***Tengah malam Aizreen merasakan sakit perut. Dia kelaparan.
Saat makan dengan Bu Maryam dia hanya mengambil beberapa suapan.Dia menuju kulkas tapi saat dibuka tak ada apaapa. Aizreen baru pindah dan belum membeli bahanbahan dapur.
Mau tak mau dia hanya bisa menyeduh susu saja. Sambil memegang cangkir Aizreen duduk memandang kosong ke depan tv.
Dulu saat kelaparan tengah malam biasanya dia akan mengadu pada ah lupakan. Aizreen menggelengkan kepala mencoba mengusir kenangankenangan lalu.
Dia meletakkan cangkir susu yang belum habis. Jaket diambil lalu dia pergi keluar.
Aizreen berdiri lama di jajaran makanan di minimarket yang memang buka dua puluh empat jam. Dia hanya ingin keluar tapi dia takut berjalan dalam gelap. Alhasil dia hanya berdiri diam di minimarket yang terang.
Dirasa terlalu lama diam, Aizreen memilih banyak makanan secara acak lalu pergi ke kasir membayar.
Dia tak pulang tapi terus berjalan. Langkah kakinya tak pernah menjauh dari lampu jalan. Di bawah cahaya bulan, di bawah lampu jalan malam dingin terasa lebih hangat. Lebih bersahabat.
Jalanan sudah sepi, bahkan suara nafas pun bisa terdengar. Hanya ada satu dua kendaraan saja yang lewat.
Aizreen berhenti berjalan dan menatap ke jalan raya yang sepi. Dia hendak melangkahkan kaki ke tempat yang tak dihinggapi cahaya. Berkalikali dia ragu untuk melangkah dan akhirnya tak jadi. Dia melanjutkan kembali berjalan di tempat yang memiliki cahaya.Tanpa Aizreen sadari, sebuah mobil mengikutinya dari belakang. Tak jauh tapi tak dekat juga. Tapi cukup jelas untuk melihat Aizreen.
***
.
.
.Begitu sampai di tempat kerja Aizreen diserbu temantemannya. Ratarata mereka mengkhawatirkan keadaan Aizreen setelah dibawa Bu Maryam kemarin.
Mata kurang tidur, tubuh yang terlihat lemah membuat orang salah paham. Entah Aizreen harus tertawa atau menangis dengan kesalahpahaman ini.
Semua orang memperlakuka Aizreen begitu baik membuat dirinya senang bekerja bersama mereka. Segala kekusutan tentang 'dia' benarbenar disimpan ke tepi.
"Kau tak terlalu sibuk kan? Bisa bantu aku gak? Pergi ke percetakan ini untuk melihat foto yang kita kirim kemarin sudah dicetak atau belum. Kalau sudah selesai, tolong sekalian bawa kesini ya. Soalnya harus secepatnya dipasang!" ucap salah satu teman Aizreen.
Alamat yang disodorkan diambil lalu Aizreen pun pergi.
"Semuanya sudah selesai. Sebentar kami bungkus dulu. Anda bisa duduk sambil menunggu!"
Aizreen mengangguk.
Tak lama kemudian pesanan butiknya diserahkan pada Aizreen.
"Oh iya. Foto anda tak sekalian mau diambil juga? Kebetulan sudah selesai."
"Foto apa?" tanya Azireen bingung.
Pekerja percetakan mengambil sesuatu dan memperlihatkan pada Aizreen. "Bukankah ini anda?"
Orang di foto itu benarbenar Aizreen. Ada banyak foto, dan itu foto semalam saat Aizreen sedang berjalan sendirian.
"Boleh tahu foto ini atas nama siapa?" tanya Azireen.
"Disini tertulis foto ini dipesan atas nama Reez!"
DEG!
"Reez?" gumam Aizreen.
"Kalau gitu biar aku saja yang ambil fotonya. Berapa semuanya?" tanya Aizreen."Ini sudah dibayar di muka. Jadi tinggal ambil saja."
"Oh begitu. Kalau begitu terimakasih!"
Aizreen kembali ke butik dengan linglung. Di parkiran butik dia melihat cetakan fotofoto dirinya. Segera dia masukkan kembali ke dalam tas dan bersikap seolaholah tak ada apaapa.
Dia keluar dari mobil dan berusaha bekerja seperti biasa lagi. Halhal tentang foto itu lupakan saja dulu.
***
Aizreen menjadi salah satu pekerja yang pulang telat hari ini.
Begitu dia keluar butik, dia terkejut melihat seseorang bersandar di mobilnya."Reez!"
"Mana?" ucapnya dingin.
"Apa?" tanya Aizreen tak mengerti.
"Kau mengambil barang milikku. Kembalilan lagi padaku!" pintanya.
"Apa yang kuambil?"
'Hidupku!'
"Sesuatu yang diberikan tukang cetak foto kepadamu. Berikan itu padaku!" desaknya."Tapi itu fotoku!"
"Itu hanya foto jalanan yang kebetulan ada kau di dalamnya. Kembalikan saja padaku!"
Mendengar nada seriusnya Aizreen mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan diserahkan pada pria itu.
Setelah mengambil foto itu, tanpa terimakasih Reez langsung pergi.
Aizreen mengeluh kecil. Dia memang tak pernah mengerti dirinya.
***
Bersambung.
(Siii pow cerita kemarin aja belum dilanjutlanjut udah bawabawa story baru) 😂😂😂✌ Maapkeun. Inspirasi datang darimana aja dan muncul kapan aja. Aku tak bisa kendalikan. Daripada lupalupa udah aja langsung tulis yekaaann. Aku pelupa soalnya. ✌✌✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Resmi Kembali!
RomanceAku tak bisa menyuruh hujan yang turun kembali ke langit, pun aku tak bisa mengembalikan kembali air mata yang aku keluarkan. Tapi aku bisa kembali menghidupkan rasa yang dulu mati, aku bisa kembali menyambung kisah yang dulu (belum) usai.