalam bilik shower tapi Ashel merasa malas untuk mandi di sekolah hari ini. Dilihat oleh Ashel kerumunan cewe-cewek cheers dan basket saling mengobrol. Tapi dia gak lihat sosok kapten basket, si Zee. Ngomong-ngomong soal Azizi...

Pikirannya kembali teringat ke interaksi antar 2 kapten basket di sekolahnya yang sempat ia lihat. "Mereka kelihatan deket banget". Bukan jealous yang dia rasakan sih. Walau mestinya dia merasa jealous ya, tapi lebih kepikiran ke... Adiknya, Jastin... Agak iba.

Masa plan mereka gagal gara-gara sumber kegesrekan mereka ternyata... couple (?) Sudah dua kali sesi tutoring dia lakukan sama Zee, tapi mau nanya soal status Zee sama Hapsah kayaknya masih ada perasaan gak enak. Mengetahui dirinya gak terlalu dekat dengan Zee.

"Ntar dikira ngapain kali nanyain gituan."

Setelah merasa penampilannya di kaca cukup rapi, Ashel memutuskan untuk pulang duluan. "Gais aku duluan yaaaa" ucap Ashel kepada semua cewek di toilet itu.

"Bye Shellll." Ucap mereka berbarengan.

"Ati –ati!" ucap Kathrina paling lantang di banding yang lain.

Baru sampai sekitar 2 langkah di luar lorong toilet sekolah, Ashel melihat Zee di depannya sedang duduk dan mendribble bola basket dengan tangan kanan dan kirinya. Berpindah-pindah.

"Oh.. nunggu orang kali ya." Ashel mengabaikan Zee yang sedang duduk dan lanjut berjalan melewati depan si kapten basket itu.

Melihat sepasang kaki lewat di depannya Zee mendongak menghadap ke atas, "Eh, Shel!"

"Ya?" langkah Ashel terhenti di depan lorong sekolah dekat toilet itu.

"Tadi lupa minta nomor handphone." Ucap Zee masih dalam posisi duduk.

"Oh.. Kan ada insta? Tinggal cari nama terus DM."

"Aku kan gak sakit mata."

"Itu Insto! Demi Allah Azizi ihhh. Norak." Ashel kemudian berjalan meninggalkan si kapten basket yang lagi-lagi ngelawak di depannya. Ashel berasa juri stand up comedy kalau ngobrol sama Zee. Selalu aja dibikin ketawa.

Heran dia, gak lucu tapi tetep aja selalu berhasil bikin ngakak.

"Tapi ketawa itu." Zee tertawa geli melihat reaksi si kapten cheers sambil ikut berdiri nyusul Ashel. Zee mengikuti Ashel berjalan dari belakang. Dia melihat Ashel seperti mencari seseorang di dekat parkiran. Kepalanya celingukan.

"Jastin udah balik duluan." Beri tahu Zee kepada orang di depannya itu. Kalau tidak salah dia lihat adiknya Ashel yang berbadan besar nan tinggi itu tadi sore dengan temannya sudah balik dengan motor masing-masing. Dirinya bukan mau nungguin Ashel kok. Sumpah bukan, dia hanya ingin nanya nomor handphone anak sekolahnya yang jadi tutor dia itu. Soalnya lupa mulu dia buat nanya.

Ashel membalikkan badan, menghentikan jalannya menuju parkiran sekolah.

"Serius?" Ia mengambil handphone dari dalam kantongnya dan melihat Zee menganggukkan kepala.

Dan benar saja, ternyata adiknya sudah pulang terlihat dari chat terakhir yang muncul di handphone Ashel. Ada kerja kelompok yang perlu dikerjakan tulis adiknya itu.

"Hftt." Ashel menghela nafas.

Segera ia close app chatnya sambil berpikir membanding-banding kan, enakan nunggu Kathrina mandi yang rumahnya tidak searah itu untuk nebeng atau pesan ojek online. Melihat langit yang mulai gelap dan dirinya ingin segera sampai di rumah, Ashel memutuskan ojol lah pilihannya.

Be My GF?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang