***
Tubuh Aizreen mematung. Dia tak salah dengar. Reez mengajaknya menikah.
"Reez, ak...aku ...."
"Kau bisa istikharah dulu. Aku bisa menunggu," kata Reez tenang.
"Tapi kenapa?" tanya Aizreen tak mengerti. Bukankah harusnya dirinya menjadi wanita yang paling dibenci Reez. Kenapa Reez mengajak menikah?
'Karena aku ingin menjagamu, bodoh!' Reez memasukkan tangan ke saku celana, matanya tak berhenti menatap Aizreen.
"Aku sudah memiliki segalanya kecuali isteri.""Bukankah kau bisa dengan mudah mengajak temanteman wanitamu menikah. Lalu kenapa aku?" tanya Aizreen lagi.
"Karena aku sudah pernah ditinggalkan seorang wanita. Aku tak bisa mempercayai wanita manapun lagi. Daripada menikahi wanita yang perasaannya masih abuabu, mending menikah dengan wanita yang perasaannya sudah kuketahui kan? Bertahuntahun kau bisa berpurapura mencintaiku, bisakah kau melakukannya lagi selama sisa hidupmu?"
"Hah?" Aizreen blur.
Jadi karena itu Reez ingin menikahinya. Apa dia ingin balas dendam?
'Demi Tuhan ... jika itu bisa menebus semua kesalahanku padamu aku dengan senang hati menerima balas dendammu Reez. Kau bisa melakukan apa saja padaku, tapi kenapa harus menikah? Itu hanya akan membuatmu semakin tak bahagia. Jangan hancurkan hidupmu untuk balas dendam padaku!'"Sudah sangat larut. Pikirkan dulu saja!" Reez berjalan masuk ke dalam rumah.
"Tunggu!"
Langkah Reez terhenti dan kembali menoleh pada Aizreen.
"Nghhh?""Reez!" Aizreen menunduk memainkan tangan dengan gugup. "Ba...bagai...mana jika ak...aku bek...as orang lain? Apa kau masih mau menerimaku?"
DEG!
Tangan Reez mengepal, rahangnya mengeras.
"Apa maksudmu dengan 'bekas'?"Aizreen mengetap bibir tak tahu bagaimana harus menjelaskan pada Reez.
"Kalau tak mau menikah denganku katakan saja. Tak usah mereka alasan yang merendahkan diri sendiri," ucap Reez yang sebenarnya sedang menenangkan hatinya sendiri. Dia berharap apa yang dipikirkannya tak benar. Tanpa menunggu balasan Aizreen dia pergi ke kamarnya.
'Apalagi ini Ez? Apa lagi yang akan kau lakukan untuk melukaiku?'Tangan Aizreen menekup mulut menahan tangisan. Dia tak sanggup menerima Reez. Pria itu terlalu luar biasa untuk perempuan nista sepertinya.
'Aku mencintaimu Reez! IYAIYAIYA ayo kita menikah! Ingin sekali aku berteriak seperti itu, tapi aku tak bisa egois. Aku tak pantas menjadi isterimu meski itu hanya dalam nama saja.'***
"Makan yang banyak, Ez!" Bu Maryam menaruh banyak daging ke piring Aizreen. "Sepertinya kamu tak tidur nyenyak ya semalam. Matamu seperti kurang tidur. Kamu tak nyaman ya tinggal disini?"
"Enggak kok, Ma! Ez senang tinggal disini. Hanya mungkin belum terbiasa saja."
"Yasudah. Lanjut makan dulu!"
Aizreen tersenyum dan mulai makan lagi. Mereka sarapan berdua saja. Reez sudah tak ada di rumah saat dia bangun. Baguslah! Aizreen juga belum siap berhadapan dengan Reez lagi setelah kejadian semalam.
"Oh iya ... Mama tak kerja hari ini?" tanya Aizreen.
"Nope! Mama tak akan kemanamana sampai kamu pulih."
"Tapi selama aku di rumahsakit Mama selalu menjagaku. Aku telah banyak membuang waktu Mama. Lagipula sekarang aku sudah pulih."
"Mama tak keberatan. Sudah tak usah dipikirkan okay! Lagipula Mama memang bekerja dari rumah. Control ke butik kalau sedang mood saja," terang Bu Maryam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Resmi Kembali!
RomanceAku tak bisa menyuruh hujan yang turun kembali ke langit, pun aku tak bisa mengembalikan kembali air mata yang aku keluarkan. Tapi aku bisa kembali menghidupkan rasa yang dulu mati, aku bisa kembali menyambung kisah yang dulu (belum) usai.