IX : Kim Conversation

796 100 4
                                    

Hari telah beranjak sore, tetapi Jungkook masih menempel pada Aera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari telah beranjak sore, tetapi Jungkook masih menempel pada Aera. Sebenarnya sejak siang wanita itu sudah akan pergi karena ada sedikit urusan di butik nya. Namun dengan bermodalkan wajah memelasnya Jungkook berhasil menahan wanita itu hingga langit sudah mulai berwarna hitam.

Seokjin dan Nara beberapa kali membujuk agar Jungkook membiarkan Aera pergi, tetapi tidak berhasil. Bahkan Taehyung yang awalnya biasa saja jadi ikut-ikutan menempel pada Aera, kedua bocah itu terus menerus berbicara hal-hal random. Seperti; mengapa ular tidak memiliki kaki tapi bisa bergerak, lalu alasan siang berganti malam dan sebaliknya. Masih banyak lagi pertanyaan konyol yang mereka lontarkan sehingga membuat wanita Shim itu hampir menangis karena bingung untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

"Ah, iya. Bagaimana? Boleh tidak panggil mama?" tanya Jungkook mengingat pertanyaan awal ia.

Aera sendiri bingung harus gimana, pasalnya pernyataan Jungkook tentang ibunya yang sudah tiada cukup menganggunya. Bukannya ia tidak mau, hanya saja dirinya merasa aneh, karena sejak dulu Aera memang tidak menyukai anak-anak, bahkan ia tidak ingin memiliki anak. Tetapi saat melihat Jungkook, rasanya tidak tega sekali. Anak ini masih terlalu kecil untuk menghadapi dunia tanpa seorang ibu.

"Kata daddy, tidak menjawab belalti iya." putus Jungkook sepihak.

Tak lama suara ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka, Nara berjalan untuk membuka pintu. Itu Namjoon. Pria yang kini berada di ambang pintu dengan senyuman dan dimple di pipinya, tetapi senyum itu hilang ketika ia mendengar Jungkook meneriakan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut.

"Dad! Lihat, mama balu Kookie!" teriak Kim kecil itu sambil menunjukkan deretan giginya.


...

Dua jam bukan waktu yang singkat untuk membujuk Jungkook agar membiarkan Aera pergi, tetapi pada akhirnya anak itu membiarkan Aera pergi dengan syarat harus berkunjung ke rumahnya.

Kini di ruang tamu hanya terdapat dua pria Kim yang sama-sama terdiam, mereka hanya memandang apa saja yang sekiranya bisa dilihat dan dinikmati.

"Kau tidak berniat mencari pengganti Hayoung?" tanya Seokjin untuk membuka obrolan.

Sejenak pria itu diam, memikirkan bagaimana Jungkook yang selalu bertanya kapan ia bisa bertemu dengan sang ibu. "Entahlah, aku belum memikirkannya." jawab pria itu lesu.

"Pikirkan baik-baik, Jungkook masih terlalu kecil. Ia juga masih membutuhkan sosok ibu dalam hidupnya, walaupun ia akan berkata baik-baik saja tetapi jangan percaya. Semua itu hanya kebohongan agar tidak membebanimu. Aku juga merasakan bagaimana hidup tanpa sosok ibu."

Seokjin menarik nafasnya perlahan,"Rasanya hampa." imbuh pria itu.

Namjoon termenung setelah mendengar ucapan Seokjin, ia mengerti jika Jungkook membutuhkan sosok ibu dalam hidupnya. Tetapi hatinya masih belum bisa menerima sosok baru untuk masuk ke kehidupannya, setiap dirinya mencoba menerima wanita untuk menjadi pendamping hidupnya, hati kecilnya selalu menolak. Sulit untuk menggantikan Hayoung, ia terlanjur jatuh sedalam-dalamnya pada wanita yang kini sudah tiada itu.

Losing The Light ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang