Selamat membaca
.
.
..
.
.Klotak ...
Buku yang dipegang Valerie terjatuh ke lantai, tangan Valerie bergetar hebat, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. "Kamu sangat menyebalkan Atma! Kamu sangat menyebalkan!" lirihnya sambil memegangi dadanya yang terasa sedikit ngilu.
Valerie semakin tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, napasnya mulai terasa sesak, dan pandangan matanya sudah mulai memburam. "Sakit!" lirihnya sambil memegangi dadanya. Disela-sela kesadaran yang tersisa Valerie berjalan tertitih menuju meja rias, dimana Ia menyimpan ponsel miliknya, lalu kemudian Ia menekan nomor darurat yang tidak lain adalah nomer tantenya sendiri.
"Halo" terdengar suara dari balik sambungan telepon.
Valerie sedikit merasa lega, biasanya tantenya ini sangat sulit untuk dihubungi. "Tante tolong ..." lirih Valerie tercekat menahan sakit dijantungnya.
"Vale? Kamu kenapa? Tunggu sebentar, tante kesana sekarang" ucapnya terlihat panik lalu menutup sambungan telepon Valerie.
Valerie terduduk lemah dilantai, jantungnya masih terasa sakit, napasnya masih terasa sangat sesak, pandangannya menjadi semakin kabur. "Atma ..." lirihnya lemah. Disisa-sisa kesadarannya, Valerie melihat bayang-bayang Atma muncul didepannya, menatapnya dengan sorot mata yang sangat teduh menenangkan yang selama ini Ia rindukan.
"Aku sangat merindukanmu, tolong bawa aku masuk kedalam duniamu, Atma Anggasta ... " lirih Valerie kemudian Ia menutup matanya tak sadarkan diri.
-Sudut Tersepi Bumi-
Jakarta, 15 Februari 2015
"Menyebalkan! Dia sangat menyebalkan!" Valerie menggerutu kesal dalam kelasnya.
Bima yang melihat raut wajah kesal Valerie langsung mendekati lalu duduk disampingnya. "Kenapa lo? Mukanya kaya bajunya Atma, kusut!" ucapnya sedikit mengejek.
Mendengar ucapan Bima, membuat Valerie langsung menatap tajam kearahnya. "Dari pada lo, udah muka kusut, hatinya juga kusut!" balas Valerie tidak terima Atma diejek oleh Bima, ayolah Atma tidak seperti itu, dia selalu tampil dengan rapi, wangi, bersih dan sangat tampan tentunya.
"Bercanda Vale ..." ucap Bima sambil mengacak-acak rambut Valerie gemas.
Melihat Bima yang berani mengacak-acak rambutnya yang sudah Ia tata rapi dari pagi membuat kekesalannya bertambah dua kali lipat. "Jangan acak-acak! Apasih nyebelin banget" ketusnya lalu kembali merapikan rambutnya. Bima tidak seperti Atma yang suka mengelus pelan rambutnya.
Bima menarik napasnya dalam, sangat sulit sekali mendekati Valerie, padahal Bima merasa kalau Ia lebih dari Atma. "Val?" panggil Bima membuat Valerie menatap kearahnya. "Kenapa lagi Bima ..." balas Valerie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Tersepi Bumi (TELAH TERBIT)
Teen FictionAku berhasil menulisnya ... Menulis kisahmu yang sangat sedih dan pilu ... Menulis semua diksi indah yang keluar dari mulutmu ... Menulis semua rasa sakit yang selalu menghantuimu ... Aku mengabadikan kisahmu, dalam karyaku ... ...