7.000an words. Udah kayak oneshot. Takut bosan di tengah jalan, mungkin bisa bacanya sambil makan snack.
-- -- --
"Haus banget bun?" Tanya Lala pada Ashel sambil berdiri lalu merapikan bajunya.
Lala merasa ada yang perlu didinginkan tapi bukan es kiko. Perlu didinginkan tapi bukan minuman. Perlu didinginkan tapi bukan kompresan juga. Jadi dia berniat untuk pulang duluan.
Ashel hanya membalas dengan senyuman kepada Lala lalu lanjut minum lagi.
"Sumpah murid di sekolah kita kenapa sih?" Tanya Zee heran sambil mengelap pipinya dengan punggung tangan.
Lala tertawa mendengarnya, "Hahahah... Kan kamu emang banyak yang suka. Terus mungkin karena kemarin ini Jastin bilang suka sama kamu di lapangan kali ya? Jadi murid lain pada pede bilang suka juga ke kamu." Balas Lala.
Ashel memalingkan wajahnya dari kedua orang di depannya yang pernah diisukan pacaran. Sampai saat ini dirinya berteman dengan Zee, belum pernah sekalipun Zee mengatakan pada dirinya tentang orang yang disuka.
Tapi... Kalau dilihat dari seorang Lala sih, Ashel sepertinya bisa menebak preferences nya Zee. Rambut pendek untuk looknya. Untuk sifatnya, kalem, tenang, selalu tersenyum, suara halus. Kaya... Fiony... Kalau Ashel pikir-pikir sifatnya.
"Aku duluan deh ya Zee, Shel." Ucap Lala lagi pada kedua orang di kursi penonton lalu melambaikan tangan menandakan dirinya harus duluan. Zee dan Ashel membalas melambaikan tangan juga lalu Lala keluar dari lapangan indoor basket sekolah mereka.
"Aku duluan juga yah." Kali Ini Ashel berdiri juga lalu menaruh tasnya ke depan dada Zee. Padahal dia tahu kedua tangan Zee sibuk dengan paper bag.
Zee menggerakkan kepalanya. Memproses kelakuan Ashel di depannya, Zee melihat tas yang sekarang menempel di badannya itu. "Makanan?" Zee tanyakan. Dia melihat Ashel menganggukkan kepala sebagai jawaban. "Buat aku?" Tanyanya lagi.
"Buat supir kamu. Ya buat kamu lah nemooo." Zee mengangguk lalu menaruh satu tas dari Fiony tadi ke kursi penonton.
"Bentar ya Shel. Bentar. Jangan pergi dulu." Bingung, tapi Ashel tetap diam berdiri. Membuat tas makanan darinya masih di tangan belum Zee pegang. Lalu Ashel melihat Zee pergi ke lapangan lagi dan menghampiri teman-temannya yang masih pada ngademin badan di lapangan.
Satu tas berisi makanan itu ternyata Zee berikan semuanya ke temannya. Yang langsung mengeluarkan tepuk tangan riang karena dapat makanan dari restoran yang sedang hype. Lalu Zee berlari menghampiri Ashel lagi lalu langsung mengambil tas berisi makanan pemberian Ashel dan duduk untuk memeriksanya. Rasanya hidung Zee seperti berair saking excitednya mau membuka isinya. Zee melihat ada dua tempat bekal di dalamnya. Satu berisi nasi yang diberikan nori. Satu lagi berisi chicken egg mayo. Makanan kesukaan dia. Yang dia bilang pada Ashel kemarin di kantin mau dia masakin buat Ashel. Malah jadinya dia duluan yang dimasakin.
Karena tas makan yang digunakan khusus untuk makanan, isi makanan di dalamnya itu masih hangat sampai sekarang. Bahkan wanginya pun masih tercium oleh Zee. Bikin gak sabar untuk mencobanya.
"Makannya entar dirumah aja biar kamu mandi dulu." Zee menolak.
"Gak mau... Gak mau mandi duluuu. Mau makan sekarangggg." Balas Zee dengan manja lalu menutup tempat bekal itu.
"..."
Memeluk.
"..."
Zee memeluk Ashel setelah menutup makanan dari Ashel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be My GF?
Teen Fiction"Hah? lo sukak sama dia ??" mata Brielle membesar setelah mendengar pengakuan teman baiknya. "Iyeeehh. Berisik deh" ucap Zee sambil menoyor kepala Brielle. "Terus lo mo ngapain sekarang?" Brielle bertanya lagi kepada Zee. "Banyakkkk, bwekkk." -- -- ...