VIII : Little Kim

890 103 18
                                    

Kicauan burung terdengar saling bersahutan satu sama lain, suara gemuruh pohon yang tertiup angin pun membuat kombinasi suara yang menyejukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kicauan burung terdengar saling bersahutan satu sama lain, suara gemuruh pohon yang tertiup angin pun membuat kombinasi suara yang menyejukan. Jungkook terbaring menatap jendela kamarnya yang terbuka lebar, sedikit menyipitkan matanya karena masih menyesuaikan nya dengan cahaya yang mengisi ruangannya.

Ditengah lamunannya, pintu kamar berwarna putih itu terbuka perlahan. Namjoon masuk dengan membawakan susu dan roti untuk pengganjal perut sebelum mereka memakan makanan berat, berjalan dengan hati-hati pria Kim itu mendekat dan menyimpan nampan yang dibawanya pada nakas kecil disamping kasur sang anak.

"Sudah bangun?" tanya Namjoon yang sebenarnya jelas-jelas tidak perlu dijawab karena sedari tadi pun Jungkook sudah membuka matanya.

Sang anak hanya mengangguk kecil sambil menguap, dengan segera Namjoon memasukkan telunjuk nya sedikit. Kebiasaan konyol yang dilakukannya saat melihat ada orang yang menguap. Jungkook dengan segera menggigit jari itu pelan dan tertawa kecil, Namjoon pun tidak keberatan karena ini tidak terasa sakit. Pria itu menepuk pelan bokong anaknya beberapa kali dan langsung menggendongnya, membawa buntalan kecil tersebut ke kamar mandi.

"Hari ini menginap dirumah paman Seokjin ya?"

"Daddy juga?"

"Tidak, kau saja."

"Kenapa? Ada peljalanan bisnis lagi." tanya Jungkook cemberut.

Pria Kim tersebut menggeleng, "Tidak kok, tetap di kantor saja. Tapi hari ini sepertinya akan lebih sibuk, kemungkinan daddy akan pulang malam." jelas pria itu perlahan.

Namun Jungkook tidak menanggapi perkataan Namjoon dan malah menggoyang-goyangkan kedua kaki kecilnya yang menggantung dari atas washtaple, bahkan sang anak pun tidak sepertinya tidak bersedia menatap mata sang ayah. Ia hanya membuang pandangannya kepada setiap sudut ruangan yang bisa di lihatnya. Dan hal itu membuat Namjoon gemas karena tingkah sang anak. Pria itu memeluk dan mengecup kening Jungkook sesaat sebelum mengatakan sesuatu.

"Jangan merajuk, hanya satu hari kok."

Masih tidak mendapatkan reaksi apapun.

"Tidak mau menjawab ya? Baiklah, tidak apa-apa. Kalau begitu daddy akan di kantor selama satu bulan saja..." ujarnya dengan sedikit senyuman yang terpatri.

"Ish.. Dasal tukang mengancam."

Pada akhirnya Jungkook akan menjawab saat sang ayah berkata demikian. Satu bulan? Apa-apaan itu, tidak bisa! Dipisahkan selama beberapa jam saja sudah membuat Jungkook rindu dengan Namjoon, apalagi sampai satu bulan.. Bisa-bisanya anak itu merengek setiap saat dan berakhir jatuh sakit seperti dua tahun lalu.

Bila diibaratkan mereka itu seperti upil dan tembok, menempel dan sulit untuk dipisahkan. Karena sudah terbiasa hidup berdua saja, maka ketika salah satunya pergi—walaupun untuk hal sepele—akan terasa sulit. Jungkook hanya bisa dititipkan pada Seokjin dan Hoseok. Karena kedua orang itu cukup pandai untuk membuat suasana tidak terasa hampa, selalu ada candaan konyol dan lucu. Berbeda ketika dirinya menitipkan Jungkook pada Yoongi, karena baru tiga puluh menit saja anaknya pasti akan meminta pulang karena terlampau bosan dengan diamnya si paman kucing tersebut.

Losing The Light ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang