2 - TERPESONA

74 59 25
                                    

[TYPO BERTEBARAN]

"Zein, pulang bareng sama gue gak?" Tawarnya memecah keheningan saat berjalan dilorong sekolah yang mengarah keluar sekolah lebih tepatnya ke parkiran.

"Gue sebenernya mau tapi gak bisa soalnya gue bareng sama adek gue, sorry ya" Ucapnya tanpa semangat sama sekali.

"It's okay, hati-hati ya gue duluan!" Ucap cewek berponi sebatas alis itu sebelum meninggalkan Zeina.

Zeina mengentikan langkahnya, dia terus memperhatikan Freya yang sudah melaju dengan motornya dan hilang begitu saja dari pandangannya. Lalu, berjalan kearah mobil berwarna merah menyala kesayangannya dan duduk dikursi supir. Pikiranya sangat kacau sekarang. Hembusan nafas dia keluarkan dengan dengan perlahan dan tenang berharap kejadian dikelasnya tadi hilang dari kepalanya.

"Woii, bukain!" Teriak sesorang dari luar sambil memukul kaca jendela mobil yang terdapat disabelah Zeina dengan pelan.

UHUKKK UHUKK OHOKK

Zeina yang sangat terkejut tak sengaja menutup saluran pernapasannya, sehingga dia tercekik dan membuatnya batuk berkepanjangan.

Gak percaya? Cobain deh, rasanya ahh mantap!

Melihat kakaknya yang sedang berbatuk ria didalam mobil tentu siapa yang tak ngakak melihat hiburan gratis ini. Mata Zeina berkaca-kaca karena batuk tadi.

"Heh! Apaan si lo!" Zeina membuka kaca jendela menatap mata coklat pekat milik Celin.

"Lo yang apaan, cuman diteriakin gitu doang sampe bengek!" Celin tertawa sengakak-ngakaknya diluar mobil.

"Ck!" Sinisnya menutup kembali kaca mobil merah itu dan menyalakan mobilnya bersiap untuk menancap gas.

"EHH BUKA! GUE BELOM MASUKK" Teriak Celin panik seraya memukul atap mobil itu berkali-kali dan membuat Zeina naik darah.

"HEH PANJUL! BUKAINN!!"

Zeina melajukan mobil itu dengan kecepatan tinggi kearah luar gerbang tanpa menghiraukan seorang gadis yang terus meneriakinya dengan tatapan kesal. Beruntung security yang berjaga lagi tidak ada dan saat itu sedang sepi diparkiran.

Citttt

Celin berlari menuju mobil merah yang tampak berhenti tepat didepan gerbang. Hati sangat membara rasanya ingin sekali dia mencakar wajah kakaknya itu, tapi sebisa mungkin dia menenangkan suasana hatinya. Dengan cepat Celin masuk dan menduduki jok belakang sambil melipat tangannya didepan dada.

****

Hari ini merupakan hari selasa, jadwal piket Zeina. Dia sengaja berangkat pagi-pagi agar tidak ada murid yang menggangunya saat piket nanti, tak peduli sebanyak apa Celin dan Arga berceloteh ria didalam mobilnya disepanjang jalan. Jika saja Celin bisa mengedarai kendaraan dan Arga diperbolehkan untuk membawa kendaraan kesekolah, ini mungkin tidak akan selalu terjadi.

Zeina memainkan sapu dilantai kelasnya dengan sangat lihai. Belum ada murid yang datang hari ini, hanya Zeina seorang yang berada dikelasnya. Entah kemana keberadaan mereka, tentu Zeina tak peduli. Bersenandung pelan dan melontarkan nada-nada lembut membuatnya semakin nyaman di kelasnya.

Tapi tiba-tiba seorang laki-laki menyelengos masuk kedalam kelas dan menempati kursinya yang berada di belakang meja Freya. Dia adalah El. Dengan santainya dia berjalan tanpa memperdulikan Zeina yang sedang menyapu. Tentu membuat Zeina tak terima karena tingkah songongnya bagi Zeina.

"HEH! LO GAK LIAT APA GUE LAGI NYAPU!"

El hanya menatap datar dari mejanya.

CHANGE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang