PART 13

794 127 12
                                    

***

Reez menatap Aizreen yang terus melamun di meja kerjanya. Dia tak mengatakan sepatah kata pun lagi setelah pulang makan siang. Biasanya sedingin apapun sikap Reez, Aizreen akan selalu mencoba berbicara dengannya.

Jam kerja berakhir. Aizreen membereskan mejanya lalu bergegas pergi. Dia sudah tak pernah pulang dengan Reez lagi karena Reez selalu lembur. Biasanya dia akan bertanya apa hari ini bisa pulang bersama. Tapi sekarang Aizreen rasa tak perlu menanyakan hal itu lagi. Jawaban Reez selalu sama, 'Tidak'.

Di perjalanan pulang Aizreen mampir ke toko kue. Makan kue cokelat kacang selalu membuat moodnya naik.

"Aizreen?" sapa seseorang setelah selesai membayar di kasir.

"Pak Wira!" Aizreen membungkuk sopan. Dia sudah mengepalkan tangan ingin segera pergi. Malas melihat pria tua bangka itu. "Saya permisi duluan!"

"Tunggu!" dia menarik lengan Aizreen membuat Aizreen terkejut dan langsung merentap kasar.

"Apa yang anda lakukan?" marah Aizreen.

"Pindah ke perusahaan saya. Saya akan menggaji kamu lebih besar daripada yang Reez beri."

"Tidak tertarik!"

"Masa depanmu akan lebih terjamin kalau bersama saya."

"Saya nyaman dengan pekerjaan saya sekarang."

"Baiklah. Saya hargai loyalitas kamu. Meski kamu tak mau bekerja dengan saya, kita masih bisa berteman kan? Boleh saya minta kontak kamu?"

"Tidak!" jawab Aizreen lalu pergi.
Tapi tangannya ditarik lagi.

"Kenapa jual mahal sekali?" kata pria itu marah.

"Lepaskan!" marah Aizreen.

"Galak sekali. Tapi saya suka!"

Aizreen menendang pria itu lalu pergi. Menyebalkan.

***

Sudah beberapa kali Aizreen melihat jendela menunggu Reez pulang. Dia ingin menceritakan tentang kliennya yang sudah bersikap kurang ajar padanya hari ini.

Namun, hampa!
Sampai tengah malam Reez tak juga pulang. Aizreen akhirnya tertidur.

Keesokan harinya seperti biasanya Reez sudah berangkat ke kantor duluan. Benarbenar susah sekali ditemui suaminya itu. Aizreen kesal sendiri.

Bu Maryam sebenarnya sering menyuruh Reez lebih meluangkan waktu dengan Aizreen karena mereka sudah menikah. Tapi Reez seolah tak ambil berat tentang itu dan mengabaikan nasihat ibunya.

***

Tak tahan lagi dengan sikap Reez, sesampainya di kantor Aizreen langsung masuk ke ruangan Reez. Namun di sana dia melihat Bella sedang berbicara dengan  Reez.
Dan Reez tampak tertawa. Sudah lama Aizreen tak melihat Reez seperti itu.

"Reez, sepertinya ada yang mau istrimu bicarakan. Kita lanjut nanti, aku keluar dulu!" ucap Bella.

"Tak usah, kau di sini saja!" ucap Reez. "Ada apa?" kali ini Reez bertanya pada Aizreen.

"Saya mau mengambil dokumen yang kemarin, Boss!" jawab Aizreen ngasal.

"Ada di meja!"

Aizreen mengambil dokumen di meja lalu minta izin pergi.

Wajah Aizreen merah karena marah.
Bella bisa dengan bebas memanggil nama Reez kenapa dirinya tak boleh? Aizreen membanting dokumen. Kenapa Reez memperlakukannya seperti itu?

***

"Aku dengar Bu Bella akan balik bekerja di sini lagi ya?"
"Katanya sih begitu. Proyek di sana juga sudah selesai."
"Lagipula dari dulu Boss kita itu kan kemanamana selalu dengan Bu Bella. Mungkin dia tak tahan berpisah lama jadi menyuruh Bu Bella kembali."
"Tapi kasian juga si Aizreen. Sepertinya dia juga menyukai boss kita. Kalian lihat kan dia sering sekali melirik ke ruangan Boss kita."
"Iya tapi aku gak terlalu suka dia. Pas awal bekerja dia sangat lengket sekali dengam Boss. Aku justru malah kasian pasa Bu Bella. Syukurlah sekarang Bu Bella kembali."

Cinta Lama Resmi Kembali!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang