[TYPO BERTEBARAN]
Pagi ini masih sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Zeina membuka matanya perlahan dan langsung disambut oleh jam digital hitam yang terpajang di dindingnya yang berwarna putih, sungguh perpaduan yang serasih.
Kosong lima titik dua dua puluh enam, itu yang tertera.Tatapannya masih setia pada jam hitam itu, perasaannya selalu merasa tenang jika manatap benda hitamnya kesayangannya.
Hari ini Zeina bangun lebih awal karena akan menemui seseorang dari nomor tak dikenal itu, jujur dia sangat malas menemuinya. Kemarin dia memutuskan untuk tidak menemuinya karena larangan El yang tak jelas alasannya juga.
Keputusannya sudah bulat, dia sudah muak dengan teror-teror dari nomor itu meskipun El sudah menyuruh Zeina untuk memblokir nomornya, tapi sampai detik ini dia tak memiliki niatan itu. Zeina memiliki pemikiran sendiri yang membuatnya tak memblokir nomor itu.
Tokk tokk tokk
Suara ketukan yang juga masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Zeina menutup matanya, dia merasa sangat tenang.
"Zeina, ada temen kamu dibawah!" Ucap Daniar dari balik pintu.
Matanya terbuka, jantungnya berdetak tak karuan. Sungguh dia sangat membencinya!
"Gue sumpahin, orang yang dateng gak bawa duit!" Desirnya kesal.
Gadis itu mencoba menenangkan jantungnya yang terus berdetak tak jelas. Menutup matanya, menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan. Dia mulai merasa tenang.
"Jangan-jangan itu suruhannya Vino?" Pikirnya tiba-tiba.
DEG
Zeina membuka matanya terkejut dan apa kabar jantung? Lagi-lagi organ itu menggila seakan ingin merosot keperut.
Arghhhh dia sangat membencinya!
"Eh jantung kalo mau gila tu jangan tiba-tiba bisa ga sih? Gue benci tau ga! Mabok kaporit kali lo ya!"
"Sejak kapan gue minum kaporit, astaga"
Zeina menepuk dadanya berkali-kali. Zeina menelentangkan posisi tidurnya, menatap langit-langit atap yang mempunyai kesepesialan tersendiri bagi gadis itu. Seolah pikirannya hilang.
Satu menit
Dua setengah menit
Lima menit
Zeina kembali menatap jam digitalnya, dia tersenyum miring "Masih pagi". Lalu tanpa disadar dia memejamkan matanya kembali.
Cklekk
"Woiii, temen lo dibawah onohh!!" Celin menghentak-hentakkan kakinya di atas lantai.
Zeina terbangun. "Hmm bentar lagi napa!" Nadanya khas orang bangun tidur.
Satu ide terlintas dikepalanya. "Gue usir ya?"
"Lo gila? Jangan lah!" Zeina bangkit dari tidurnya.
"Gece!"
"Hmm, Arga mana?"
"Udah berangkat sama temennya!" Celin berbalik dan melangkahkan kakinya keluar kamar.
"Gue jadiin cendol baru tau lo!" Gerutunya.
Melihat Celin yang tak ada dipandangnnya, gadis itu dengan ogah-ogahan berjalan kearah kamar mandi. Zeina duduk didepan meja riasnya memandang mukanya yang merah dan ditempati beberapa jerawat di pipinya, secepat mungkin dia memoleskan make up agar tertutupi.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE [ON GOING]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM BACA!] (REVISI ABIS TAMAT! KALIMATNYA MASI BELEPOTAN MAKLUMIN YAA-^-) . "Gue ga butuh penghianat kayak lo!" - Zeinara Anastasya Raqueency. _______________________________________________________________________ ZEINARA ANASTASYA RAQU...