14.kesamaan

165 24 1
                                        




Azmi duduk kini duduk berhadapan dengan kyai besar saat ini . Suasana mencemkap sebab mendengar ucapan sang Gus yang menolak perjodohan dengan tegas .

"Bukan berarti karna kau dan anakku termasuk dalam keluarga , kalian berdua tidak bisa menikah Azmi Iskandar " ucapan Kyai besar .

"Maafkan saya , tolong berikan saya waktu untuk memutuskannya " Ucap Azmi mutlak .

Kyai besar mengangguk ucapan Azmi untuk memberikannya waktu untuk memutuskan keputusannya .

Kayra yang mengintip sang Ayah dan Azmi , tatapan sendu ke arahnya . Di hatinya egois dan ia sadari hal itu .
Namun , Cintanya membuatnya ingin memiliki pemuda itu .

Azmi menghela nafas lelah , merasa tekanan dalam dirinya . Jika dia menuruti semua kata dan permintaan  keluarganya , bolehkan dia ingin meminta bahwa dia ingin berpendapat , menentukan dan menjalani kehidupannya sendiri ? .

Sejak kecil , Azmi di didik sedikit tegas dalam melakukan pada saja . Contohnya , jika ia ingin bermain bersama anak anak lain maka kata larangan di ucapkan .
Bukan Sang Abi , tapi Kyai besar Iskandar .

Azmi tersenyum , kala mengetahui kalau dia memiliki sahabat sekaligus rekannya yaitu Daniel .
Dulu saat masih kanak-kanak . Daniel muncul di hadapannya saat di mana Azmi kecil  melanggar ucapan Kyai besar  dan berakhir di hukum di depan mesjid pesantren sambil berdiri dengan buku di atas kepalanya .

Daniel kecil datang dengan membawa segelas air dingin dan kue bungkus di tangannya .
Dari situ Azmi dan Daniel berteman lalu bersahabat .

"Gus Azmi !"

Panggil Daniel ke pada Azmi yang sudah keluar dari rumah Kyai besar .
Daniel yang bersandar di pintu mobil .

"Gus , bukannya kamu harus latihan bernyanyi sekarang?" tanya Daniel saat Azmi sudah ada di hadapannya .

"Besok saja , saya hari ini menggantikan Ustadz Somad ngajar "  ucap Azmi .

"Oh , ayo balik Gus "ucap Daniel dan di angguki Azmi .

"Terima kasih Daniel "

Daniel diam mendengar ucapan tulus dari Azmi . Azmi mengambangkan senyum hangatnya .

"Tidak perlu berterima kasih Gus , sudah tugasku sebagai rekanmu dan sahabat "ucap Daniel membalas senyum hangat Azmi .

Azmi mengangguk , menepuk pundak Daniel lalu berjalan memasuki mobil .


Malam harinya , Azmi sibuk dengan komputer di hadapannya . Mengurus Nilai-nilai santri putra dan santri putri .
Sebagai seorang Gus , tugas Azmi mengajar dan mengurus pesantren sama seperti yang lainnya .
Dan di umurnya yang masih muda , Azmi sudah mempunyai usaha travel tanpa campur tangan dari kedua orang tua .
Azmi memiliki banyak kenalan dalam perusahaan dan terkenal akan usahanya pada usia muda .

Belum lagi , Azmi yang mendapatkan gelar Gus dan bersekolah . Bisa saja menampung banyak beban di pikirannya .

Pukul 23.15 Azmi selesai dengan tugasnya , Ia meminum satu pil obat vitamin penambah daya tahan tubuhnya .

Entah mengapa ia merasa ingin tau kabar Asyah saat ini , mengingat bahwa ia tidak akan melakukan duet saat bernyanyi nantinya membuat Azmi rindu kalau latihan bersama .

Asyah , gadis yang berhasil mencuri intens Azmi yang pertama kali melihatnya .
Asyah dengan tatapan kosong saat duduk di taman sambil menatap senja . Jika orang-orang yang tersenyum melihat atau merasakan hangatnya senja , maka Asyah berbeda dengan wajah tampa ekspresinya .
Setau Azmi bahwa gadis itu setiap saat memberikan senyum indahnya , tetapi saat senja tiba senyum itu seakan akan tidak ingin menampilkannya .

Asyah yang sangat berbeda .
Rasa penasaran di hati Azmi , membuat rasa kagum muncul dalam hatinya .
Awalnya Azmi menolak keras perasaannya , namun semakin lama rasa itu tumbuh dalam hatinya .

Azmi cukup menyadari , belum saat yang tepat saat ini . Mulutnya selalu terkunci saat ingin mengatakan perasaannya .

"Kak Ami "

Azmi dengan cepat menoleh ke arah pintu , Ara yang berdiri di sana dengan boneka Rubah di pelukannya .

"Ara kenapa belum tidur ?" tanya Azmi mendekat ke Ara .

"Ara kebangun , Ara mau tidur bareng Ka Ami aja " ucap Ara .

Azmi mengangguk lalu mengendong adiknya dan menidurkannya di sampingnya .

"Kak , Ara rindu Kak Asyah " ucap gadis itu sambil memeluk Azmi .

"Kakak Asyah sibuk dek "

"Tapi Ara rindu kak , nanti bawa Kak Asyah ke sini yah " pinta gadis kecil itu dengan tatapan memohon ke Azmi .

"In Syaa Allah , kalau kakak Asyah gak sibuk , nanti kakak Ambil ajak ke sini" Ara tersenyum mendengar ucapan sang kakak .

"Sekarang tidur "

Ara hanya mengangguk dan mulai memejamkan matanya , Azmi menepuk nepuk pelan kepala adiknya dan tak lama kedengaran suara nafas yang teratur yang berarti bahwa adiknya sudah menjelajahi alam mimpi .

"Asyah , kau bahkan mencuri hati adikku yang sifatnya sama sepertiku " gumam Azmi .













Azmi turun dari mobilnya bersama Daniel , matanya tiba-tiba melihat Asyah dengan berlari terburu-buru ke Aula sekolah . Padahal rencananya pagi ini ia ingin menemui gadis itu dan berbicara padanya .

Namun ia renungkan saat melihat gadis itu benar-benar sibuk saat ini .

"Wah Gus ,  adek Asyah terlihat sangat sibuk " ucap Daniel menatap punggung Asyah yang sudah menjauh .

"Kasihan , apakah ia tidak lelah dengan segala kesibukannya ?" tanya Daniel tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Azmi .

"Dia sama sepertimu Gus , mencari kesibukan untuk melupakan sesuatu dalam sesaat "

Azmi langsung saja berjalan meninggalkan Daniel yang masih berdiri di sana dengan tatapan sendu ke Azmi yang sudah  mulai berjalan menjauh .

"Kalian berdua yang sama-sama menginginkan kehidupan dengan bahagia seperti harapan kalian  " .








































Bersambung ....


Assalamualaikum
Kali ini part-nya pendek , jangan lupa vote yah .

You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang