XIII : What Happened?

902 107 6
                                    

Menjadi seorang ayah bukanlah hal yang mudah, terlebih ia juga harus tetap bekerja untuk kehidupan keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadi seorang ayah bukanlah hal yang mudah, terlebih ia juga harus tetap bekerja untuk kehidupan keduanya. Namjoon hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Jungkook, ia sebisa mungkin mengabulkan apa yang anaknya inginkan tanpa membuatnya menjadi manja.

Sering kali Namjoon mengikuti acara parenting agar tidak salah dalam mendidik, pria itu bahkan rela menghabiskan waktunya untuk mencari tahu hal-hal penting dalam mengurus anak. Kini, dalam posisinya yang duduk menghadap pada si kecil, pria itu bertanya-tanya kepada dirinya bagaimana ia mendidik Jungkook selama ini. Apakah sudah benar? Pertanyaan itu terus teringang-ngiang di dalam kepalanya.

Kembali mengingat masa-masa dimana ia kesulitan dalam mengurus anaknya saat masih bayi, merepotkan orang sekitarnya dan kecerobohannya. Tetapi pria itu tidak menyesal sama sekali. Karena menurut Namjoon, semua proses yang ia lalui adalah jalan menuju titik sekarang. Termasuk kecelakaan ini.

"Koo, seharusnya daddy tidak usah mengajak kalian mencari makanan."

"Seharusnya kalian diam saja di kantor dan memainkan playstation, maka semua ini tidak akan terjadi."

Sesekali Namjoon meremas tangan kecil Jungkook yang tidak di infus, pria itu membungkuk perlahan dan mengecup tangan kecil itu. Namjoon bangun perlahan karena lukanya yang belum benar-benar pulih. Sebenarnya dokter sudah melarang pria itu untuk banyak bergerak, tetapi karena pada dasarnya kekhawatiran seorang ayah terhadap anaknya, maka dokter pun tidak bisa berbuat banyak.

Namjoon itu akan sangat keras kepala jika sudah berhubungan dengan kesehatan anaknya, biar bagaimana pun Jungkook merupakan anggota keluarga satu-satunya yang ia miliki saat ini. Saat dirinya terlarut dalam monolognya, Namjoon tersentak karena ada yang menyentuh bahunya pelan.

"Nara?" gumamnya pelan.

Nara tersenyum tipis saat melihat pria dihadapannya ini terlihat sedikit terkejut. "Bagaimana keadaannya?" Sejenak pria itu kembali menghadap ranjang anaknya, "Kuharap baik-baik saja." Nara mengangguk atas jawabannya Namjoon, karena sampai sekarang pun keadaan Jungkook masih mengkhawatirkan.

"Kau sendiri bagaimana?"

"Seperti yang kau lihat, seperti ini keadaanku."

Setelahnya tidak ada pembicaraan lagi, Nara berjalan ke arah sofa dan mendudukan dirinya disana. Mengusap pelan perutnya yang masih rata sembari memejamkan matanya. Padahal semalam ia sudah tidur cukup, tetapi karena keadaan semua ini membuat pikirannya tertekan sehingga berpengaruh terhadap kondisi fisiknya yang sedang berbadan dua.

Taehyung, Yoongi dan Namjoon sudah tidak perlu di khawatirkan lagi. Mereka sudah sadar dan bisa di ajak berbicara. Dokter pun memberi tahu perkembangan mereka dengan baik, tetapi Jungkook tidak. Anak kecil itu masih terbaring lemah dengan mata yang terpejam dan alat-alat medis yang menempel di tubuhnya.

"Ini salahku." ujar Namjoon dengan tiba-tiba.

Nara menengok tanpa menjawab apapun. Membiarkan Namjoon bermonolog kepada dirinya sendiri. Bermenit-menit wanita itu menyaksikan bagaimana pria Kim tersebut terus-menerus menyalahkan dirinya sendiri, berakhir isakan kecil dan di detik selanjutnya terkikik pelan.

Losing The Light ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang