***
Berharihari Reez mendiamkan Aizreen. Penolakan yang diterima melukai hati lelakinya. Setiap malam, ruang baca menjadi tempat pelarian Reez untuk tidur.
"Menurutmu, kenapa seorang istri menolak disentuh suaminya?" tanya Reez.
"Uhuk!" seketika Rafa yang sedang minum terbatuk tersedak mendengar pertanyaan tak biasa temannya itu. "Kau benarbenar menikah dengan dia?"
Reez memandang Rafa tak puas hati.
"Okay baiklah. Orang sepertimu bisa juga ya ditolak oleh istri." Rafa menggelengkan kepala. "Mungkin istrimu tak puas denganmu makanya dia tak ingin disentuh lagi olehmu," ucap Rafa.
"Ini pertama kalinya untuk kita, setan!"
"Benarkah? Hmm mungkin karena pertama kali jadi dia takut."
"Dia terlihat jijik melihatku dan sangat ketakutan!"
"Apa kau mandi dulu sebelum hmm sebelum ...."
"Serius lah peak!" marah Reez.
"Mungkin saja dia jijik dengan bau tubuhmu siapa yang tahu kan."
"Sebaiknya kau pergi saja lah dari kantorku. Tak guna bicara denganmu!"
"Aisshhh okayokay kali ini serius!" Rafa benarbenar memasang ekspresi serius sekarang. "Ada beberapa kemungkinan kenapa dia begitu Reez. Mungkin dia belum siap. Bisa jadi dia tak memiliki perasaan padamu jadi dia enggan disentuh olehmu. Atau bisa juga dia memiliki trauma tentang itu. Yang lebih parah mungkin dia sudah tak gadis lagi jadi takut kau sentuh."
Reez berdiri lalu mengalihkan pandang ke luar jendela, "dia yang mengajakku menikah. Harusnya dia sudah siap. Alasan kedua mungkin benar. Dia bilang alasannya putus dariku karena dia tak pernah mencintaiku. Aku sebenarnya masih tak percaya. Tapi sekarang sepertinya itu benar."
"Jangan menyimpulkan dengan cepat, Reez. Sekarang kau lebih memilih percaya dia tak mencintaimu daripada percaya bahwa dia mungkin pernah disentuh pria lain?"
"Bukankah itu sama saja? Sakitnya sama."
"Bagaimana dengan kemungkinan dia memiliki trauma? Kau tak berniat mencari tahu dulu kah? Kalian sudah menikah Reez. Mulai sekarang semua hal antara kau dan dia harus selalu dikomunikasikan bersama. Bicarakan hal ini juga dengannya agar tak timbul prasangka. Sejujurnya masalah ranjang suami istri juga tak boleh membiarkan orang luar tahu. Cukup antara kau dan dia saja."
Reez memejamkan mata memikirkan ucapan Rafa. Dia juga ingin berbicara pada Aizreen. Tapi dia tak mau mendengar Aizreen mengatakan lagi bahwa memang tak ada cinta untuknya.
"Reez, kau yakin masalahnya bukan di dirimu? Punyamu berfungsi dengan benar kan?" tanya Rafa tibatiba.
Tanpa babibu Reez menekan interkom, "suruh kemanan datang untuk mengeluarkan seorang pengacau dari ruanganku!" ucap Reez sambil memandang Rafa dengan marah.
***
Sepi ... malamnya hanya ditemani cahaya bulan yang masuk lewat celah jendela yang sengaja dibuka.
Tanpa alas kaki Aizreen berjalan di lantai dingin. Langkahnya sampai di depan ruangan yang beberapa hari ini Reez jadikan tempat untuk tidur.
Masuk ke dalam ruangan. Aizreen menghampiri tubuh diam suaminya. Terbaring di sofa yang sebenarnya cukup besar namun tak cukup panjang untuk ukuran tubuh Reez yang tinggi.
Aizreen duduk di atas karpet di bawah sofa. Memegangi tangan Reez yang hangat, kontras dengan tangannya yang dingin karena terlalu lama berdiri di depan jendela terbuka. Kepala diletakkan di atas dada Reez. Perlahan mata terpejam, cairan hangat keluar menuruni pipi membasahi baju si suami.
"Maafkan aku, Reez!" gumam Aizreen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Resmi Kembali!
RomanceAku tak bisa menyuruh hujan yang turun kembali ke langit, pun aku tak bisa mengembalikan kembali air mata yang aku keluarkan. Tapi aku bisa kembali menghidupkan rasa yang dulu mati, aku bisa kembali menyambung kisah yang dulu (belum) usai.