21. Mommy// Ulat

836 58 0
                                    

Demi apapun Gita masih merasa malu atas kejadian yang terjadi beberapa jam lalu. Dan yang mengejutkan nya lagi dirinya yang kepergok menikmati lagu dengan sedikit gerakan, seolah seperti dia habis kepergok mencuri. Harga dirinya turun drastis karena malu, sungguh. Tapi mereka terlihat tidak begitu peduli lagi setelahnya. Dan sekarang mereka tengah berada di rumah kaca, katanya Gathan dan anak-anak akan memindahkan beberapa tanaman dan memberi pupuk organik.

"Lo ngapain sih ngajak kita ke sini. " Suara Gita sedikit berbisik pada Gathan yang tengah mengambil pupuk organik.

"Mumpung masih pagi aku mau pindahin beberapa tanaman ke pot yang besar. Sekalian anak-anak belajar merawat tanaman." Gathan memindahkan pupuk yang di ambilnya dari karung ke tempat yang berbentuk kotak besar seperti loyang dalam ukuran besar.

"Emangnya perlu gitu? "

"Tentu , kita harus bisa mengajari nya merawat tanaman. Supaya besarnya nanti bukan menjadi orang yang merusak alam. Selain itu, edukasi sejak dini itu penting terutama hal-hal seperti ini untuk melatih kemandirian dan kecintaannya pada alam. "

"Lo lebih mirip guru ipa yang lagi ngasih nasehat serius deh. " Gathan sedikit tertawa dengan ucapan yang dilontarkan Gita. "Ayo anak-anak kita berkebun! "

"Ayo!! " Anak-anak tampak semangat mendengar seruan Gathan.

Gathan dan anak-anak kini tengah berada di salah satu sudut rumah kaca yang berbentuk persegi panjang layaknya rumah kecil tanpa sekat yang ditumbuhi banyak tanaman sehingga lebih mirip disebut hutan dalam ruangan.

"Daddy ini tumbuhan apa namanya? " Ketika Gathan sedang memindahkan tanaman tomat yang tumbuh cukup lebat dan sudah berbuah namun masih berwarna hijau, Avin cukup penasaran. Sedangkan Gita hanya melihat dari samping saat anak-anak sibuk mengamati gerak-gerik Gathan.

"Itu tomat bukan daddy? " Aisha bertanya sambil menyentuh tomat yang masih berwarna hijau.

"Iya ini namanya tanaman tomat, tapi masih mentah jadi warnanya hijau setelah matang nanti warnanya berubah jadi merah. " Avin dan Aisha mengangguk.

" Kakak dan Avin mau mencoba pindahin tanaman? " Mereka mengangguk. Setelah Gathan memasangkan sarung tangan pada Avin dan juga Aish. Akhirnya mereka mencoba memindahkan tanaman yang akan tumbuh besar dari mangkok kecil ke pot berukuran sedang. Mereka cukup senang setelah masing-masing diberi satu tanaman dan mencoba memberi pupuk dan tanah pada pot lalu menanam tumbuhan cabe yang belum berbuah.

"Daddy lihat pohon Avin tidak mau berdiri di pot. " Gathan tertawa melihat tanaman Avin yang terlihat menyerong ke samping . "Tanah yang dikasih Avin kurang banyak, coba tambah lagi sedikit, " Gathan mempraktikan langsung. "Lalu Avin tekan sedikit tanah nya seperti ini. "

Setelahnya Avin mengangguk dengan mulutnya yang seperti membentuk huruf O, agaknya Avin sudah mulai mengerti. "Bagaimana kak Aish bisa? "

"Bisa daddy, " Aisha memang cukup tanggap melihat pekerjaan yang dilakukan Gathan tadi sehingga tidak sulit untuk menirunya. Anak-anak tersenyum dengan riang ketika berhasil melakukannya.

"Mommy ayo ikut, mommy dari tadi hanya melihat, " Gita sedikit tertegun atas pernyataan yang diberikan Aisha. "Ah kalian saja ya. "

"Tidak boleh, mommy harus ikut. " Kini Avin yang mengompori.

"Kalo gitu gimana kalo mommy pindahin tanaman itu. " Gathan menunjuk tanaman di belakang Gita. Itu tanaman cabe rawit yang sudah lebat dengan beberapa cabe rawit yang siap panen.

Gita masih sedikit ragu dengan menunjuk dirinya sendiri dan menggerakan mulut tanpa suara pada kata 'gue? ' . Gita menggeleng, "kalian aja ya. "

MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang