Selamat membaca
.
..
."Vale!" Teriak Dela dengan keras ketika melihat Valerie turun dari bus dan berjalan menuju ke arahnya.
Mendengar teriakan itu, Valerie segera mencari sumber suara, dan dia melihat Dela sedang melambaikan tangannya dari dalam kafe. Dengan langkah pasti, Valerie berjalan menuju tempat Dela berada. "Maaf ya Del, aku ganggu kamu di jam kerja."
Dela tersenyum tipis kearah Valerie. "Santai aja Val, apasih yang engga buat penulis kesayangan kita semua ini" ucapnya sambil terkekeh.
"Jadi, hal penting apa yang harus kita bicarakan kali ini?" Tanya Dela mengingat kalau Valerie ingin membicarakan satu hal penting tentang naskah yang akan diterbitkan ditempat kerjanya.
Valerie terdiam sejenak, lalu kemudian ia mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasnya. Melihat itu membuat Dela mengerutkan keningnya heran, buku yang dikeluarkan Valerie terlihat seperti buku diary yang sudah sangat kusam, buku itu berwarna hitam dan ada sebuah judul besar tercetak jelas dibagian covernya.
Dela menyipitkan matanya, ia berusaha membaca tulisan tersebut. "Sudut tersepi bumi."
Setelah membacanya Dela langsung menatap wajah Valerie dengan tatapan tidak percaya. "Val, jangan bilang kalau ... " ucapnya terpotong.
Valerie mengangguk lemah, hal itu membuat Dela menutup mulutnya tidak percaya. "Gue ngga mau tau Vale, pokoknya sudut tersepi bumi harus terbit di penerbit mentari" ucapnya semakin yakin untuk menerbitkan karya indah itu ditempat ia berkerja.
"Gue ngga akan rela kalo karya sekeren itu harus terbit dipenerbit lain!" Lanjutnya dengan keyakinan penuh.
"Seminggu." Ucap Valerie membuat Dela kembali menatapnya.
"Tolong beri aku waktu seminggu lagi Del, aku janji setelah seminggu, aku akan membuat keputusan yang pasti" lanjut Valerie.
Valerie menarik napasnya panjang, kemudian menghembuskannya perlahan. "Aku harus tau, apakah Atma sengaja meninggalkan ini semua? Dan apa alasan dia melakukannya? Apakah dia ingin aku benar-benar mengabadikan kisahnya?"
"Aku harus tau jawabannya, aku akan menerbitkan kisah ini, dengan syarat, aku harus mendapatkan izin dari Atma," ucap Valerie yakin dengan keputusannya.
"Dari Atma, sang pemilik kota kura-kura." Lanjut Valerie.
-Sudut Tersepi Bumi-
Jakarta, 11 November 2016
Valerie membuka mata perlahan-lahan, merasa kebingungan saat melihat langit-langit putih yang tidak dikenal. Dia merasakan sakit di kepalanya dan mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi. "Di mana aku?" gumamnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Tersepi Bumi (TELAH TERBIT)
Novela JuvenilAku berhasil menulisnya ... Menulis kisahmu yang sangat sedih dan pilu ... Menulis semua diksi indah yang keluar dari mulutmu ... Menulis semua rasa sakit yang selalu menghantuimu ... Aku mengabadikan kisahmu, dalam karyaku ... ...