[TYPO BERTEBARAN]
FLASHBACK ON
Zeina melangkahkan kaki dengan cepat dikoridor yang sangat sepi. Arahnya menuju toilet, dengan terburu-buru dia berjalan seraya membawa sebungkus tissue yang terus dibekapnya. Bibirnya sangat pucat, jantungnya berdetak tak karuan, keringat dingin mulai membasahi wajahnya.
Tak ada satu orang pun disepanjang jalan koridor. Mungkin karena murid-murid sudah berkumpul di tribun lapangan basket untuk menyaksikan pertandingan yang sangat ditunggu para siswa, tapi bagus lah tak jadi banyak penghalang saat menuju toilet. Sesekali Zeina mengelap kasar keringat yang mengucur diwajahnya.
"You okay Zein" Batinya meyakinkan dirinya sendiri.
CKLEKK
Zeina mengunci pintu kamar mandi. Tak ada seorang pun disana, hanya kesunyian menemani dirinya. Perasaannya sangat kacau, rasanya ingin dia membenturkan kepalanya ke tembok. Tapi dia sadar jika itu tidak akan mengubah apapun. Kedua telapak tangannya bergetar hebat menandakan dia sangat gelisah dan takut.
Tebakannya sudah terduga. Darah segar keluar dari hidungnya dengan deras, beruntung Zeina sudah sampai di toilet. Secepat mungkin Zeina menyumbatnya menggunakan tissue yang sudah disiapkannya dari awal.
Tiba-tiba kakinya terasa sangat lemas untuk melangkah bahkan untuk berdiri pun sangat berat rasanya. Zeina mendudukkan tubuhnya dilantai dingin toilet, melipat kakinya seraya menyenderkan dirinya di pintu toilet.
"Mah, Zein udah capek!" Ringisnya pelan mencoba untuk tidak mengeluarkan air mata.
"Sampe kapan Zein begini terus ma!" Ucapnya getir tersenyum miris. "Zein gak tahan"
Gadis itu mendehem seraya tersenyum miring seakan mengejek dirinya sendiri. Dia merasa sangat terpojokkan dengan kata-kata menyiksa yang terus mengahantui pikirannya.
Dadanya sangat sesak. Gadis itu memejamkan matanya, menenangkan dirinya.
"Zeina kamu harus kuat ya nak, seandainya mama gak ada bukan berarti mama lenyap. Mama selalu ada didekat kamu, jangan menyerah ya, kamu anak yang kuat, kamu bisa. Pasti bisa"
Kalimat itu tiba-tiba terlintas dipikiran Zeina. Ucapan lembut seorang wanita paruh baya yang membuatnya bangkit. Dengan perlahan sesak difadanya terasa sedikit sedikit menghilang. Tak ada sesak lagi. Kata-kata tadi seakan telah membawa kecemasan gadis itu pergi entah kemana, yang diharapkan gadis itu hanya tak ingin merasakannya kembali.
Zeina membuang nafas panjang dari mulutnya secara perlahan, mencoba untuk menenangkan hatinya yang perlahan menjadi tenang. Tanpa dia ketehui, sekitar sepuluh lembar tissue dipenuhi oleh bercak darah merah segar menemaninya. Darahnya tak lagi mengalir, Zeina membasuh mukanya dengan air berharap wajahnya kembali seperti semula.
"Zeina, you can do it!, lo bisa! Lo pasti bisa!" Ucapnya tersenyum sambil menatap dirinya dicermin toilet dengan tatapan meyakinkan dirinya.
"Sadar Zein!" Zeina menepuk pipinya beberapa kali. "Fighting!!" Ucapnya meyemangati dirinya.
****
Seorang gadis berlari dengan cepat di koridor sepi yang mengarah ke lapangan basket indoor. Letaknya masih agak jauh dari posisinya sekarang, tapi sorakan para supporter sudah terdengar jelas ditelinga Zeina. Ceroboh sekali gadis itu, dia melupakan sahabatnya yang pasti sedang menunggunya di tribun lapangan saat ini. Oh sial, pasti pertandingan sudah dimulai!
Sesampainya disana Zeina menyapu pandangannya pada kawasan tribun yang sangat riuh dengan sorakan murid-murid yang tak sabar untuk melihat pertandingan hari ini dengan nafas yang terengah-engah. Zeina mencoba mencari sahabatnya dari pinggir lapangan, dan akhirnya dia menemukannya. Jujur, Zeina sangat geli melihat tatapan cewek itu, oh iya Freya duduk di barisan depan jadi Zeina bisa melihat ekspresi gadis itu dengan jelas. Freya tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE [ON GOING]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM BACA!] (REVISI ABIS TAMAT! KALIMATNYA MASI BELEPOTAN MAKLUMIN YAA-^-) . "Gue ga butuh penghianat kayak lo!" - Zeinara Anastasya Raqueency. _______________________________________________________________________ ZEINARA ANASTASYA RAQU...