Step 18

6.9K 458 164
                                    

Selamat datang di chapter dengan 17.000-an words. Di chapter sebelumnya ngasih tahu bakal update lama ada alasannya, alias mau nulis chapter ini yang panjang. Kemarin pas lagi sakit cek wp, komennya huru-hara minta update, padahal udah bilang bakal lama updatenya hei~ 😂

Jadi di unpublish kan 👀

-- -- --

'Sabar'

Entah kenapa kata itu tiba-tiba muncul di kepalanya. Suara Ashel lebih tepatnya. Terdengar dengan jelas oleh Zee di dalam tubuhnya. Mengalir kata itu dan terulang seakan seperti sebuah mantra yang bisa menenangkan dirinya. Zee menarik nafasnya sambil menatap orang di depannya. Bernafas dengan tenang, untuk membuat dirinya tidak menjadi terlalu gundah karena perkataan orang itu.

"Hmh ... gak bisa Sah. Kali ini sorry gak bisa." jawab Zee sambil mencoba untuk tetap tenang.

"Tapi gw serius mau deketin dia Zee. Please lah."

"Gw tuh ya pas kita kelas 10 udah kasih lo kesempatan sama Lala Sah. Pas kita suka sama dia. Terus apa? Lo ujung-ujungnya juga gak lama pacaran nya kan? Gw gak mau ngulang kesalahan gw lagi Sah. Apalagi ini Ashel. Gak bisa." jawab Zee kini dengan lebih lantang.

"Lo nyesel ngasih gw kesempatan? Ya udah kan sekarang lo jadinya bisa deketin Lala lagi."

"Gak gitu. Gw udah gak ada feeling buat Lala. Sorry tapi kali ini beneran gak bisa gw Sah. Gw juga serius mau deketin Ashel. Gw suka sama dia." balas Zee. Nafasnya entah kenapa terasa terengah-engah.

"Terus Ashelnya? Emang dia mau dideketin lo Zee? Menurut lo Ashel bakal nerima lo? Seorang Ashel yang dari dulu banyak cowok deketin dia Zee, dan Ashel juga yang terus nanggepin cowok-cowok itu. Ashel yang udah ngedate sama gw, terus tiba-tiba didekati sama lo. Menurut lo dia bisa suka sama lo Zee? Bisa dia berubah secepat itu? Tiba-tiba gitu?"

"Lo gak tahu apa-apa soal Ashel, Sah." balas Zee dengan suara lebih pelan.

Hapsah lalu berdiri dari sofa lalu memegang bahu Zee. "Gw cuma gak mau lo sakit hati aja sebagai teman, ya udah gw mau ngasih tahu itu. Lo mau lanjut deketin dia gak apa-apa. Tapi bakal susah Zee deketin seorang Ashel itu. Hahhh ... juga ... gw mau lo tau juga gw bakal tetap fokus deketin Ashel."

Zee melihat ke Hapsah. "Oke. Gw juga mau lo tahu gw gak bakal mundur untuk bikin Ashel nyaman sama gw Sah. Gw udah sayang sama Ashel." jawab Zee singkat. Mungkin dia terdengar ragu, tapi Zee beneran masih akan mempertahankan posisinya di samping Ashel seperti sekarang.

Hapsah mengangguk lalu dia pun keluar dari kamar Zee.

Meninggalkan si pemilik kamar yang sedang mencoba menghentikan air mata yang akhirnya turun juga. Wajahnya terlihat kusut. Mungkin hatinya juga...

Entah kenapa.

Ucapan Hapsah masih terngiang di telinga.

--

--

--

Hari ini Brielle bingung lagi karena dia dipertemukan dengan sosok Zee yang terlihat lemas di kelas. Padahal masih pagi.

"Napa lagi weh?" tanya Brielle pada sahabatnya itu.

"Gak apa-apa." jawab Zee kali ini. Tanpa menunjukkan muka pada sahabatnya itu.

Tidak mau membuat temannya makin gak enak perasaannya karena pertanyaannya, Brielle hanya mengusap kepala Zee yang masih di meja itu. Semoga saja beneran gak apa-apa. Juga semoga saja ... bukan karena Ashel, temannya galau kayak gini lagi.

Be My GF?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang