4.pesantren

343 29 5
                                        


"Kenapa kakak di sini ?" tanya Asyah .

"Hujan , kenapa tidak berteduh ?" tanya balik Azmi tanpa menjawab pertanyaan Asyah .

"Hmm,,, ta , tadi Asyah gak nyadar hujan , iyah Asyah gak nyadar " ucap Asyah sambil mengalihkan arah pandangnya .

Azmi mengambil jaket hitam miliknya yang berada di atas kelapa Asyah ia pindahkan ke dua pundak Asyah .

"Dingin " ucap Azmi .

Asyah menerjap matanya berkali kali  mencerna yang barusan terjadi , entah mengapa dia mereka semakin lama semakin dekat di kakak kelasnya ini .

"Kak Azmi , terima kasih " ucapan Asyah membuat Azmi menoleh kepadanya .

"Untuk?" .

"Makasih buat jaketnya dan udah tarik Asyah untuk berteduh . kalau kak Azmi gak tarik Asyah , mungkin sekarang Asyah basah kuyup " ucap Asyah sambil mengembangkan senyumnya .

"Sama sama " ucap Azmi .

Asyah menatap rintikan hujan , ia ingin menangis saat ini . Entah mengapa tatapannya jatuh ke dua orang putri dan Ayah di seberang jalan .

Mencari tempat teduh , usapan manja dari Ayah serta perhatian membuat Asyah tambah sakit melihatnya .
Sosok Ayahnya tidak menyadari keberadaan .

Azmi melihat Asya yang sudah meningtikan air mata dan mengikuti arah pandang Asyah yang sedang melihat seorang pria parubaya dengan putrinya .

"Asyah ?" panggil Azmi .

Asyah menunduk , sungguh ia tidak tahan dengan pemandangan di depannya . ia menangis bahkan kedua tangannya kini menutupi wajahnya dan menangis .

"Kenapa ?" tanya Azmi panik .

"Jangan menangis , jangan jadikan hujan sebagai gambaran perasaan sedihmu " ucap Azmi .

Asyah menoleh ke arahnya . matanya merah serta air mata yang masih mengalir di pipinya.

"Kak hiks..."

"Asyah benci , hiks ... Sama diri Asyah sendiri , benci karna masih menganggapnya " Asyah kemarin menunduk .

Azmi dapat kesakitan dari tatapan Asyah , Asyah menyiksa dirinya dengan menangis dalam diamnya .

"Menangislah sepuasmu . jangan siksa dirimu dengan tangis tanpa suaramu" ujar  Azmi .

Azmi langsung mengarahkan jaketnya ke kepala Asyah dan menutup wajah Asyah .

"Menangislah sekarang , jangan memendamnya " .

Asyah mulai terisak , namun Azmi tidak mendengar Suara tangis Asyah hanya bahunya gemetar hebat .
Azmi menatap Asyah yang tertutupi jaketnya , seolah olah rasa kagum menatap sosok kuat di sampingnya ini .

Tak lama , Asyah melepaskan jaket Azmi yang menutupi kepalanya .
Ia menghirup nafas sebanyak banyaknya .

"Terima kasih kak " ucap Asyah tersenyum ke Azmi dengan wajah yang bengkak akibat menangis .

"Sudah ku bilang , jangan memendamkannya , menangis tanpa suara adalah yang paling menyakitkan " ujar Azmi membuat Asyah terkekeh .

"Itu adalah caraku kak " .

Azmi menatap hujan yang sejak tadi belum redah , bahkan orang orang yang berada di sekitar mereka sudah mengeluh karna menunggu hujan yang tak kunjung redah sejak tadi .

Azmi meraih ponsel di saku bajunya lalu menekan telfon ke seseorang .

"Assalamualaikum Daniel " ucapan Azmi .

You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang