Selamat membaca
.
.
..
.
.Valerie membuka matanya perlahan, hal yang Ia lihat pertama kali setelah membuka matanya adalah tembok berwarna hitam putih elegan, Valerie berada dikamarnya. Valerie menatap sekeliling dan disana terlihat tantenya sedang memakan buah apel sambil menonton tv kecil yang berada dikamarnya. "Tante?" panggil Valerie membuat perempuan itu menoleh kearahnya.
"Vale udah bangun?" ucapnya lalu berjalan mendekati Valerie.
Valerie mengangguk lemah sebagai balasan. "Vale kan tante bilang, kamu tinggal sama tante aja, disini kamu sendirian Vale, tante ngga bisa kalo harus bolak-balik ngunjungi kamu, tante sibuk Val" ucapnya sedikit merasa kesal.
Valerie menunduk lemah, dia merasa tidak enak sudah merepotkan tantenya. "Maaf udah ngerepotin tante, tapi Vale ngga mau keluar dari rumah ini" ucapnya.
Tante Valerie menarik napasnya lelah, keponakannya ini memang sangat keras kepala. "Vale, kondisi kamu masih belum normal, kamu harus dapat pengawasan yang lebih, kalo kamu disini sendirian hal-hal kaya gini bisa terjadi lagi, untung hari ini ada tante, kalo ngga ada gimana?" ucapnya berusaha memberi pengertian.
Valerie terdiam, tantenya sangat benar, tapi Ia juga tidak bisa meninggalkan rumah ini, rumah dengan sejuta kenangannya, Valerie tidak mungkin meninggalkan semua kenangannya.
-Sudut Tersepi Bumi-
Jakarta, 15 Februari 2015
"Rumah sakit mana?" suara Valerie tampak bergetar mendengar kabar dari tetangganya.
"Tadi sih Hendra bilangnya rumah sakit terdekat, berarti di rumah sakit permata" balasnya.
Atma yang mendengar itu langsung menarik tangan Valerie lalu mendudukannya diboncengan sepedanya. "Ayo Vale, aku antar kerumah sakit" ucapnya lalu mulai mengayuh sepedanya.
Valerie mengangguk lemah Ia melingkarkan tangannya keperut Atma, Ia menyembunyikan wajahnya yang berurai air mata dipunggung Atma. "Atma ... Kalo bapak kenapa-kenapa aku gimana? Aku ngga punya siapa-siapa Atma ..." lirih Valerie disela-sela isak tangisnya.
Mendengar tangisan Valerie membuat hati Atma terasa sangat sakit, Ia tidak suka melihat air mata Valerie. "Vale jangan ngomong gitu ya, aku yakin bapak ngga papa" ucap Atma sedikit tercekat karena napasnya tidak beraturan, Valerie mengeratkan pelukannya karena Atma semakin mengencangkan ayuhan sepedanya.
Setelah sekitar sepuluh menit akhirnya mereka berdua sampai dirumah sakit, Atma menaruh sepedanya diparkiran lalu menggandeng Valerie untuk masuk kedalam rumah sakit, disana terlihat kakak Atma sedang duduk diruang tunggu. "Mas Hendra!" Atma berteriak memanggil kakaknya lalu berlari mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Tersepi Bumi (TELAH TERBIT)
Teen FictionAku berhasil menulisnya ... Menulis kisahmu yang sangat sedih dan pilu ... Menulis semua diksi indah yang keluar dari mulutmu ... Menulis semua rasa sakit yang selalu menghantuimu ... Aku mengabadikan kisahmu, dalam karyaku ... ...