Kutukan Bedebah Gila

3.2K 359 100
                                    

Selamat membaca
.
.

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Dalam keheningan yang menyiksa, Lena duduk dengan penuh kekhawatiran di sisi tempat tidur, menantikan Valerie membuka mata indahnya dengan hati yang gelisah. Dengan tangan yang gemetar, ia memegang erat tangan sang adik, berusaha untuk mengalirkan kehangatan dan dukungan melalui sentuhan lembutnya.

Wajahnya mencerminkan kombinasi dari kekhawatiran dan harapan, sementara napasnya terhenti sesaat setiap kali Valerie bergerak atau mengeluarkan suara pelan. Hujan menjadi semakin deras diluar, derasnya hujan seakan menyatu dengan gelapnya malam, suara guntur saling bersahutan membuat semua orang tidak berani keluar dari rumah mereka.

Lena menghembuskan napasnya lelah, mengingat hal yang terjadi pada Valerie beberapa saat yang lalu membuatnya resah. Lena merasa ada yang salah dengan kesehatan mental adiknya, dan dia merasa kalau ini harus ditangani secepatnya.

Engh ...

Suara lenguhan terdengar dari mulut Valerie membuyarkan lamunan Lena. "Vale?" panggil Lena berusaha membangunkan adiknya.

"Mbak ..." lirih Valerie mulai membuka mata. "Hujan" lanjutnya pelan membuat mata Lena kembali berkaca-kaca.

"Vale laper?" tanya Lena mengubah topik pembicaraan, Lena berusaha mengalihkan perhatian Valerie dari derasnya air hujan.

"Vale mau es krim rasa vanilla, kamu rasa yang lain ya, biar aku bisa nyoba juga" balas Valerie membuat Lena semakin tersiksa.

Lena membuang muka berusaha menyembunyikan air matanya, lalu dengan senyuman palsunya dia berkata. "Mbak bikinin sop ayam aja mau ngga? Dulu kamu suka banget sama sop ayam buat mbak Lena"

Valerie menatap Lena dalam, tatapan matanya terlihat sangat kosong, seakan dia berada didunia lain yang tercipta sendiri dalam otaknya. Lalu akhirnya Valerie mengangguk lemah, mungkin kesadarannya sudah mulai pulih dan kembali pada dunia nyata.

Melihat itu membuat Lena bisa sedikit tersenyum lega. "Sebentar ya, mbak bikinin dulu" ucapnya lalu berjalan kearah dapur.

Saat sampai didapur, Lena langsung membuka lemari es dan mencari bahan makanan yang bisa dijadikan sup ayam, tatapan matanya terlihat kaget melihat betapa penuh dan lengkapnya bahan makanan di lemari es milik adiknya. Lalu kemudian dia teringat tantenya, pasti yang melakukan ini semua adalah tantenya, tidak mungkin Valerie yang membeli itu semua.

Saat sedang asyik memasak di dapur, tiba-tiba mata Lena tertuju pada sebuah rantang di sudut meja, membangkitkan gelombang kenangan pahit yang langsung muncul tanpa aba-aba. Senyumnya memudar begitu ia mengingat bagaimana rantang itu dulu selalu penuh dengan makanan lezat yang disajikan dengan penuh cinta olehnya, untuk dibawakan ke sawah tempat Hendra dan Atma berkerja. Kini, dalam keheningan dapur, ia merasakan kehadiran yang kosong dan rindu akan sosok yang dulu selalu membuatnya bahagia.

Sudut Tersepi Bumi (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang