***"Arrrghhh! Kacaukacaukacau!" kepala dihantuk pada setir mobil. Dari semua tempat kerja, kenapa harus memilih tempat mertua tak jadi ini?
Kalau dia tahu tempat kerjanya adalah butik milik MANTAN calon mertua, dia pasti tak akan melamar bekerja disana.Tapi Nasi sudah jadi liwet, tak mungkin bisa dipaksakan menjadi ketupat. Sudah terlanjur, tak bisa mundur lagi. Tapi mau maju pun enggan.
"Stay cool, Ez! Sudah empat tahun, dia pasti tak akan ingat padamu. Dan belum tentu kalian akan bertemu juga," ucapnya berusaha menenangkan hati sendiri.
Dia baru saja lulus kuliah di luar negeri. Bermaksud mencari pengalaman bekerja. Setelah seminggu bekerja malah dihadapkan lagi dengan kenangan lama.
Tinnntiinnnntinnn!
Sura klakson menyadarkan Aizreen. Dengan segera dia menyalakan mesin mobil dan pergi dari komplek perumahan itu. Sengaja dia berhenti sebentar untuk menenangkan hati.
Atasannya menyuruh memberikan laporan keuangan langsung ke rumah Big Boss. Dan ternyata yang dia temui adalah ibu pria itu. Sudah empat tahun, orangtua itu masih sama.
Kembali ke butik dengan longlai membuat atasan Aizreen menghampirinya.
"Hey kau tak dimarahi Bu Maryam kan?"
Aizreen menggeleng.
"Apapun yang dikatakan Bu Maryam jangan dimasukkan hati ya. Dia memang tegas orangnya. Karakternya memang seperti itu. Tak bisa berlembut pada orang. Kau harus terbiasa."
Aizreen mengangguk.
Percis robot angguk geleng saja dari tadi.
"Yasudah kau lanjut kerja lagi," ucap atasan Aizreen.
Aizreen memejamkan mata mencari ketenangan. Dia mengambil napas lalu pelanpelan menghembuskan. Tarik napas, hembuskan! Tarik napas,
hembuskan!***
Dua hari telah berlalu, Aizreen bekerja dengan lancar selama dua hari itu.
Tapi karena kemarin dia lembur mengerjakan laporan. Pagi ini dia datang terlambat ke butik.
Atasannya sudah mondar mandir di luar pintu masuk."Arrghhhh Aizreen akhirnya kau datang juga," ucapnya lega.
"Kenapa mbak Niki?" tanya Aizreen.
"Bu Maryam datang. Dia sudah menunggumu dari tadi."
"Apa?" Aizreen terkejut. Untuk apa dia menunggunya. 'Bala apalagi ini Tuhan? Tenang Ez, tenang!'
"Sebaiknya cepat masuk. Dia sudah setengah jam menunggumu. Jangan gugup. Kalau dimarahi diam saja okay?"
Aizreen ditarik masuk menuju ke ruangan Boss. Sepanjang jalan temateman sesama pekerja memberinya tatapan kasian. Mereka tahu karakter Bossnya sangat keras. Sudah banyak pekerja Aizreen yang mengundurkan diri karena tak tahan bekerja dengannya.
Mereka simpati pada Aizreen. Ekspresi wajah Aizreen mereka artikan sebagai rasa takut, padahal Aizreen gugup bukan karena itu. Dia menantu tak jadi wanita yang ada di dalam sana. Dia tak tahu harus bersikap bagaimana nanti.
"Bu, Aizreen sudah datang!" maklum Niki pada Bu Maryam.
Aizreen sudah bersembunyi di belakang Niki, "selamat pagi. Maaf saya datang telat!" ucap Aizreen dengan suara bergetar.
"Niki kamu keluar dulu!" perintah Bu Maryam.
Niki pun undur diri, sebelum menutup pintu dia sempat menepuknepuk bahu Aizreen.
"Kenapa berdiri disana? Sini duduk!" arah Bu Maryam pada Azireen.
Gadis itu hanya menurut, wajahnya masih menunduk.
Tibatiba Aizreen dipeluk, "Mama benarbenar merindukanmu, sayang. Waktu kamu datang ke rumah, Mama sangat sibuk dan kamu juga buruburu jadi kita tak bisa ngobrol. Mama ingin segera menemui kamu tapi baru punya waktu hari ini. Mama benarbenar merindukanmu, sayang." Bu Maryam sangat erat memeluk, setelah beberapa lama dia melepas pelukan. "Kamu apa kabar hurm?" pipi Aizreen dielus penuh sayang.
"Aku baik, Ma. Mama apa kabar?" tanya Aizreen.
Karena waktu mereka bertemu di rumahnya, masingmasing masih terkejut dan canggung mereka tak banyak berbicara dan bahkan tak sempat menanyakan kabar masingmasing.
"Mama baik."
"Hey kenapa Mama menangis?" Aizreen mengesat air mata Bu Maryam.
"Mama terlalu senang bertemu kamu lagi, Ez."
Bu Maryam memeluk Aizreen lagi. Gadis ini sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri. Sudah lama dia merindukan anak gadisnya ini.Aizreen memejamkan mata, tanpa sadar dia juga ikut menangis. Ibunya sudah lama meninggal. Dan selama ini kepada Bu Maryam lah dia berharap kasih dan sayang. Tapi sejak hubungannya dengan anak lelaki Bu Maryam berakhir, Aizreen harus rela kehilangan kasih Bu Maryam juga.
"Ez sayang Mama!"
***
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Resmi Kembali!
RomanceAku tak bisa menyuruh hujan yang turun kembali ke langit, pun aku tak bisa mengembalikan kembali air mata yang aku keluarkan. Tapi aku bisa kembali menghidupkan rasa yang dulu mati, aku bisa kembali menyambung kisah yang dulu (belum) usai.