CHAPTER'37 - Bunda.

12.2K 1.1K 536
                                    

Beby berjalan mengekori Raka yang baru membuka pintu kamarnya, sesaat Beby terpana menatap dinding penuh dengan ukiran-ukiran kuno yang tidak ia ketahui.

Namun, perhatian Beby langsung terpusat lebih pada rak buku yang sangat besar dan tinggi di pojok ruangan. Tanpa sadar dia bengong sambil berjalan hingga kakinya kesandung karpet tebal di bawahnya, Beby tersentak kaget, berteriak sambil meraih pinggang Raka di depannya.

Raka yang terkejut, ikut memegang tangan Beby dengan kuat.

"Kamu tidak apa-apa?" Khawatir Raka, tangannya membantu Beby berdiri tegak kembali.

Beby menggeleng sambil cengengesan, tindakan cerobohnya selalu muncul tanpa tau tempat.

"Banyak banget,"gumam Beby melihat buku-buku itu.

Raka hanya merhatiin tingkah Beby, dirinya memang suka membaca.

"Kakak gak niat ngasih Beby buku kan?"ucap Beby menatap Raka curiga.

Raka terkekeh sambil memberantakan pucuk rambut Beby.

"Ada di meja situ, kakak ganti baju dulu kamu tunggu sini."

Beby mengangguk mengerti setelah itu dia berlalu menuju meja yang di tunjuk Raka.

"Wahhh"kali ini Beby benar-benar melongo melihat coklat batang yang begitu besar untuk merek trinf, coklat termahal se Asia dan Beby sering mendapatkan hanya saat Valentine saja itupun dengan batang yang kecil.

Dengan cepat dia membuka coklat itu dengan semangat, "ihhh enakk bangetttt,"seru Beby sangat senang dia menyukai semua jenis coklat tapi terhalang keluarga nya yang selalu membatasi dia memakan coklat Bahkan dia selalu menunggu hari valentine agar keluarga nya bisa memberinya coklat seperti ini.

Tak lama pintu walk in closet terbuka, Raka berjalan menghampiri Beby yang mengoceh sendiri, setelah sudah dekat belakangnya Raka mengernyit keningnya heran, bukan itu yang mau ia kasih.

"Coklat?"

Beby menoleh lalu tersenyum manis. Dia sangat menyukai oleh-oleh yang di bawa Raka ini.

"Coklatnya gak boleh di abisin,"peringat Raka setelah lama Raka terdiam.

Beby mendengus, "pelit banget!"

Tangan Raka terulur mengusap ujung bibir Beby yang terdapat noda coklat, "nanti sakit gigi sayang."

Lembut sekali, kali ini jantung Beby deg-degan dengarnya.

"Tapi ini buat Beby kan?"kata Beby sedikit gugup.

Raka mengangguk setelah itu dia memajukan tubuhnya lebih dekat dengan Beby.

"Kakak mau ngapain?!"

Raka menatap seluruh wajah panik Beby dengan lekat, tangannya mengunci kedua samping Beby hingga kini Beby benar-benar terpojok.

"Kakak ishh!"

Raka terkekeh, dia hanya ingin mengambil kotak hitam di belakang Beby. Setelah itu dia membuka gembok kecil dengan kunci yang ia bawa dari wardrobe di walk in closetnya.

"Kalung kakak?"tanya Beby seraya memasukan kembali coklat yang ia potong.

Raka berdecak gemas.

Sumpah ini berlian Australi dengan mutiara di dalamnya dan dia yang membuatnya sendiri. Tapi, Respon yang di beri Beby sangat tidak masuk akal.

Beby hanya berpusat penuh pada coklatnya.

Raka benar-benar menggelengkan kepalanya. Dengan pelan dia mengangkat rambut beby setelah itu dia pasangkan kalung di leher jenjangnya.

BEBYNIA (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang