PART 4

1.6K 199 15
                                    

***

Berharihari sejak kejadian foto itu, Aizreen tak pernah melihat Reez lagi. Dan dia tak peduli.
Hari ini Aizreen mendapat gaji pertamanya, meski belum sebulan tapi dia mendapat gaji serentak dengan pegawai lain.

Pulang bekerja Aizreen datang ke kafe yang dulu sering dia dan Reez datangi. Lama dia memandangi makanan yang dipesan. Ada dua piring hidangan di mejanya, minumannya pun ada dua seolah dia tak datang sendiri.

'Makan ish jangan pandang aku terus!'
'Reez makananmu dingin itu.'
'Aku tak bisa kupas kepitingnya. Bukain!'
'Belum halal lah ish gak usah berharap aku mau membersihkan bibirmu yang belepotan.'

"Makananmu dingin!"

"Reez!"
Aizreen terkejut melihat Reez di depannya. Tak lama kemudian dia menghilang lagi. Ternyata hanya ilusi. Suara yang dia dengar pun hanya ilusi.

"Moveon, Ez!" bisiknya pada diri sendiri. Lalu dia mulai makan.

Saat akan pergi langkah Aizreen terhenti di depan pintu masuk melihat pria yang membukakan pintu mobil untuk seorang wanita. Itu Reez, mungkin dengan kekasih barunya. Mereka tampak bahagia.

Mata Aizreen dan Reez bertemu. Reez masuk ke dalam kafe bersama wanita itu melewati Aizreen seolah dia tak pernah tampak.

Aizreen tersenyum bodoh. Mana mungkin Reez akan menyapanya. Cukup tahu saja kalau Reez sudah bahagia sekarang. Setidaknya bebannya sedikit berkurang.
'Tapi kenapa hatiku sakit?'

Di dalam kafe Reez memandang Aizreen yang pergi. Dia melirik meja pojok yang dulu menjadi langganan dirinya dan Aizreen setiap mereka datang. Ada dua piring di meja. Meski sudah habis tapi dari sisanya dia bisa tahu itu makanan kesukaan dirinya.

"Reez!" panggil wanita yang datang bersamanya.

"Kau duluan," jawab Reez.

Mereka sudah memesan ruang pribadi. Dan wanita itu masuk lebih dulu.

Reez duduk di meja bekas Aizreen. Dia menatap jus yang masih utuh. Itu jus lidah buaya kesukaan Reez. Aizreen tak pernah suka.

Dia mengambil jus itu dan meminumnya sampai habis.

Pelayan yang hendak membereskan meja terkejut mengetahui masih ada pelanggan di meja itu. Setahu dirinya hanya ada satu wanita yang memesan dua porsi makanan. Mungkin pria ini pacarnya yang telat datang, pikirnya. Dia pun mundur kembali.

***

Tengah malam Aizreen dibangunkan oleh suara bising tetangganya. Apartemen yang ditinggali tak kedap suara jadi dia bisa dengan jelas mendengar kebisingan di sebelah.
Karena tak tahan lagi dia memberanikan diri keluar menemui tetangganya.

Pintu diketuk, tibatiba keluar seorang pria berbau alkohol. Dari dalam ruangan terdengar musik yang sangat keras. Seperti sedang ada pesta.

"Maaf mas. Bisa dikecilin gak suara musiknya? Besok saya harus masuk kerja pagipagi dan saya tak bisa tidur karena suara musik itu," jelas Aizreen.

"Berisik!" ucap pria itu lalu membanting pintu tepat di depan wajah Aizreen.
Suara musik pun semakin keras saja.

Aizreen membuat roll eyes dan kembali ke tempatnya.

.
.

Benar saja, keesokan harinya dia datang ke butik dengan mata panda. Mana bisa dia tidur dengan keadaan seperti semalam. Beberapa kali hampir nabrak mobil orang karena mengantuk. Terakhir dia hampir menabrak tiang listrik. Untung tidak apaapa dan mobilnya pun hanya tergores sedikit. Sepertinya dia harus segera mencari rumah sewa baru.
Lingkungan tempat tinggalnya sekarang kurang baik.

"Mbak Niki, di dekat sini ada tempat sewa yang murah gak?" tanya Aizreen.

"Kenapa? Ada masalah dengan rumahmu?" tanya Niki.

"Terlalu berisik. Lagipula rasanya apartement itu terlalu besar untuk aku yang tinggal sendiri. Aku tak ada waktu mengurusnya."

Sebenarnya ukuran apartemen Aizreen tak bisa dibilang besar. Hanya tempat dengan dua kamar tidur saja.

"Di sekitar sini malah lebih berisik, Reen. Nanti deh kalau ada info aku kasih tahu kau."

"Makasih Mbak!" Aizreen tersenyum.

"Mas, mau ketemu Bu Maryam?" tibatiba Niki berdiri.

Sontak Aizreen menoleh ke belakang. Reez datang.

"Nope! Saya tahu Mamah tak ada disini. Dia menyuruh saya mengambil beberapa dokumen," jawab Reez.

"Oh yang dokumen desain baru itu kan? Sebentar saya ambilkan dulu!" Niki pergi ke kantor Bu Maryam.

Reez duduk di samping Aizreen. Keduanya diam. Aizreen menunduk tak tahu harus apa. Mau pergi takut disangka tak sopan. Diam saja juga tak ada faedahnya. Malah tak tenang hatinya.

"Aku belum makan siang!" tibatiba Reez bersuara.

Aizreen menoleh padanya, 'terus? Mengatakan itu padaku biar apa?'

Reez bangun, mengambil hp Aizreen yang tergeletak di atas meja lalu pergi ke luar.

"Mau kemana dia?" gumam Aizreen tak mengerti. "Eh itu hp ku!" kata Aizreen lalu bangun dan menyusul Reez.

***

Bersambung.

Cinta Lama Resmi Kembali!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang