XVII : Reality

744 83 21
                                    

🎶Playlist :Film Out - BTSBlue & Grey - BTS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎶Playlist :
Film Out - BTS
Blue & Grey - BTS

Semuanya terdiam mendengar amukan Namjoon, teriakan itu berasal dari kamarnya sendiri. Tepat setelah Namjoon bangun dari tidurnya, ia benar-benar harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa memang anaknya sudah tiada. Nara sendiri yang memberikan surat kematian atas nama anaknya. Bibi Dahee bahkan tersentak saat mendengar gebrakan pada pintu di depannya.

"Apa tuan Namjoon akan baik-baik?" tanya Bibi Dahee pelan.

Hoseok tertawa lirih, "Tidak ada yang baik-baik saja sekarang."

Setelahnya tidak ada pembicaraan apapun, sampai dimana Jimin datang dengan seseorang yang familiar menurut Yoongi.

"Namjoon Hyung?"

"Di kamar."

Sama seperti Bibi Dahee, Jimin dan wanita yang berada di sebelahnya terkejut saat mendengar gebrakan dan teriakan dari dalam sana. Keduanya buru-buru membuka pintu kamar itu, tetapi langsung ditahan oleh Yoongi.

"Namjoon sedang kacau, tidak baik jika kita mengganggunya."

Jimin menggeleng, "Akan lebih buruk jika tidak ada siapapun disisinya."

"Hyung, percayalah pada kami." lanjut pria Park itu.

Perlahan Jimin membuka pintu yang berada di hadapannya, sedikitnya pria itu mengucap syukur karena Namjoon tidak mengunci pintunya. Hal itu tentu saja memudahkan keduanya untuk masuk. Wanita yang berada di sebelah Jimin juga ikut masuk, ia terkejut dengan keadaan kamar yang sangat berantakan. Pecahan vas bunga, gelas, bahkan ponsel dan laptop pun berserakan di lantai. Parahnya terdapat noda darah yang berasal dari tangan pria Kim itu.

"Hyung..." panggil Jimin pelan.

Tetapi pemilik nama tersebut tidak menghiraukan panggilan tersebut, Namjoon malah semakin menutup kedua telinganya seraya meringkuk di dekat jendela yang sudah pecah. Entah apa yang pria itu lakukan sehingga jendela tersebut bisa pecah.

Karena panggilan dari Jimin tidak membuahkan apapun maka Jimin mencoba mendekati Namjoon dengan hati-hati, pria Park itu menyentuh lembut bahu Namjoon seraya mengusapnya pelan.

"Tidak apa-apa, Jungkook pasti sudah bahagia disana."

"Anakku masih hidup sialan!" sentak Namjoon yang masih tidak menerima semua kondisi ini.

Namjoon menoleh ke arah wanita yang berdiri kaku di dekat kasurnya, "Hayoung." lirihnya pelan.

Dengan segera ia bangkit dan memeluk tubuh itu, Namjoon memeluknya dengan erat sambil menangis. Jihyun, wanita yang Namjoon peluk tentu saja terkejut. Ini kedua kalinya pertemuan mereka dan Namjoon masih salah mengenali dirinya, sedikitnya ia maklumi karena pertemuannya di Busan memang sangat sebentar.

Losing The Light ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang