[TYPO BERTEBARAN]
Zeina berjalan tertatih dengan lemas memasuki halaman rumah dibantu oleh Freya.
Tok tokk tokk
"Assalamualaikum"
"Sebentar!" Sahut seseorang dari balik pintu.
"Walaikumsalam" Ucap Daniar setelah membuka pintu.
"Zeina!! Kamu kenapa? Ayo sini masuk-masuk!" Ujarnya panik.
Freya membopong Zeina menuju sofa.
"Frey, kekamar aja" Pintanya lemas dan diangguki oleh Freya.
"Maaf ya tan" Freya berjalan menuju arah tangga.
Daniar hanya membuntuti mereka dari belakang dengan raut wajah panik. Zeina langsung merebahkan tubuhnya dikasur queen sizenya.
"Ini kenapa sih?" Tanyanya panik dengan centong yang dari tadi digenggamnya tanpa dia sadar.
"Gak apa-apa kok bun, Zeina cuman kurang istirahat doang" Balasnya malas. Zeina tak suka diperhatikan oleh ibunya, entah lah dia merasa canggung saat diperhatikan.
"Iya kok tan, Zeina gak apa-apa kok!" Freya meyakinkan Daniar.
"Bun, masakannya gosong" Ceplos Zeina.
"Astaga!" Daniar langsung keluar dan menutup pintu kamar Zeina dengan terburu-buru.
"Thank you my best, best, best friend" Zeina tersenyum, mencoba bangkit dari ranjangnya.
"Sama-sama, ihh udah tiduran aja!" Freya memperlihatkan deretan gigi putihnya, dan menidurkan Zeina kembali tapi Zeina tolak.
"Sans"
"Ihh, yaudah deh gue balik dulu ya takut kemaleman" Gadis itu menepuk pelan kaki Zeina beberapa kali, memastikan semuanya sudah terkendali.
"Freya!" Sahut Zeina merentakan tangannya.
Freya tersenyum dan memeluk sahabatnya, tak terasa setetes air mata terjatuh dari mata mereka. Suasana sangat mengharukan secara tiba-tiba. Meskipun baru setahun mereka bertemu, tapi kedekatan mereka sudah sangat akrab.
"Yaudah gue balik ya cepet sembuh, bye" Pamitnya melepas pelukan.
"Bye, kabarin kalo udah sampe!"
Zeina mengelap pipinya yang sedikit basah, dia menatap Freya yang menghilang dari pandangannya. Zeina mengusap mukanya kasar dengan kedua tangannya. Gadis yang masih mengenakan berseragam sekolah itu menatap langit-langit atap dengan tatapan kosong. Tak ada apa pun di pikirannya tentang kejadian siang tadi, seolah lenyap dari pikirannya.
Lima menit setelah kepergian Freya. Pintu tiba-tiba terbuka dan menampilkan seorang laki-laki berkaus hitam dan celana pendek selutut dengan tatapan tajamnya.
"Heh! Lo pulang sekolah kemana si? Hah? Gue nungguin lo lama tau ga!" Protesnya seperti anak cewek.
"Walaikumsalam pak Presiden" Sambutnya meledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] (REVISI ABIS TAMAT! KALIMATNYA MASI BELEPOTAN MAKLUMIN YAA-^-) . "Gue ga butuh penghianat kayak lo!" - Zeinara Anastasya Raqueency. _______________________________________________________________________ ZEINARA ANASTASYA RAQU...