Part 16

874 145 23
                                    

***

"Penjarakan saja bajingan gatal itu!" perintah Reez lalu menutup telepon.

Mengetahui perlakuan Pak Wira pada Aizreen membuat Reez semakin murka dan ingin secepatnya menemukan istrinya itu. Ingin menebus semua kesalahannya. Meluruskan semua kesalahpahaman antara mereka. Dan benarbenar memulai lagi dari awal.

Mobil Reez berhenti di sebuah rumah. Begitu turun dari mobil, kebetulan pemilik rumah juga keluar.

"Assalaamu'alaikum!" ucap Reez.

"Wa'alaikumussalaam! Mohon maaf anda mau mencari siapa ya?"

"Saya mau mencari Pak Ryan. Apa benar ini rumahnya?"

"Anda siapa?" Bapak itu balik bertanya.

"Saya Reez!"

"Reez? Kamu sudah menerima paket dari saya? Saya Ryan. Ayo silakan masuk!" Pak Ryan mengajak Reez masuk ke rumah.

Setelah basa basi menawarkan minum dan sebagainya mereka mulai berbicara ke inti masalah.

"Sudah lama Pak Anggit mengamanahkan itu pada saya. Dia bilang, jika suatu hari Aizreen kembali dan masih mempunyai perasaan pada kamu, saya harus menyerahkan kotak itu pada kamu. Katanya mudahmudahan kotak itu akan emmbuat kamu setidaknya memaafkan Aizreen. Namun jika Aizreen tak mau kembali, jika dia memilih melupakan kamu dan memulai hidup baru. Maka saya tak perlu memberikan kotak itu padamu. Karena kalian sudah memilih jalan masingmasing jadi kotak itu tak akan berguna lagi. Namun seminggu lalu saya bertemu dengan Aizreen. Dia tak banyak berbicara pada saya. Hanya dari apa yang dia ucapkan waktu itu saya tahu dia masih mencintai kamu. Dia bilang 'Oom, aku selalu ingin orang itu bahagia. Aku berharap bisa menyaksikan kebahagiaannya dari dekat. Tapi sepertinya keberadaanku hanya akan menghancurkan bahagianya. Apa yang harus aku lakukan?'." Pak Ryan mengulangi kembali apa yang Aizreen katakan. "Saya pribadi ingin juga melihat Aizreen bahagia, jadi saya putuskan mengirimkan kotak yang diamanahkan Pak Anggit pada kamu. Berharap hal itu bisa berguna untuk kamu dan juga Aizreen. Saya melihat rasa tertekan dan rasa bersalah dalam dirinya. Mudahmudahan kotak itu benarbenar bisa membuatmu setidaknya memaafkan Aizreen meski kalian tak bisa bersama."

"Sebelumnya saya sangat berterimakasih karena Bapak sudah mau mengirimkan amanah Papa Anggit pada saya. Itu berarti banyak buat saya. Tapi, maaf saya mau bertanya satu hal. Apa bapak tahu sekarang Ez dimana?"

"Saya tidak tahu pasti. Dia bilang dia belum merencanakan akan menetap dimana. Hanya saja dia bilang untuk sekarang dia ingin kembali ke tempat dimana ada kenangan masalalunya yang indah."

Reez bingung. Kemana Aizreen pergi? Rumah yang dulu mereka tempati sudah dijual. Tempat mana yang dia tuju.

Setelah berterimakasih pada Pak Ryan, Reez pun pamit pergi.

***

Hotel di sekitar kediaman lamanya sudah Reez susuri. Tapi nihil, Aizreen tak ada. Kontrakan sekitar juga sudah didatangi, tapi Aizreen masih tidak ada.

"Sebenarnya kau dimana, Ez? Pulanglah! Aku tak akan menceraikanmu. Tak akan pernah!" Reez memegang setir mobil dengan erat.

.
.

Di sebuah kamar hotel di dekat pantai terlihat Aizreen sedang duduk diam memandangi laut lepas.
Sudah sehari dia tinggal di sini. Selama sebulan ini dia sudah mendatangi berbagai tempat yang dulu dia, Reez dan keluarganya datangi bersama.

Perut keroncongan memang tak bisa diajak bersantai sebentar. Dengan malas Aizreen mengambil tas untuk turun ke restaurant hotel.

Seperti biasa. Dia akan memesan dua porsi makanan dan minuman. Satu kesukaannya dan satu kesukaan Reez. Awalnya itu selalu dia lakukan tanpa sadar dan akhirnya jadi kebiasaan.

Cinta Lama Resmi Kembali!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang