Selamat membaca
.
..
."Lalu, apakah Atma akhirnya benar-benar tau?" Dokter Riri bertanya penasaran.
Valerie terdiam sejenak, lalu kemudian dia melirik jam yang menempel di dinding kamarnya, waktu sudah menunjuk pukul enam sore, sinar mentari mulai meredup di balik jendela. Pikirannya berkecamuk, dan dia merenung dalam-dalam tentang arti dari keheningan yang meliputi ruangan kecil itu. "Ya, dia akhirnya tau" balasnya singkat membuat rasa penasaran Dokter Riri semakin besar.
"Bagaimana reaksinya saat tau tentang hal itu?" Lagi-lagi Dokter Riri kembali bertanya penasaran.
"Diam" balas Valerie.
Dokter Riri mengerutkan keningnya heran, jawaban Valerie tidak seperti apa yang dia pikirkan. "Atma hanya diam?" tanyanya lagi.
Valerie mengangguk lemah, dia bahkan masih ingat ekspresi wajah Atma saat itu. "Iya, dia hanya diam, lalu tersenyum manis,"
"Kemudian dia berkata padaku, Vale setelah ini ayo kita kembali berpetualang, aku ingin mengajakmu melihat tarian burung merpati" lanjut Valerie sambil tersenyum tipis mengingat kenangan manis bersama Atma.
-Sudut Tersepi Bumi-
Jakarta, 01 November 2016
Valerie membuka mata dengan perlahan, kebingungan menyelimuti pikirannya seiring dengan cahaya yang memenuhi ruangan yang berlatar putih itu. Suara detak jantung dan derap langkah perawat yang lewat menyatu dalam kesunyian. Lalu tiba-tiba ekspresinya berubah, tergantikan oleh ekspresi keheranan ketika menyadari bahwa dia berada di ruang perawatan medis.
Di sisi tempat tidurnya, Valerie melihat Atma menggenggam tangannya erat dengan mata yang terpejam, Valerie merasakan ketenangan mengalir dari sentuhan Atma, dan meskipun kebingungan masih melingkupi pikirannya, kehadiran Atma memberinya keyakinan yang mendorongnya untuk memejamkan mata sejenak, menangkap kenyamanan dalam kehadiran yang setia di sampingnya.
Baru saja memejamkan mata, tiba-tiba terdengar suara deritan pintu terbuka, disana terlihat Lena datang membawa tas besar yang isinya adalah baju ganti dan keperluan lainnya. "Vale?" ucapnya pelan melihat Valerie sudah membuka matanya.
"Stt..." bisik Valerie mengode kakaknya untuk memelankan suaranya, mata Valerie kemudian melirik ke arah Atma yang masih memejamkan mata sambil menggenggam erat tangannya.
Melihat itu, Lena langsung tersenyum tipis, kemudian dia mengacungkan jempolnya sebagai tanda bahwa dia paham dengan apa yang Valerie maksud. Lena menaruh tas besarnya lalu duduk disofa.
"Kasian, semalaman dia jagain kamu" ucap Lena pelan.
Mendengar ucapan Lena membuat Valerie membulatkan matanya, dia akhirnya mengingat kejadian sebelum dia benar-benar hilang kesadaran, lalu kemudian Valerie kembali melihat Atma, betapa terkejutnya dia saat melihat Atma yang masih menggunakan baju yang terakhir kali dia lihat sebelum pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Tersepi Bumi (TELAH TERBIT)
Teen FictionAku berhasil menulisnya ... Menulis kisahmu yang sangat sedih dan pilu ... Menulis semua diksi indah yang keluar dari mulutmu ... Menulis semua rasa sakit yang selalu menghantuimu ... Aku mengabadikan kisahmu, dalam karyaku ... ...