Ambang Kegelapan

3.6K 358 70
                                    

Selamat membaca
.
.

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Malangnya nasibmu" lirih lelaki itu merasa iba.

Valerie mengusap air matanya lalu menatap wajah lelaki didepannya lekat. "Iya kamu benar, malang sekali nasibku" balas Valerie tercekat.

"Aku minta maaf, tidak seharusnya aku menyebarkan kisah berharga milikmu itu pada pembacaku, aku akan mengembalikannya padamu, aku juga akan menghapus ceritanya dari lapak platfrom online milikku" lanjutnya membuat Valerie bisa sedikit bernapas lega.

"Bisa kalian berdua tunggu sebentar disini? Aku mau pulang mengambil naskah yang aku ambil, kebetulan rumahku berada di dekat sini" ucapnya lagi.

Dela dan Valerie langsung mengangguk setuju, laki-laki itupun kemudian langsung pergi untuk mengambil naskah milik Valerie. Setelah beberapa saat menunggu dalam keresahan, laki-laki itu akhirnya datang kembali ke caffe sambil membawa naskah tersebut ditangannya.

"Ini, milikmu" ucapnya sambil menyerahkan naskah tersebut pada Valerie.

"Aku juga sudah menghapus cerita itu dari lapak platfrom milikku, kalau tidak percaya, kalian boleh memeriksanya" lanjutnya.

Valerie menerima naskah itu lalu kembali menatap wajah laki-laki itu lekat. "Terima kasih banyak" ucapnya.

"Kamu tidak perlu berterima kasih, dari awal memang itu adalah milikmu, aku yang seharusnya minta maaf" balas laki-laki itu merasa menyesal.

Melihat hal itu membuat Dela dan Valerie saling beradu pandang. "Ngga papa Mas, kalau begitu kita duluan ya, terima kasih banyak atas kerja samanya" balas Dela lalu menarik tangan Valerie supaya keluar dari caffe, namun belum satu langkah mereka berjalan, laki-laki itu berkata sesuatu yang membuat Valerie langsung menghentikan langkahnya.

"Mbak, dengan masih bisa bertahan sampai sekarang kamu benar-benar hebat, teruslah bertahan, aku akan menjadi salah satu penggemar beratmu" ucapnya membuat mata Valerie berkaca-kaca.

"Kalau kamu tidak bisa bertahan untuk dirimu sendiri, maka setidaknya bertahanlah demi aku, penggemarmu." lanjutnya.

Valerie tak kuasa menahan tangis, dia sangat terharu mendengar ucapan dari laki-laki tersebut, Valerie akhirnya mengangguk sebagai balasan, dia tidak tahu harus menjawab bagaimana. Dela kembali menarik tangan Valerie supaya keluar dari caffe.

"Sumpah gue lega banget Val" ucap Dela sambil mengelus dadanya.

Tidak ada jawaban dari Valerie, dia terdiam memikirkan ucapan laki-laki tadi, lalu kemudian ponsel milik Valerie berbunyi, Valerie mengambil ponselnya dalam tas lalu menerima panggilan telpon tersebut. "Halo" ucapnya menyapa.

Mata Valerie membulat mendengar suara seseorang dibalik telpon. "Mbak Lena?"

-Sudut Tersepi Bumi-

Sudut Tersepi Bumi (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang