XVIII : I'm So Tired

704 76 0
                                    

Belakang ini cuaca memang sedang dingin, kendati belum sepenuhnya memasuki musim dingin akan tetapi hujan yang terus menerus turun setiap waktunya membuat orang-orang tertahan dirumahnya masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belakang ini cuaca memang sedang dingin, kendati belum sepenuhnya memasuki musim dingin akan tetapi hujan yang terus menerus turun setiap waktunya membuat orang-orang tertahan dirumahnya masing-masing. Setiap kegiatannya pun sepertinya agak terhambat, seperti Yoongi saat ini. Pria itu sedang berada dibalik kemudi mobil yang melaju menuju rumah sakit dimana Namjoon dirawat.

Ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang cukup rendah. Disamping kondisi bahunya yang belum pulih seratus persen, jalanan yang dilaluinya pun cukup licin karena air yang mengguyur Seoul hari ini cukup deras. Sambil menunggu lampu merah, ia memerhatikan setiap tetes air yang menubruk kaca mobilnya. Ah, ngomong-ngomong tentang lampu merah, ia jadi kembali teringat dengan kejadian yang menimpanya beberapa waktu yang lalu.

Yoongi memang bukan peran utama yang harus menderita sebanyak itu, tetapi ia juga merasakan dampak dari kejadian tersebut. Bayang-bayang suara hantaman mobil dan kondisi Jungkook yang ia lihat sebelum tidak sadarkan diri benar-benar masih membekas di ingatannya. Lamunan pria itu buyar saat mendengar bunyi klakson dari mobil yang berada di belakangnya, ia buru-buru mengambil kembali konsentrasinya dan menjalankan mobil itu.

Tak lama kemudian, Yoongi tiba di parkiran rumah sakit. Ia sedikit berlari dari mobilnya sampai lobby rumah sakit karena tidak membawa payung, kecerobohan itu membuat pakaian yang ia pakai sekarang menjadi basah.

"Pasien atas nama Kim Namjoon di ruangan nomor berapa?" tanya pria itu langsung saat tiba di depan resepsionis.

"Kamar nomor 210 di lantai empat."

Mengangguk sebagai isyarat terimakasih, Yoongi langsung menuju ke ruang yang baru saja disebutkan oleh penjaga resepsionis itu. Saat tiba di ruangan yang dimaksud, Yoongi menarik nafas sejenak dan perlahan itu membuka pintu yang berada di hadapannya. Tubuhnya sedikit kaku ketika ia dihadapkan dengan kondisi Namjoon yang tubuhnya terpasang alat-alat medis, lagi, pikiran Yoongi melayang pada saat dimana Namjoon dirawat karena kecelakaan yang menimpa mereka.

Pria itu mendekat dan menggenggam tangan Namjoon, tak lama dari itu, pria yang berbaring diatas kasur rawat itu membuka matanya.

"Sadar sejak kapan?" tanya Yoongi langsung.

"Tiga puluh menit yang lalu." ujarnya lancar dengan suara yang serak.

Beberapa menit mereka berbincang hal-hal acak, pria berkulit putih pucat itu berusaha membuat pikiran temannya teralihkan, ia tidak mau Namjoon terus-menerus sedih.

Ruangan yang di dominasi warna putih itu tampaknya agak mencekam ditambah dengan keadaan diluar sana sedang hujan, beberapa kali petir bersahutan membuat detak jantung berpacu cepat tanpa bisa diberi aba-aba.

"Permisi." kata seorang wanita yang kini sudah berada di ruangan tersebut. Di tangannya terdapat beberapa jenis buah-bahan yang umumnya diberikan kepada orang sakit.

"Jihyun? Kenapa kemari?"

"Oh, tidak ada apa-apa. Jimin memintaku untuk menjaga Namjoon." jelas wanita tersebut.

Losing The Light ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang