"Zein"
Zina mantap cowok disebelahnya dengan matanya yang menyipit, karena silaunya pantulan cahaya matahari.
"Pindah!"
"Gu-gue?"
El mendehem.
"Gak"
Tanpa basa-basi cowok itu menggeser posisi Zeina ke tempat yang lebih adem, lebih tepatnya dibawah bayangan pohon yang hanya cukup untuk satu orang. Dan El berada di tempat Zeina sebelumnya yang cukup panas karena tak ada penghalang juga karena jam sudah menujukan pukul setengah sepuluh.
"Ck, gue bilang ga mau!" Gadis itu kembali pada posisi sebelumnya.
Mendorong El pada posisi asalnya.
Tetapi El tak tinggal diam. Dia menatap cewek itu dalam-dalam. Auto damagenya bertambah dan mebuat jantung Zeina berdebar sangat cepat. Terjadi lah cekcok.
"Gue ga mau! Kuping lo kesumbet apaan si?"
"Kepala lo yang batu!" Ucap El seenak jidat.
"Jangn lo pancing emo-"
"Nurut sama gue, atau"
"Gue belo selesai ngomong rojali!"
El memasang ekspresi serius.
"Apa? Hah!"
El mendekatkan wajahnya hingga Zeina bisa merasakan hembusan nafas cowok itu.
"Gue sebarin aib lo keseluruh penjuru sekolah ini!"
"Ishh anjir kirain apaan, orang pembacanya udah mau baper juga!" Batin gadis itu.
Badannya menjadi kaku setelah mendengar ucapan El. Dia hanya pasrah menuruti perintah El.
"Ahh iya maksud gue gak mau ngebantah omongan lo!" Ngelesnya yang tak dipedulikan oleh El.
Sekitar tiga puluh menit berlalu.
Zeina diam-diam melirik El dengan perasaan iba. Cowok itu berdiri ditempat yang panas dengan keringat yang terus mengalir. Zeina yang tak kuasa menahan rasa ibanya langsung berjinjit dan menutupi wajah El dari sinar matahari dengan kedua tangannya.
El menatap gadis itu. "Ngapain lo?"
"Melakukan apa yang harus dilakukan" Zeina tersenyum cantik.
Tatapannya semakin dalam. Tersenyum smirk seolah tak suka dengan kekonyolan Zeina. "Maksud lo?"
Raut wajahnya berubah drastis. "Isshh beku amat sih lo!" Gerutunya dan menurunkan tangannya.
"Lo yang ga jelas!" Hardiknya kembali pada pandangan sebelumnya- tiang bendera.
"Bodo amat!" Zeina menunjukan wajah poutnya.
El membuang nafas. Menenangkan jantungnya yang tak bisa diajak kompromi. Jantungnya berdetak kencang seolah ingin terbang ke langit ketujuh. Dia gemas meliha ekspresi Zeina.
"Zein" Tatapan El masih pada tiang putih dihadapannya.
Zeina melirik El garang. "Apa! Gausah lo panggil gue!"
"Santai"
"Bodo ah" Tatapan kembali pada tiang bendera.
"Sorry ya. Gara-gara gue lo jadi kena hukum juga" Ujarnya datar.
Diam-diam Zeina menatap cowok itu dari samping. "Hmm.. orang cakep kalo diliat dari sisi manapun tetep cakep ya wkwk" Batinnya tersenyum cantik.
El yang barusadar jika Zeina sedang menatapnya. "Yang diliat tiangnya bukan gue" Ucapnya memecah lamunan Zeina.
"E-e-ehh kenapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE [ON GOING]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM BACA!] (REVISI ABIS TAMAT! KALIMATNYA MASI BELEPOTAN MAKLUMIN YAA-^-) . "Gue ga butuh penghianat kayak lo!" - Zeinara Anastasya Raqueency. _______________________________________________________________________ ZEINARA ANASTASYA RAQU...