12. Mommy// Oh begitu

1.3K 108 6
                                    

"Bi ini baso nya dimasukin sekarang? " Pada akhirnya kini Gita tengah memasak seblak bersama Bi Nana.

Beberapa menit setelah kepergian ibu dan kakak iparnya Bi Nana datang dengan banyak kantong keresek di genggaman kedua tangannya. Saat bertemu Gita di ruang keluarga, Bi Nana sempat bertanya apa ada yang ingin Gita makan. Dan akhirnya Seblak menjadi pilihan yang ingin Gita cicipi saat ini. Walau Bi Nana sempat menolak menu itu, karena Gita baru saja keluar dari rumah sakit. Namun, Gita bersikukuh agar Bi Nana mau membuatkannya sekaligus ia membantu, walau sekadar memotong dan memasukkan bahan bahan dibawah intruksi Bi Nana.

"Iya neng. Itu jangan lupa sama sayurannya juga neng. " Gita mengangguk, lalu memasukan potongan beberapa sayuran tersebut.

"Nah, sekarang masukkan bumbu nya sama sambelnya juga. Tapi neng jangan terlalu pedes ya. Neng kan baru sembuh takutnya nanti kenapa kenapa. " Bi Nana mengintruksi sambil menuangkan segelas air jeruk peras. "Iya bi, tenang aja gak bakal pedes kok. " Gita memasukkan bubuk bumbu yang telah disiapkan Bi Nana. Lalu, mengaduknya secara perlahan.

"Sebelum dikasih sambel cobain dulu bi. " Gita menyodorkan sesendok kuah seblaknya. "Hati hati panas bi. " Bi Nana menyeruput kuah tersebut dengan kedua alis mengerut. "Asiin banget neng. "

"Yahh gimana dong. " Gita memandang panik pada wajan yang penuh dengan kuah dan bahan lainnya. " Tambahin gula aja gitu ya bi? "

"Ehh! Jangan neng, mending ditambahin air. Terus nanti cobain lagi. "

Gita membawa segelas air dalam ukuran besar, "ohh oke bi. " Lalu menuangkannya hingga tampak penuh dengan kuah. Mengaduknya pelan, lalu mencoba mencicipi kembali.

                        ~♡ Mommy ♡~

Dua mangkuk seblak tersaji di meja bar depan kompor. Aromanya menggugah selera, siapa pun pasti tidak akan menolak cita rasa seblak. "Karena ini sisanya banyak neng, boleh gak bibi kasih ke pak Ucup sama pak Hasan? "

"Siapa lagi itu? " Gita baru saja menghirup aroma sedap dari seblak buatannya meskipun lebih banyak campur tangan Bi Nana.

"Itu pak Ucup yang ngurus kebun kecil di samping rumah. Dan pak Hasan sopirnya Den Gathan. Neng gak inget mereka? " Gita menggeleng  dengan pandangan bingung. "Tapi ini boleh bibi kasih sisanya? "

"Boleh, masih banyak juga itu gak bakalan habis kalau dimakan berdua. " Bi Nana lantas menuangkan seblak itu ke  dua mangkuk yang kosong.

Ketika Bi Nana berlalu dengan dua mangkuk seblak. Gita menambahkan sambal yang tersisa ke dalam mangkuknya, hari ini ia ingin sekali makan makanan pedas. Apa yang terjadi padanya membuat kepala pening maka dari itu Gita ingin memakan pedas untuk menyegarkan otaknya. Tak peduli meski nantinya Bi Nana akan menegurnya. Tak sampai lima belas menit Bi Nana kembali dengan satu mangkuk tersisa yang dia bawa kembali.

"Kenapa dibawa lagi bi? " Gita berbicara sambil mengunyah toping baso pada seblak. "Itu bibi lupa, pak Hasan kan lagi nganter Den Gathan sama anak anak. " Bi  Nana menyimpan mangkuk itu di meja makan. Hingga ia melihat mangkuk Gita yang merah karena ditambah lagi sambal. "Yaampun neng, itu kenapa jadi merah gitu."

"Ditambahin sambel bi. Makan seblak kalo gak pedes itu gak enak. "

"Tapi kan neng baru sembuh. Nanti kalau kenapa kenapa gimana? "

"Udah sehat kok bi, tenang aja. "

                       ~♡ Mommy ♡~

"Selain menanam beberapa bunga disini juga menanam sayuran. Di sebelah kanan itu ada daun bawang sama cabe." Seusai menikmati seblak, Gita dan Bi Nana pergi ke kebun kecil di bagian rumah ini. Karena rasa penasarannya selain itu sebelumnya mereka berkeliling bagian dalam rumah dilanjutkan ke bagian luar rumah.

Kebun kecil ini berada di samping rumah yang Gita perkirakan berukuran 2 X 4 meter. Terdapat rak di dinding dengan beberapa kotak yang berisi sayuran. Juga tanaman berada di bagian bawah rak rak tersebut. Sangat cantik dan rapi, selain itu kata Bi Nana jadi lebih Hemat pengeluaran untuk harga cabe yang saat ini sedang melonjak naik. " Oh ya bi Gita mau tanya sebenernya pekerjaan si- eumm maksudnya Gathan. Dia kerja apa? " Mereka berjalan ke bagian belakang rumah dimana terdapat kolam renang yang tidak begitu luas dan dua kursi tempat bersantai. " Kata Den Gathan dia itu seorang penjual jam tangan. "

"Cuma jualan jam tangan?. " Bi Nana mengangguk. "Iya neng. "

Rasanya kalau cuman sekedar penjual jam bagaimana mungkin ia mendapat rumah dengan fasilitas lima kamar tidur luas, kolam renang, kebun kecil, kolam ikan bahkan memiliki sebuah mobil. Rasanya hampir tidak mungkin. Atau..., " Apa si Gath-  eumm maksudnya Gathan pinjam uang ke bank?. "

"Hah? Maksudnya gimana neng? " Entahlah ngapain juga gue peduli sama kehidupannya si Gathan?

"Eumm nggak bi, udah lupain aja. "

                         ~♡ Mommy ♡~

Cessss~

Aroma gurih menyeruak memenuhi seisi dapur. Bi Nana tengah sibuk menggoreng ayam. Untuk makan malam, nanti walaupun masih lima jam lagi menuju magrib. Gita hanya memperhatikan gerak Bi Nana dari meja bar. Ketika memasak Bi Nana banyak bercerita mengenai dirinya yang katanya jago masak sama seperti Gathan, baginya itu terdengar mustahil. Selain itu Bi Nana membicarakan menu makanan favoritnya nasi uduk dengan ayam goreng. Juga makanan Favorit Gathan
Yang semuanya adalah olahan daging sapi dan juga minuman jus segar.

"Mommy!! " Aish dan Avin baru saja tiba berlari ke arahnya dengan teriakan juga kantong kresek yang dipegangnya. Gita tersentak lalu menoleh ke arah mereka berdua. Sedangkan Bi Nana hanya tersenyum, pemandangan itu tak asing baginya yang memang sudah bekerja sebelum kuda bocah itu lahir.

"Mommy, ini buat mommy ! " Kedua alis Gita mengerut. "Ini apa? " Gita membuka satu keresek yang diberikan Aish padanya. Terdapat dua roti dengan toping abon sapi dalam bentuk yang berbeda. Satu roti yang menggulung dan satu lagi berbentuk oval, juga sekotak yogurt strawberry. "Kamu beli ini? "

"Bukan, daddy yang beli buat mommy. Tadi kita pergi ke toko ice cream terus ke toko roti. " Gita baru tersadar di sudut bibir gadis kecil itu terdapat sedikit noda coklat.

"Ah itu mulut nya ada coklat sini dibersihin dulu. " Gita mengambil tisu di meja lalu menyusutnya. Sedangkan Avin hanya memperhatikan dengan donat yang sedang dimakan. Sebenarnya kedua anak kecil ini sangat menggemaskan walau sering kali membuat bising karena bertengkar selama ia tinggal di rumah ini.

"Mommy mau cuci tangan. " Avin menunjukkan tangannya yang sedikit kotor akibat noda dari donat yang dimakannya. "Hah? " Gita agak geli dengan sebutan mommy untuknya, sungguh.

"Tangan Avin kotor, gak suka. " Gita sedikit berpikir lalu membawa Avin pergi ke washtafel dan menyimpan kresek yang dibawa anak itu ke meja. Avin menaiki tangga kecil karena tak sampai dengan tinggi washtafel.

Byuurr~

Air mengalir dari kran lalu Gita menggosok tangan Avin sampai bersih. Setelahnya mereka kembali ke meja makan dimana Aish sudah duduk di kursi dan mengeluarkan sesuatu dari dalam kresek yang Avin bawa tadi.

Avin duduk di sebelah Aisha yang tengah membuka kotak kecil berisi mainan kecil. Dan Avin mengambil puzzle dari dalam kresek. "Kalian pulang sendiri terus si- eh eumm maksudnya daddy kemana? "

Dengan sibuk pada mainannya Aish menjawab, " Kita pulang sama pak Hasan mom, daddy tadi ada kerja jadi gak ikut pulang. Tadi udah bilang ke Bi Nana. "

Bi Nana yang baru saja menyimpan hasil karya di meja makan langsung memeriksa handphone miliknya. "Ah iya neng ada pesan masuk ke hp bibi. Katanya den Gathan hari ini pulang telat. "

"Ooo." Gita hanya mengangguk angguk. "Aish sama Avin mau makan sekarang atau nanti? Biar bibi siapin"

"Nanti bi "

                        ~♡ Mommy ♡~

T231220,10.23

Haii:)









                          










MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang