Prolog

2.4K 188 6
                                    

Prolog : Good In Goodbye

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prolog : Good In Goodbye

Dunia terasa pahit dikala Namjoon melihat sang istri berjuang untuk melahirkan anaknya. Bulir-bulir keringat mulai membasahi kemeja yang sedang digunakan pria itu, rasa panik dan takut bercampur menjadi satu.

Jika bisa, Namjoon rela menggantikan posisi istrinya untuk melahirkan anak mereka. Pria itu kuat dengan segala ujian hidup yang di hadapinya hingga kini, namun pengecualian untuk istrinya. Setelah bertahan-tahun menjalanin hidup bersama, ia sadar jika istrinya merupakan kelemahannya.

Namjoon menggengam kuat telapak tangan Hayoung saat melihat wanita itu mulai kehabisan tenaga. Pria itu pula membisikan kata-kata penyemangat dan mengusap rambut yang sudah tidak karuan sambil sesekali mengecup kening istrinya.

"Sayang, kau bisa.." bisik pria itu sambil mengeluarkan setetes air mata.

Sehari setelah Hayoung melahirkan, Namjoon mendapat kabar bahwa istrinya mengalami pendarahan hebat. Pria itu langsung bergegas pergi ke rumah sakit saat dokter meneleponnya. Untungnya dokter mengatakan Hayoung masih bisa ditangani, walaupun masih beresiko mengalami pendarahan lagi.

Saat di ruang rawat inap, Namjoon melihat Hayoung yang memandangnya dengan tidak bertenaga. Pria itu mendekat ke arah istrinya, ia bisa melihat wajah wanitanya dalam keadaan cukup pucat dan sayu. Perlahan pria itu mendekatkan dirinya saat melihat tangan istrinya yang seakan ingin menggapainya.

Sekilas pria itu mengecup bibir istrinya yang masih terlihat manis saat tersenyum.

"Kim Jungkook." ucapnya pelan.

"Hm?"

"Pelengkap kita."

Setelah beberapa detik, pria itu tersadar kemana arah yang dibicarakan oleh Hayoung, "Jungkook?"

Wanita itu tersenyum sambil mengangguk. "Bagaimana?" tanyanya dengan suara yang cukup serak.

"Bagus, nama yang bagus."

"Joon, jaga dia dengan baik." ucap Hayoung sambil mengelus pipi suaminya.

"Kau bicara apa, heum? Kita akan menjaganya bersama-sama."

Jujur, mendengar kalimat yang diucapkan oleh istrinya cukup membuatnya menjadi tidak tenang. Beberapa prediksi buruk mulai merasuki pikirannya hingga dengan tiba-tiba Namjoon menangis tanpa sebab. Pria itu memeluk Hayoung sambil menyembunyikan wajahnya pada perpotongan leher dan bahu wanita itu.

Sedangkan Hayoung sendiri mengerti apa yang dirasakan oleh prianya, Namjoon resah akan apa yang baru saja ia ucapakan.

Bukan tanpa alasan wanita itu berkata demikian, ia hanya merasa lemah saat ini. Hayoung tidak yakin kuat menghadapi semuanya. Perlahan wanita itu mengusap punggung lebar milik suaminya, "Kau sudah melihatnya?" bisik Hayoung pada Namjoon.

Pria itu menggelengkan kepalanya dalam posisi yang masih sama. Lalu dengan perlahan, Hayoung meminta Namjoon menjauh dan mengecup kepalan tangan suaminya.

"Lihatlah, dia lucu." ujarnya dengan mata yang berbinar.

Namjoon senang jika istrinya senang. Bagi Namjoon, Hayoung adalah kehidupannya. Pria itu berdiri dan meninggalkan ruangan tersebut untuk melihat bayi manisnya. Setelah sampai di ruangan khusus bayi dan anak, pria itu meminta izin untuk masuk sambil melewati beberapa tahap pen-steril-an agar menimimalisir debu yang menempel di bajunya berterbangan di ruangan tersebut.

Setelah mencari inkubator dengan nama 'Kim Jungkook' pria itu langsung mendekat ke arahnya setelah menemukan kotak hangat tersebut. Namjoon melihat anaknya dengan seksama, sangat mirip dengan Hayoung. Terutama hidung dan bibirnya. Tidak, sepertinya seluruh fitur wajah anaknya menuruni Hayoung. Mungkin Namjoon hanya menurunkan lesung pipi yang kecil.

Sejenak pria itu tertawa, "Tidak adil, kenapa hanya lesung pipi yang Daddy turunkan padamu, heum?" gumannya pelan sambil sedikit tersenyum.

Kini pria itu merasa dirinya, Hayoung dan Jungkook sudah bisa disebut sebagai keluarga. Setelah beberapa saat mengajak anaknya berbincang, walaupun pria itu tahu hal yang dilakukannya tersebut tidak berguna, tapi Namjoon terlampau bahagia melihat buah hatinya kini hadir di antara dirinya dan istrinya.

Namjoon bergegas kembali ke ruang rawat inap Hayoung, namun pria itu menghampiri kantin sejenak untuk membeli roti terlebih dahulu. Ia sadar bahawa dirinya belum memakan apapun sejak pagi. Setelahnya, ia benar-benar pergi ke kamar rawat istrinya. Namun, roti yang baru saja akan ia suapkan terpaksa jatuh saat melihat dokter dan beberapa suster yang sedang sibuk memasang beberapa alat medis pada tubuh Hayoung.

"Ada apa ini?!" amuk pria itu.

Salah satu suster yang membantu menangani istrinya mendekat ke arah Namjoon dan meminta pria itu untuk tenang dan menunggu di luar, suster tersebut menjelaskan bahwa istrinya memerlukan beberapa penanganan medis dikarenakan kekurangan darah dan cairan yang membuatnya mengalami Shock Hipovolemik.

Setelah beberapa waktu ditangani oleh tim medis, dokter pun keluar dengan wajah yang menurut Namjoon tidak mengenakan. Dengan melepaskan masker dan sarung tangannya, dokter itu berkata.

"02, September 2016. Pukul 2.14 siang, pasien atas nama Kim Hayoung dinyatakan telah tiada."

[]

Note :
Syok hipovolemik adalah kondisi gawat darurat yang disebabkan oleh hilangnya darah dan cairan tubuh dalam jumlah yang besar, sehingga jantung tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Syok hipovolemik harus segera ditangani untuk mencegah kerusakan organ dan jaringan. Syok hipovolemik sering kali disebabkan oleh perdarahan dan dehidrasi berat. Syok hipovolemik akan ditandai dengan penurunan tekanan darah, penurunan suhu tubuh, dan denyut nadi yang cepat tetapi lemah.

Hallo...

Untuk cerita kali ini, akan menemani bulan ramadhan tahun ini. Walau tidak yakin akan beres dalam kurun waktu 1 bulan. Semoga suka ya, sama cerita kali ini.

Best Regards,
Ajeng.

Losing The Light ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang