Pantulan Cahaya Terindah

2.9K 250 41
                                    

Selamat membaca
.
.

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Kring ...

Suara ponsel milik Valerie berbunyi keras. Valerie menggeliat dalam tidurnya, dengan mata yang masih setengah terpejam, Valerie meraba kasurnya mencari letak ponselnya berada.

Setelah berhasil menemukan ponselnya di samping bantal, Valerie melihat nama Dela tertera jelas dilayar ponselnya, lalu kemudian ia mengangkat telepon tersebut dengan suara yang masih terdengar lemas. "Halo?" sapanya pelan.

"Halo Val! Maaf, gue harus ganggu lo pagi-pagi, ada hal yang harus lo tau secepatnya, dan ini hal penting." Ucap Dela menggebu.

Mendengar kalimat itu membuat mata Valerie langsung terbuka lebar. "Enggak apa-apa, Del. Hal penting apa?"

"Jadi kemarin gue ngebahas naskah lo sama bos gue. Dia suka banget dan minta konfirmasi secepatnya"

Valerie terdiam sejenak. Suasana hatinya berubah menjadi ragu ketika mendengar usulan untuk mengajukan naskah ke penerbit tempat Dela bekerja. Naskah itu bukan hanya sekadar kumpulan kata-kata, melainkan juga bagian dari kenangan manis dan sedih bersama Atma.

"Del, aku ragu. Mungkin karena ini bukan cuma tentang buku, tapi juga tentang masa lalu yang terlalu pilu" balas Valerie membuat Dela terdiam.

"Gue ngerti, Val. Tapi lihatlah ini sebagai kesempatan untuk meraih sesuatu yang lebih baik. Kita bisa atur supaya lo nggak merasa terbebani. Dan lo harus selalu inget, kalau gue selalu dukung semua keputusan yang lo ambil" ucap Dela berusaha meyakinkan Valerie.

"Apa Atma akan suka kalau kisahnya diketahui banyak orang?" Valerie bertanya pelan, pertanyaan yang tidak akan bisa dijawab oleh Dela.

"Gue ngga tau Val, tapi semua orang yang membaca kisah ini pasti akan memuja sosok Atma, dia pasti akan dicintai oleh para pembaca" balas Dela masih berusaha meyakinkan.

Valerie menarik napasnya panjang, kemudian menghembuskannya perlahan. "Del, bisa kita bertemu hari ini?" Tanya Valerie membuat Dela sedikit terkejut.

"Hari ini? Mau apa?" tanya Dela penasaran.

"Aku ingin membicarakan hal penting mengenai naskah sudut tersepi bumi" balas Valerie pelan.

-Sudut Tersepi Bumi-

Jakarta, 09 November 2016

Valerie menghela napas lega saat akhirnya menyelesaikan kelasnya yang terakhir di perkuliahan. Ruangan itu penuh dengan aroma keringat dan tumpukan tugas yang telah berhasil dia taklukkan selama dua jam lalu. Ia merasa seperti seorang pejuang yang akhirnya pulang dari medan perang.

Valerie merasakan sesuatu yang tidak lazim saat dia melangkah keluar dari kelasnya. Sebuah rasa sakit yang tiba-tiba menyelinap ke dadanya, menyebabkan sesak napas yang teramat sangat ia rasakan. Dia memegang dadanya sebentar, mencoba menenangkan diri. "Kumohon Tuhan, setidaknya izinkan aku bertahan sampai 12 permintaan itu bisa diwujudkan oleh Atma" batin Valerie sambil mencoba meresapi setiap hembusan udara di sekitarnya.

Sudut Tersepi Bumi (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang