Suara pintu UKS yang terbuka mengagetkan Zee dan membuat dia terbangun dari tidurnya. Dia langsung duduk di kasur. Melihat ke sampingnya, dia melihat Ashel sudah mengucek mata karena baru bangun juga. Sepertinya Ashel tertidur dengan sangat pulas. Terlihat dari wajahnya yang seperti muka bantal, tapi menurut Zee tetap menggemaskan.
Melihat ke pembuka pintu yang membangunkan dirinya dari tidur, Zee bisa melihat teman-teman Ashel jalan masuk ke ruang UKS mendekati dia dan Ashel. Marsha yang sekelas dengan Zee ternyata membawakan tas milik Zee.
Sedangkan Indah yang sekelas dengan Ashel membawakan tas Ashel. Tas milik Ashel itu Indah letakkan di pinggir kasur Ashel. Kalau punya Zee langsung diberikan oleh Marsha.
"Dude, your bag." Marsha berkata sambil memberikan tas Zee. Karena tidak ada latihan basket, Zee hanya membawa satu tas hari ini.
"Wihhhh... Makasih Marsh." Ucap Zee menerima tasnya dari Marsha lalu dia pindah ke kasur sebelah Ashel untuk duduk.
"Welcome... Tadi di rapihin nya sama Biyel sih. Dia nitip soalnya mau pulang sama gebetannya katanya. By the way Zee, is your foot okay? Tadi aku dengar katanya kamu gendong Ashel kesini ya?" Tanya Marsha. Zee hanya tertawa saja mendengarnya. Kenapa tiba-tiba ada rumor dia gendong Ashel? Mana bisa dia gendong Ashel? Jujur dirinya gak sekuat itu buat gendong orang lain.
"Sama kamu dicariin guru tadi di kelas tau Zee." Tambah Christy. Marsha mengangguk setuju.
Ashel yang mendengarkan pembicaraan ketiga temannya itu langsung menjadi khawatir.
"Jangan bilang lutut Zee jadi lebih parah gara-gara gendong aku tadi..." Pikir Ashel lalu berdiri menghampiri Zee yang duduk di kasur sebelahnya.
"Hahah... Iya." Zee melihat Ashel mendekat ke arahnya dan menyentuh lututnya. "Huh?" Bingung Zee jadinya, Ashel mikirin apa, "Tadi aku nahan kamu pas pingsan aja. Tapi yang gendong kesini Jastin kok. I'm fine Shel. Nanti aku ijin ke gurunya gitu aja kali ya? Bilang nahan kamu jatuh. Gak apa-apa kan?" Zee melihat wajah Ashel yang penuh khawatir terhadap dirinya itu mengangguk lalu Zee gantian melihat ke kedua teman sekelasnya.
"Iya bilang gitu aja Zee." Jawab Christy menyetujui.
Ashel masih memperhatikan lutut Zee lalu memijat pelan di bagian kaki itu sambil melihat ke wajah Zee. Mau mencari ekspresi kesakitan yang mungkin akan keluar.
Zee yang Melihat wajah Ashel masih terlihat khawatir seperti itu jadi memberikan senyumnya. Biar Ashel tenang.
"Rambut kamu berantakan tuh." Zee katakan yang membuat Ashel langsung melepas lutut Zee untuk merapikan rambut.
"Udah enakan Shel?" Kini tanya Kathrina. Ashel langsung menoleh ke temannya itu sambil menguncir rambut. Kathrina melihat Ashel seperti masih blank sebenarnya bentukannya karena baru aja bangun. Tapi untungnya Kathrina melihat Ashel balas dengan anggukkan.
Ga tau aja mereka.
Ada Zee di sebelah Ashel yang duduk di kasur dan daritadi memperhatikan Ashel menguncir rambut dari samping. Entah apa yang terjadi, Zee merasa Ashel menguncir rambutnya itu dengan efek slow mo seperti di film. Zee serasa dia jadi bisa memperhatikan leher Ashel dalam waktu yang lama. Habis orang yang dia suka mengikat rambut di depan dia. Gimana bisa dia gak lihat ke Ashel.
"Yeah. Udah enakan kok aku Kath. Makasih juga ya udah di bawain tas ku Ndah." Kathrina dan Indah balas dengan senyuman akan ucapan teman mereka itu.
"Aku tapi sudah harus pulang guys btw. Mama tadi nitip beliin air galon dulu di Alfa soalnya sama aku. Maaf ya Shel aku duluan. Ditungguin soalnya." Beritahu Indah dirinya harus sudah pamit. Indah seperti merasa bersalah karena harus meninggalkan teman mereka. Terlebih meninggalkan Ashel yang hari ini pingsan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be My GF?
Teen Fiction"Hah? lo sukak sama dia ??" mata Brielle membesar setelah mendengar pengakuan teman baiknya. "Iyeeehh. Berisik deh" ucap Zee sambil menoyor kepala Brielle. "Terus lo mo ngapain sekarang?" Brielle bertanya lagi kepada Zee. "Banyakkkk, bwekkk." -- -- ...