Azmi duduk kini duduk berhadapan dengan kyai besar saat ini . Suasana mencemkap sebab mendengar ucapan sang Gus yang menolak perjodohan dengan tegas .
"Bukan berarti karna kau dan anakku termasuk dalam keluarga , kalian berdua tidak bisa menikah Azmi Iskandar " ucapan Kyai besar .
"Maafkan saya , tolong berikan saya waktu untuk memutuskannya " Ucap Azmi mutlak .
Kyai besar mengangguk ucapan Azmi untuk memberikannya waktu untuk memutuskan keputusannya .
Kayra yang mengintip sang Ayah dan Azmi , tatapan sendu ke arahnya . Di hatinya egois dan ia sadari hal itu .
Namun , Cintanya membuatnya ingin memiliki pemuda itu .Azmi menghela nafas lelah , merasa tekanan dalam dirinya . Jika dia menuruti semua kata dan permintaan keluarganya , bolehkan dia ingin meminta bahwa dia ingin berpendapat , menentukan dan menjalani kehidupannya sendiri ? .
Sejak kecil , Azmi di didik sedikit tegas dalam melakukan pada saja . Contohnya , jika ia ingin bermain bersama anak anak lain maka kata larangan di ucapkan .
Bukan Sang Abi , tapi Kyai besar Iskandar .Azmi tersenyum , kala mengetahui kalau dia memiliki sahabat sekaligus rekannya yaitu Daniel .
Dulu saat masih kanak-kanak . Daniel muncul di hadapannya saat di mana Azmi kecil melanggar ucapan Kyai besar dan berakhir di hukum di depan mesjid pesantren sambil berdiri dengan buku di atas kepalanya .Daniel kecil datang dengan membawa segelas air dingin dan kue bungkus di tangannya .
Dari situ Azmi dan Daniel berteman lalu bersahabat ."Gus Azmi !"
Panggil Daniel ke pada Azmi yang sudah keluar dari rumah Kyai besar .
Daniel yang bersandar di pintu mobil ."Gus , bukannya kamu harus latihan bernyanyi sekarang?" tanya Daniel saat Azmi sudah ada di hadapannya .
"Besok saja , saya hari ini menggantikan Ustadz Somad ngajar " ucap Azmi .
"Oh , ayo balik Gus "ucap Daniel dan di angguki Azmi .
"Terima kasih Daniel "
Daniel diam mendengar ucapan tulus dari Azmi . Azmi mengambangkan senyum hangatnya .
"Tidak perlu berterima kasih Gus , sudah tugasku sebagai rekanmu dan sahabat "ucap Daniel membalas senyum hangat Azmi .
Azmi mengangguk , menepuk pundak Daniel lalu berjalan memasuki mobil .
Malam harinya , Azmi sibuk dengan komputer di hadapannya . Mengurus Nilai-nilai santri putra dan santri putri .
Sebagai seorang Gus , tugas Azmi mengajar dan mengurus pesantren sama seperti yang lainnya .
Dan di umurnya yang masih muda , Azmi sudah mempunyai usaha travel tanpa campur tangan dari kedua orang tua .
Azmi memiliki banyak kenalan dalam perusahaan dan terkenal akan usahanya pada usia muda .Belum lagi , Azmi yang mendapatkan gelar Gus dan bersekolah . Bisa saja menampung banyak beban di pikirannya .
Pukul 23.15 Azmi selesai dengan tugasnya , Ia meminum satu pil obat vitamin penambah daya tahan tubuhnya .
Entah mengapa ia merasa ingin tau kabar Asyah saat ini , mengingat bahwa ia tidak akan melakukan duet saat bernyanyi nantinya membuat Azmi rindu kalau latihan bersama .
Asyah , gadis yang berhasil mencuri intens Azmi yang pertama kali melihatnya .
Asyah dengan tatapan kosong saat duduk di taman sambil menatap senja . Jika orang-orang yang tersenyum melihat atau merasakan hangatnya senja , maka Asyah berbeda dengan wajah tampa ekspresinya .
Setau Azmi bahwa gadis itu setiap saat memberikan senyum indahnya , tetapi saat senja tiba senyum itu seakan akan tidak ingin menampilkannya .Asyah yang sangat berbeda .
Rasa penasaran di hati Azmi , membuat rasa kagum muncul dalam hatinya .
Awalnya Azmi menolak keras perasaannya , namun semakin lama rasa itu tumbuh dalam hatinya .Azmi cukup menyadari , belum saat yang tepat saat ini . Mulutnya selalu terkunci saat ingin mengatakan perasaannya .
"Kak Ami "
Azmi dengan cepat menoleh ke arah pintu , Ara yang berdiri di sana dengan boneka Rubah di pelukannya .
"Ara kenapa belum tidur ?" tanya Azmi mendekat ke Ara .
"Ara kebangun , Ara mau tidur bareng Ka Ami aja " ucap Ara .
Azmi mengangguk lalu mengendong adiknya dan menidurkannya di sampingnya .
"Kak , Ara rindu Kak Asyah " ucap gadis itu sambil memeluk Azmi .
"Kakak Asyah sibuk dek "
"Tapi Ara rindu kak , nanti bawa Kak Asyah ke sini yah " pinta gadis kecil itu dengan tatapan memohon ke Azmi .
"In Syaa Allah , kalau kakak Asyah gak sibuk , nanti kakak Ambil ajak ke sini" Ara tersenyum mendengar ucapan sang kakak .
"Sekarang tidur "
Ara hanya mengangguk dan mulai memejamkan matanya , Azmi menepuk nepuk pelan kepala adiknya dan tak lama kedengaran suara nafas yang teratur yang berarti bahwa adiknya sudah menjelajahi alam mimpi .
"Asyah , kau bahkan mencuri hati adikku yang sifatnya sama sepertiku " gumam Azmi .
Azmi turun dari mobilnya bersama Daniel , matanya tiba-tiba melihat Asyah dengan berlari terburu-buru ke Aula sekolah . Padahal rencananya pagi ini ia ingin menemui gadis itu dan berbicara padanya .
Namun ia renungkan saat melihat gadis itu benar-benar sibuk saat ini .
"Wah Gus , adek Asyah terlihat sangat sibuk " ucap Daniel menatap punggung Asyah yang sudah menjauh .
"Kasihan , apakah ia tidak lelah dengan segala kesibukannya ?" tanya Daniel tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Azmi .
"Dia sama sepertimu Gus , mencari kesibukan untuk melupakan sesuatu dalam sesaat "
Azmi langsung saja berjalan meninggalkan Daniel yang masih berdiri di sana dengan tatapan sendu ke Azmi yang sudah mulai berjalan menjauh .
"Kalian berdua yang sama-sama menginginkan kehidupan dengan bahagia seperti harapan kalian " .
Bersambung ....
Assalamualaikum
Kali ini part-nya pendek , jangan lupa vote yah .

KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me
Teen FictionMe and you . Either can unite or not Natasyah Lailatul Asmiranda , gadis yang menginginkan kehidupan tenang seperti air mengalir . Tidak memikirkan beban dan tak merasakan sakit . Muhammad Ulul Azmi Iskandar , pemuda tampan dengan segala kesempurn...