Step O7

2.8K 324 16
                                    

Kegiatan tutoring Ashel dan Zee berjalan sesuai perjanjian mereka. Keduanya selalu bergantian menjadi tuan rumah untuk kegiatan belajar. Seperti malam ini, Zee kebagian menjadi penyedia tempat untuk kegiatan belajar tutoringnya.

Seperti biasa kegiatan belajar mereka kalau di rumah Zee pasti selalu di over support oleh mamanya, terlihat dengan banyaknya cemilan di sekitar mereka. Latihan mengerjakan soal sudah selesai dan Ashel juga sudah memberikan review untuknya.

"Zee aku siap-siap pulang ya." Ucap Ashel. Dirinya dan Zee sedang berada di kamar Zee.

Tidak jauh dari mereka ada sesosok kapten basket cowok, siapa lagi kalau bukan Hapsah yang sedang bermain PS di tv kamar Zee. Dengan volume kecil tentunya, bisa-bisa dia diamuk orang tua Zee kalau ganggu kegiatan belajar anak mereka.

Hari ini dia sedang tidak ada kegiatan belajar tambahan di tempat lesnya, jadi dia memilih mendatangi rumah temannya itu.

"Gw juga deh Zee." Saut Hapsah lebih cepat dari Zee.

"Dih lu mah mau pulang, ya pulang aja. Biasanya juga gak bilang-bilang gw. Langsung pergi" Balas Zee ke teman sesama kapten basket itu.

Ashel hanya tersenyum melihat obrolan kedua orang di dekatnya itu. Sudah beberapa kali dia melihat Hapsah dan Zee dalam satu frame dan kesimpulannya, mereka berdua ini sudah seperti kakak adik.

"Which is cute... Dua-duanya gemes..."

Ashel pun memasukkan alat tulisnya ke tas sekolah. Dia berdiri dari meja dan mengarahkan langkahnya ke tempat tv di dekat Hapsah duduk. Tas bajunya tadi dia taro di sofa situ.

"Balik ama aku aja Shel, aku anterin." Ucap Hapsah melihat Ashel berjalan ke dekat dirinya.

"Dih apaan rumah lo di Puri, Ashel di Senayan. Beda arah. Udah Ama Pak Min aja Shel. Orang biasanya dia sama Pak Min kok kalo abis belajar dari rumah gw." Balas Zee menyanggah tawaran temannya itu untuk si kapten cheers.

"Oh... di Puri... Iya Sah, gak papa kok aku ama Pak Min juga." Balas Ashel sambil mencoba tersenyum ke arah crushnya itu.

"Tuh kan. Yuk Shel." Zee berdiri dari lantai dan nyamper Ashel dan Hapsah di sofa kamarnya.

"Lah, lo mau kemana?" Tanya Hapsah.

"Nganterin Ashel ke rumah lah." Ashel menjadi bingung. Biasanya Zee gak pernah kok nganterin dia sampe rumah. Emang dia diantar Pak Min, tapi Zee gak ikut.

"Gak us-"

"Besok kan lo ada tanding sama SMA 46? Nggak kemalaman apa kalo ikut nganterin Ashel dulu?" Pertanyaan Hapsah memotong pembicaraan Ashel.

"Iya deh Zee. Aku ama Pak Min sendirian atau ama Hapsah juga gak apa-apa. Tapi yang penting kalau aku nebeng, gak ngerepotin kan Sah?" Ashel mengarahkan pandangannya ke Hapsah.

"Nah. Nggak sumpah. Santai kok Shel." Balas Hapsah sambil tersenyum. Zee memperhatikan keduanya saling berbicara.

Dia melihat ke arah Hapsah. Ada rasa yang sedikit mengganjal di dirinya. Dia tahu perlakuan Hapsah ke Ashel akhir-akhir ini jadi berbeda. Jadi lebih sering menyapa ketika di sekolah. Juga penggunaan aku kamu yang, "Hiii... gelay gak cocok banget keluar dari mulut temannya itu."

"Ck, ya udah. Ati-ati yah ama dia." Tunjuk Zee ke arah Hapsah, "Buaya dia." Sambungnya.

Ashel langsung tertawa mendengarnya, "Gak apa-apa, aku pawang kok." Ucap Ashel bercanda.

"Wuidih... pawang loh." Balas Hapsah dengan semangat mendengar ucapan Ashel. Tidak menyangka si ice princess bisa juga bercanda dan melontarkan joke seperti itu, "Aku duluan yah ke bawah Shel." Beri tahu Hapsah.

Be My GF?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang