7. Mommy// Takdir??

2K 177 20
                                    

"Kita harus berusaha buat ingatan gita balik lagi. " Ucap kanindya sambil menatap ketiga orang yang di depannya dengan serius.

"Saya setuju, saya merasa aneh saat gita tak mengenali saya kemarin." Rasmi menjawab dengan cukup semangat.

"Sebaiknya kita cari tahu dulu ingatan Gita saat ini. Biar lebih mudah buat kita mengingatkan Gita. " Zainal berucap dengan wajah yang cukup serius. Jarinya menggaruk garuk dagu yang tak gatal.

Rasmi mengingat ingat saat pertama kali putrinya sadar dan bertemu dengan gathan. "Kayaknya ingatan gita ada saat masih SMA. Ketika sadar hari itu gita bicara kasar sama gathan. Seingat saya gita bicara kasar cuman sampai gita lulus SMA. "

"Baiklah, tapi sekarang gita ada di rumahnya bersama keluarga kecil mereka. Apa gita akan terkejut seperti saat bertemu Gathan setelah lama koma?. " Kali ini Fathan Gazawan yang angkat suara setelah sejak tadi hanya mendengarkan ucapan mereka. Karena saat gita sadar fathan masih  dalam perjalanan pulang dari tempat dinasnya.

                        ~♡ Mommy ♡~

Saat keempat orang tua itu berdiskusi tentang ingatan gita. Wanita yang tengah menjadi pembicaraan itu kini tengah melamun di depan cermin seusai mandi. Ia tengah memikirkan apa yang dikatakan bi Nana yang mengaku sebagai asisten rumah tangganya sejak lama. Ketika ditanya apa penyebab ia mengalami kecelakaan.

Wanita itu bilang  saat dirinya bermain dengan Aish dan Arvin yang katanya 'anaknya' di taman, saat ia tengah membereskan mainan, Arvin berlarian mengejar bola yang menggelinding ke arah jalan raya. Dan ketika sedang membereskan mainan sadar Arvin tak ada. Ia mencarinya sampai di pinggir jalan ia melihat  Arvin mengambil bola dan dari kejauhan mobil melaju dengan kecepatan tinggi siap melintasi jalan dimana Arvin berada. Dirinya shock lalu berlari menyelamatkan Arvin di menit terakhir sebelum mobil itu menabrak. Dan akhirnya ia berhasil menarik arvin, namun ia tak bisa memperhatikan keseimbangan tubuhnya saat menarik Arvin lalu terjatuh cukup kencang. Sempat tersadar lalu setelahnya pandangannya kabur lalu pingsan dan dibawa ke rumah sakit oleh Gathan, suaminya.

"Itu yang bibi dengar dari orang sekitar yang sempat melihat kecelakaan itu neng. Karena saat itu bibi nggak ikut neng bibi di rumah bebersih."

Gita menahan tawa mendengar penjelasan wanita di hadapannya ini. Rasanya seperti ia pernah melihat kejadian itu di film film hidayah. Ketika berkunjung ke rumah temannya dimana ibunya temanny sering menonton itu. Gita sungguh ingin tertawa terbahak, ia tak bisa menahannya lagi.

"Ahahaha, bibi serius?." Gita tertawa dengan kencang. Aneh memang tapi itulah Gita. Rasanya perutnya sakit akibat tawa itu haha.

"Ya iya atuh neng serius, masa bohong. " Bi nana sungguh aneh saat melihat gita tertawa seperti itu. Setelah mendengarkan ucapannya. Padahal bi Nana tak ada yang lucu dari apa yang ia katakan.

"Kek film hidayah tau gak ahaha. " Gita kembali tertawa mengingat perkataan bi Nana.

Aneh memang. Tapi pada kenyataannya Gita memang berada disini. Dan oh, yang lebih aneh lagi, jika memang ia mengalami itu. Namun, ketika ia sadar di rumah sakit saat itu hanya rasa pening yang menghadang dan juga kepalanya yang telah menempel kapas dengan noda darah. Tubuhnya tak terasa sakit sedikit pun. Aneh bukan?

Satu kenyataan lagi yang membuatnya geli setengah mati, bahwa ia sudah menikah dan memiliki anak dari pria itu??

Yang ada dipikiran Gita saat ini itu seperti mendengar dongeng dari orang tua ketika ia masih kecil saat sulit untuk makan maka bibi bibinya dan oma nya akan mengatakan dongeng tentang banyak hal buruk jika tidak mau makan. Rasanya konyol sekali.

Terus sekarang dirinya harus ngapain?
Gimana cara balik ke dunianya lagi, ia tak tau harus berbuat apa untuk bisa kembali ke dunianya. arrggh!

Gita sekarang tengah berguling di atas kasur king size  dengan posisi terlentang. Tiba tiba saja ia mendengar suara seseorang di ruang tamu. Gita dengan cepat keluar dari kamar, dan benar saja dugaannya. Ia melihat Aish tengah tertawa di dapur. Dan sepertinya Aish menyadari kehadiran Gita lalu menghampiri Gita dengan girang. "Mommy!"

Empat jam lalu Bi Nana memang menceritakan semua yang diketahuinya. Dari mulai nama 'anak anaknya sampai kronologi kecelakaan'. Gita meringis ketika mendengar gadis itu memanggilnya dengan sebutan mommy. Rasanya geli. "Mommy, mom tau gak tadi Arvin pipis di celana, saat mengantri ice cream haha. " Gadis itu tertawa hingga kedua matanya membentuk dua lengkungan garis hitam. Tawanya sangat renyah sampai Gita merasa gemas karena tingkahnya. Namun, ia harus menanggapi gadis itu seperti apa. Walaupun Gita memang suka dengan anak kecil, tapi ini...

Tak lama kemudian Arvin keluar dengan handuk putih yang melekat di pinggangnya disusul oleh Gathan yang bagian lengannya basah. Terdapat senyum tipis di wajah Gathan. "Huuu, siapa tadi yang pipis di celana. " Aish, gadis itu kini menghampiri Arvin dengan tawa jahilnya. "Ishh daddy kakak! " Arvin  terlihat sebal lalu mengadu pada Gathan yang tertawa melihat tingkah 'anak anaknya'. "Sudah sudah, Aish tidak baik mengejek seperti itu. Sudah sekarang Arvin pakai celana dulu ayo ikut daddy. " Mereka berjalan ke kamar seberang ruang keluarga yang juga berseberangan dengan Gita berada. Sepertinya Gathan tidak terlalu memperhatikan keberadaan Gita disana.

Gita sendiri hanya berdiam diri melihat interaksi mereka. Lalu menggaruk kepala yang tidak gatal. Sebenarnya sejak SMA Gita mengenal pria itu yang seperti itu, tidak aneh melihatnya akrab dengan anak kecil itu. Hanya saja, ia tak pernah berfikir hubungannya dengan Gathan akan menjadi sepasang suami istri dan memiliki dua krucil itu. Astaga. Mereka akhirnya keluar dan menyadari kehadiran nya. Arvin, anak kecil yang sudah berganti pakaian itu mengahampiri Gita dengan antusias. "Mommy!" Disusul aish yang memanggilnya lalu memeluk kakinya. Gita yang kebingungan pun berjongkok lalu meringis melihat keduanya. "Mommy, kakak nakal mengejek avin. " Rupanya anak itu mengadu padanya.

"Ah ha?." Gita masih meringis menatap keduanya bingung. "Kakak sudah tidak mengejek Avin lagi. " Aish menatap dengan kesal pada Arvin. "Sudah sudah, sekarang daddy mau buat sesuatu. Ada yang mau bantu?. " Gathan mengalihkan atensi keduanya. Lalu mereka berbalik dan berlari menghampiri Gathan sambil berteriak. "Mauu!"

Karena Gita penasaran dengan apa yang akan dibuat oleh Gathan akhirnya Gita menghampiri mereka. Lalu duduk di kursi meja bar di dapur, memperhatikan kegiatan Gathan yang direcoki kedua krucil itu. Sesekali Gita tertawa atas tingkah kedua bocah itu. Sesaat ia pun merasa seperti seorang ibu yang tengah memerhatikan kegiatan anak anak dan ayahnya.

Tunggu!

Bukankah itu memang benar? Gathan yang mengatakan itu saat di rumah sakit.  Ini benar benar tidak bisa dipercaya, rasanya Gita ingin tertawa keras atas takdir hidupnya. Jika ini memang sebuah masa depan, itu artinya dirinya sudah dapat melihat kenyataan hidupnya di masa depan. Sungguh miris sekali hidup mu Gita. Dalam batinnya ia menertawakan hidup nya.

●○●○●○●○
T141120,12.04
Hai hai

MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang