"Kenapa kakak di sini ?" tanya Asyah ."Hujan , kenapa tidak berteduh ?" tanya balik Azmi tanpa menjawab pertanyaan Asyah .
"Hmm,,, ta , tadi Asyah gak nyadar hujan , iyah Asyah gak nyadar " ucap Asyah sambil mengalihkan arah pandangnya .
Azmi mengambil jaket hitam miliknya yang berada di atas kelapa Asyah ia pindahkan ke dua pundak Asyah .
"Dingin " ucap Azmi .
Asyah menerjap matanya berkali kali mencerna yang barusan terjadi , entah mengapa dia mereka semakin lama semakin dekat di kakak kelasnya ini .
"Kak Azmi , terima kasih " ucapan Asyah membuat Azmi menoleh kepadanya .
"Untuk?" .
"Makasih buat jaketnya dan udah tarik Asyah untuk berteduh . kalau kak Azmi gak tarik Asyah , mungkin sekarang Asyah basah kuyup " ucap Asyah sambil mengembangkan senyumnya .
"Sama sama " ucap Azmi .
Asyah menatap rintikan hujan , ia ingin menangis saat ini . Entah mengapa tatapannya jatuh ke dua orang putri dan Ayah di seberang jalan .
Mencari tempat teduh , usapan manja dari Ayah serta perhatian membuat Asyah tambah sakit melihatnya .
Sosok Ayahnya tidak menyadari keberadaan .Azmi melihat Asya yang sudah meningtikan air mata dan mengikuti arah pandang Asyah yang sedang melihat seorang pria parubaya dengan putrinya .
"Asyah ?" panggil Azmi .
Asyah menunduk , sungguh ia tidak tahan dengan pemandangan di depannya . ia menangis bahkan kedua tangannya kini menutupi wajahnya dan menangis .
"Kenapa ?" tanya Azmi panik .
"Jangan menangis , jangan jadikan hujan sebagai gambaran perasaan sedihmu " ucap Azmi .
Asyah menoleh ke arahnya . matanya merah serta air mata yang masih mengalir di pipinya.
"Kak hiks..."
"Asyah benci , hiks ... Sama diri Asyah sendiri , benci karna masih menganggapnya " Asyah kemarin menunduk .
Azmi dapat kesakitan dari tatapan Asyah , Asyah menyiksa dirinya dengan menangis dalam diamnya .
"Menangislah sepuasmu . jangan siksa dirimu dengan tangis tanpa suaramu" ujar Azmi .
Azmi langsung mengarahkan jaketnya ke kepala Asyah dan menutup wajah Asyah .
"Menangislah sekarang , jangan memendamnya " .
Asyah mulai terisak , namun Azmi tidak mendengar Suara tangis Asyah hanya bahunya gemetar hebat .
Azmi menatap Asyah yang tertutupi jaketnya , seolah olah rasa kagum menatap sosok kuat di sampingnya ini .Tak lama , Asyah melepaskan jaket Azmi yang menutupi kepalanya .
Ia menghirup nafas sebanyak banyaknya ."Terima kasih kak " ucap Asyah tersenyum ke Azmi dengan wajah yang bengkak akibat menangis .
"Sudah ku bilang , jangan memendamkannya , menangis tanpa suara adalah yang paling menyakitkan " ujar Azmi membuat Asyah terkekeh .
"Itu adalah caraku kak " .
Azmi menatap hujan yang sejak tadi belum redah , bahkan orang orang yang berada di sekitar mereka sudah mengeluh karna menunggu hujan yang tak kunjung redah sejak tadi .
Azmi meraih ponsel di saku bajunya lalu menekan telfon ke seseorang .
"Assalamualaikum Daniel " ucapan Azmi .

KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me
Teen FictionMe and you . Either can unite or not Natasyah Lailatul Asmiranda , gadis yang menginginkan kehidupan tenang seperti air mengalir . Tidak memikirkan beban dan tak merasakan sakit . Muhammad Ulul Azmi Iskandar , pemuda tampan dengan segala kesempurn...