Entah berapa lama lagi Namjoon harus berada di tempat yang berbau obat-obatan itu. Kini sudah terhitung lima hari sejak dirinya dilarikan ke rumah sakit karena hal yang dilakukannya beberapa waktu lalu, indra penciumannya lama-lama bisa mati rasa karena aroma obat-obatan yang menusuk hidungnya. Anggap saja Namjoon terlalu berlebihan, tetapi ia memang sudah bosan dengan aroma di ruangan ini.
Sekarang waktu menunjukan pukul delapan tiga puluh pagi, waktu yang pas untuk berjalan-jalan menikmati udara dan sinar matahari yang muncul ke permukaan. Tetapi karena dokter belum mengizinkan dirinya pergi, mau bagaimana lagi? Padahal kondisinya sudah cukup baik, menurutnya.
Namjoon hanya bisa menatap aktivitas Seoul dari jendela tempat dirinya dirawat, ia mendesah kesal saat melihat taman Rumah Sakit yang diisi oleh belasan pasien lainnya yang ditemani oleh perawat. Pria itu juga sudah mengusulkan jika ia keluar, ia bersedia berada dibawah pengawasan. Dan ya, usulan tersebut ditolak, sekarang Namjoon merasa bukan seperti pasien rumah sakit, akan tetapi seperti tahanan yang baru saja melakukan tindak kriminal.
"Namjoon, makananmu!" seru Jihyun tiba-tiba yang membuat pria itu terkejut.
"Jangan seperti itu, bersyukurlah karena aku tidak mempunyai riwayat penyakit jantung." kesal Namjoon.
Wanita yang mirip dengan mending istrinya itu hanya menampilkan cengiran khasnya sambil membentukkan kedua jarinya membentuk huruf V. Jihyun menyiapkan makanannya dan memberikan pada pria yang sudah ada di hadapannya.
"Kau tidak makan?" tanya Namjoon saat melihat wanita itu akan pergi lagi.
Jihyun menggeleng, "Aku harus ke kantor, ini sudah telat." ujarnya buru-buru.
Dalam sekejap wanita itu sudah menghilang dari radar penglihatannya. Pria itu bergeming, lalu memejamkan matanya seraya menyandarkan tubuhnya.
"Sepertinya aku merepotkan semua orang." lirihnya.
Ia bangkit dan menuju kamar mandi dengan bantuan tiang infus sebagai pegangannya. Setelah selesai dengan keperluannya, Namjoon menatap cermin yang menampilkan kondisinya saat ini. Dahi yang terdapat perban, lengannya juga. Serta beberapa memar yang ada di wajahnya.
"Menyedihkan." ujarnya untuk diri sendiri.
Pria itu kembali naik ke atas kasur rawatnya dengan susah, ia mengambil ponselnya yang tidak tersentuh sejak beberapa hari terakhir. Namun membuka galeri dan membuka folder foto yang menyimpan foto anaknya.
"Benar-benar sudah pergi ya?"
Rasa sesak itu kembali menyeruak tanpa bisa ia kendalikan, Namjoon mengelus ponsel yang menampilkan foto dirinya dan anaknya saat berada di Busan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Losing The Light ✓
Fiksi PenggemarMenghadapi si kecil yang sedang aktif bukanlah hal yang mudah, terlebih Namjoon masih mempunyai beberapa hal yang harus di kerjakannya. Sayangnya Jungkook itu selalu mempunyai banyak ide untuk memusingkan sang ayah. "Daddy! Cepat kemari!" Suara teri...